B A B I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Belajar merupakan suatu hal yang bisa bagi seseorang.
Mendengar kata belajar, yang terlintas difikiran pada umumnya adalah sekolah.
Mengapa? Hal ini terjadi karena pada umumnya aktivitas belajar itu kebanyakan
di lakukan di sekolah. Mulai pagi hari hingga sore hari.
Pelajar remaja
zaman sekarang, semangat belajarnya sudah mulai berkurang. Banyak pelajar yang
merasa terikat, begitulah pada kenyataannya. Tergesa-gesa berangkat sekolah,
masuk kelas, makan siang, masuk kelas lagi, bercanda dikoridor sekolah, masuk
kelas lagi, ngobrol dengan teman dan masuk ke kelas lagi untuk mengikuti
mata pelajaran. Sepulang sekolah,
mungkin masih banyak lagi aktivitas yang lain, misalnya mengikuti beberapa
les-les private, latihan, olaharaga, drama, kesenian, klub, dan berbagai
aktivitas lainnya.
Namun, pernahkah
terlintas difikiran, mengenai melakukan pembelajaran alternatif? Pembelajaran alternatif
atau belajar di luar sekolah, tidak selalu berarti pendidikan yang unik, baru,
atau aneh. Akan tetapi, makna dari pembelajaran alternatif hanyalah mencari
sesuatu yang lain, yang belum diajarkan di kelas dan di dalam kegiatan
ekstrakurikuler. Dengan kata lain, pelajar tersebutlah yang menentukan apa yang
ingin dipelajari.
Pembelajaran alternatif
ditujukan bagi remaja yang menginkan sesuatu yang lebih. Belajar di luar
sekolah adalah cara untuk menemukan hal yang ingin diketahui, dengan tidak
hanya mengharapkan pelajaran yang diwajibkan oleh sekolah saja.
Dengan melakukan sesuatu yang berbeda, diharapkan para
pelajar dapat merasakan sesuatu yang berbeda dimana bisa memperbaharui energi
dan membantu pelajar menjadi lebih bertanggung jawab.
1.2
Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di muka,
pembatasan masalahnya sebagai berikut.
1.
Apakah dengan melakukan belajar
di luar sekolah / pembelajaran alternatif memberikan pengaruh yang besar bagi
seseorang?
2.
Apakah pembelajaran alternatif
dapat menjadi suatu hal yang wajib dan perlu dilakukan oleh seorang pelajar?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1.
Mengetahui bagaimana sebenarnya
belajar diluar sekolah
2.
Mengetahui seberapa besar
pengaruh dari belajar diluar sekolah
3.
Mengetahui tingkatan semangat
belajar dari anak-anak yang mampu bersekolah dengan anak-anak yang tidak mampu
bersekolah
B A B II
PEMBAHASAN
2.1
Belajar di Sekolah dan di Luar Sekolah
Dalam belajar di sekolah, para pelajar mengalami proses
belajar mengajar. Dimana, para pelajar belajar mengenai suatu hal dari
seseorang yang disebut dengan guru. Guru mengajarkan suatu materi kepada para
pelajar. Sehingga dalam hal ini, telah terjadi proses belajar mengajar antara
guru dengan para pelajar.
Dalam pemberian materi yang dilakukan oleh guru, ada
aturan waktunya. Dimana, seorang guru itu tidak sembarang masuk ke dalam kelas
untuk memberikan suatu materi. Akan tetapi, seorang guru akan masuk ke satu
kelas sesuai dengan waktu atau jadwal yang telah ditentukan, yang dimana,
sering disebutkan dengan roster mata pelajaran.
Di dalam roster mata pelajaran, telah diatur kapan
seorang guru untuk menyampaikan materi pelajarannya kepada pelajar. Yang
tertera di dalam roster itu adalah waktu, hari, nama guru serta bidang studi
yang akan di bawakan, dan kelas yang akan dimasuki. Misalnya, pada hari jumat, les mata pelajaran
pertama, Ibu Hj. Zuriani Tanjung dengan bidang studi Bahasa Indonesia masuk ke
kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Padangsidimpuan. Begitu juga dengan hari-hari
lainnya.
Di dalam sekolah, untuk mendapatkan suatu materi itu,
pelajar di atur dengan adanya roster. Dimana, dengan adanya roster tersebut
aktivitas seorang pelajar didalam sekolah itu telah diatur. Pada saat kapan si
pelajar tersebut akan menerima suatu materi, mengakhiri suatu mata pelajaran,
istirahat, dan mengakhiri sekolahnya. Sehingga, ada sebagian pelajar yang
mungkin merasa agak jenuh dengan aktivitas yang harus ia lakukan setiap hari
dengan berulang-ulang kali.
Seorang pelajar itu, sebenarnya membutuhkan suatu
inovasi baru untuk lebih memantapkan pengetahuannya. Pelajar membutuhkan suatu
cara mendapatkan pelajaran dengan cara lain sebagai pendorong semangat
belajarnya. Sesuai dengan judul dari makalah ini, yaitu “Belajar tidak hanya di
sekolah”.
Seorang pelajar dapat melakukan aktivitas belajar di
luar sekolah. Belajar di luar sekolah itu sangat berbeda dengan belajar di
sekolah. Di sekolah, para pelajar telah di atur untuk menerima suatu materi
pada waktu yang telah di tentukan. Berbeda halnya dengan belajar di luar
sekolah.
Belajar di luar sekolah, tidak diatur sama sekali kapan
waktu pelajar untuk mendapatkan suatu materi tersebut. Dengan kata lain,
pelajarlah yang menentukan kapan ia akan menerima suatu materi dari cara
belajarnya tersebut. Dan pelajar itu sendiri yang menentukan dimana ia akan
menerima materi tersebut. Pelajar itu juga yang akan mengambil kesimpulan dari
materi yang telah ia dapatkan.
Pelajar yang belajar di luar sekolah, tidak haruslah
pelajar yang berasal dari pelajar yang belajar di sekolah. Semua orang, baik
anak-anak, remaja, orang dewasa, bahkan orang yang tidak mampu sekalipun bisa
menjadi pelajar yang belajar di luar sekolah. Mereka semua dapat menjadi
pelajar tidak hanya di sekolah, melainkan di luar sekolah dengan berbagai cara.
2.2 Bentuk-Bentuk Belajar di
Luar Sekolah
Berikut ini akan di bahas bentuk – bentuk belajar di
luar sekolah.
a.
Menjadi Sukarelawan
Sukarelawan adalah roda penggerak organisasi nirlaba
hingga bisa berjalan mulus. Masjid, gereja, dan organisasi keagaamaan juga
menjadi motor penggerak proyek pelayanan, mulai dari program pengumpulan dana,
konseling, hingga distribusi bahan makanan untuk mereka yang membutuhkan.
Imbalan seperti apakah yang diperoleh para sukarelawan
setelah melakukan pelayanan? Uang? Bukan. Ketenaran dan kejayaan? Bukan.
Perasaan puas dan bahagia? Pasti. Para sukarelawan
tidak hanya mendapatkan kebahagiaan
karena dapat menyumbangkan sesuatu, tetapi mereka juga berkesempatan untuk
lebih mengenal diri sendiri dan dunia ini melalui kerja keras dan dedikasi.
Dengan menjadi sukarelawan, tentunya banyak yang dapat
pelajar ambil hikmah yang positif. Tidak begitu memaksakan otak dan tidak
terlalu mengikat. Sehingga pelajar pun merasa lega dengan suatu hal yang baru
mungkin ia dapatkan.
Menjadi sukarelawan adalah salah satu cara pembelajaran alternatif,
sebab:
1.
Pelajar akan bertemu dengan
orang dari beragam usia dan latar belakang
2.
Pelajar bisa berkenalan dengan
beragam sudut pandang dan posisi
3.
Pelajar akan melihat bagaimana
orang-orang mengatasi masalah dan penderitaan
4.
Pelajar akan teruji dan
menyadari bahwa kemampuan ternyata lebih dari yang pelajar pikirkan sebelumnya
5.
Pelajar akan menguasai berbagai
keterampilan baru
6.
Pelajar akan memandang hidupnya
secara berbeda
7.
Pelajar akan memiliki kegiatan
baru untuk didiskusikan
b.
Pembelajaran Jarak jauh
Pembelajaran jarak jauh dan pelajaran melalui
korespondensi sering kali diartikan sama, keduanya adalah hal yang berbeda.
Pelajaran melalui korespondensi (dikenal juga sebagai pembelajaran mandiri)
dilakukan sepenuhnya melalui surat
atau via komputer. Para pelajar menggunakan
email untuk mendaftar kelas, membeli buku teks, atau menyerahkan tugas,
tergantung pada pelajarannya.
Pembelajaran jarak jauh sedikit berbeda dengan
korespondensi berdasarkan teknologi yang digunakan. Para pelajar berpartisipasi
dengan cara login ke sebuah ruang “chat” atau “rapat” dengan ahli melalui
konferensi video. Halaman web milik kelas pelajar bisa berisi daftar
tugas-tugas, teman-teman sekelas, bisa saling kirim email pada waktu mereka
mengerjakan tugas. Semua teknologi ini memungkinkan belajar dilakukan dengan lebih
interaktif dibandingkan belajar pada umumnya.
Namun, dalam melakukan pembelajaran jarak jauh ini,
pelajar harus pandai untuk membedakan mana yang berdampak positif baginya dan
mana yang berdampak negatif baginya. Hal itu, dikarenakan dalam pembelajaran
ini mendominankan untuk menggunakan teknologi yang canggih seperti saat ini.
c.
Mencari Mentor dan Menjadi
Mentor
Istilah mentor
menimbulkan berbagai pandangan. Sebagian berpandangan yaitu teman kepercayaan,
tokoh panutan yang diteladani, seseorang yang bisa membantu mengejar impian
mereka dan meraih tujuan mereka. Beberapa remaja ingin mentor memperkenalkan
mereka dengan karier dan membantu mereka untuk berhasil. Sebagian orang
memerlukan teman dekat yang bisa dipercaya, sedangkan yang lain mencari
seseorang yang bisa mengembangkan kepibadian mereka.
Dalam memilih mentor sebaiknya ikutilah langkah-langkah
berikut ini.
1.
Bersikaplah bersahabat dan
jujur
2.
Jelaskan jenis hubungan apa
yang sedang di cari
3.
Tanyakan langsung kepadanya
apakah dia mau menjadi mentor kita
4. Tentukan seberapa sering akan bertemu untuk melakukan mentoring
Banyak remaja bekerjasama dengan para mentor untuk :
·
Menyelesaikan masalah sekolah
·
Mengisi waktu luang dengan
berbagai kegiatan yang positif
·
Meninggalkan perilaku yang
merugikan, seperti, merokok, minum-minuman, dll.
·
Merencanakan pendidikan di
perguruan tinggi
·
Menatap masa depan dengan cara
pandang yang lebih cerah
Dengan memiliki mentor, memang sedikit banyaknya manfaat
yang di dapat. Pelajar dapat berbagi dengan mentornya, sehingga dengan
melakukan mentor tersebut ada cara belajar lain yang ia dapatkan. Tidak harus
secara akademis atau berada di sekolah terus menerus. Belajar dengan mentor
juga sangat besar manfaatnya.
d.
Kerja Bayangan
Kerja bayangan pada seorang profesional di bidang yang
di minati adalah jalan pintas dan mudah untuk merasakan seperti apa pekerjaan
yang kelak pelajar inginkan. Terlebih lagi ini adalah kesempatan bagus untuk
mengenal lingkungan kerja, bertemu orang baru, dan merasakan kehidupan nyata di
luar sekolah.
Ketika pelajar membayangi seorang profesional, pelajar
tersebut menghabiskan satu hari dengan pemandunya tersebut. Mengikutinya kemana-mana,
mengamati, belajar, dan mengajukan pertanyaan. Pelajar tidak harus melakukan
pekerjaan apa pun, kecuali pelajar memang menginginkannya. Sebaliknya, pelajar
menyaksikan dan membentuk opini. Pelajar menentukan apakah pekerjaan itu
menarik baginya dan apakah pelajar tersebut dapat menguasainya. Pelajar boleh
melihat langsung tempat kerjanya, tanggung jawabnya dan berbagai kemampuan yang
dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan itu dengan baik.
Kerja bayangan mirip dengan pangamatan realitas. Pelajar
berkesempatan melihat suatu pekerjaan dengan nyata, bukan seperti gambarannya
di TV, buku, atau dalam film-film. Bukan seperti yang digambarkan oleh ibu atau
ayah si pelajar. Dan bahkan bukan seperti yang pelajar bayangkan sendiri. Hal
ini akan memberikan pelajar cara pandang baru tentang pekerjaan sehari.
e.
Praktik Kerja Lapangan (PKL)
PKL bisa menjadi kesempatan bagus untuk menguji diri
sendiri dan mencoba melakukan sesuatu yang unik. Pelajar juga tidak harus duduk
di kelas 11 atau 12 untuk mendapatkannya. Sekarang semakin banyak pelajar
sekolah menengah yang lebih mudah mencari kesempatan praktik kerja untuk
memperkaya pendidikannya, mengeksplorasi karier yang potensial, dan mendapatkan
pengalaman yang dapat memperbaiki daftar riwayat hidup atau formulir pendaftaran
perguruan tinggi.
Dari pada menghabiskan waktu libur panjang dengan
bermalas-malasan atau menjaga anak seseorang di rumahnya, lebih baik pelajar
tersebut menghabiskan waktu liburnya dengan bekerja dengan para profesional
yang bersedia berbagi pengalaman dan keahliannya. Dan jika pelajar praktik
kerja selama tahun ajaran sekolah, maka pelajar berkesempatan keluar kelas pada
hari-hari tertentu dalam seminggu untuk bekerja dengan pengawas pelajar
tersebut, langsung di tempat-tempat yang membuat pelajar penasaran dan
tertarik. Hal ini menciptakan perubahan menyegarkan terhadap rutinitas sekolah
sehari-hari.
Berikut ini beberapa contoh yang bisa pelajar lakukan
sebagai seorang PKL:
·
Membantu mengalkulasi disebuah
firma akuntan
·
Bekerja ditempat wisata seperti
Dufan
·
Menjadi asisten produksi sebuah
kelompok teater anak-anak
·
Membantu seorang kartunis,
seorang penata letak, seorang ahli efek khusus, atau seniman lainnya
·
Memimpin perjalanan mengenai
alam di sebuah pusat pembelajaran lingkungan
Dalam melakukan suatu pekerjaan pasti akan memberikan
suatu manfaat, berikut ini adalah manfaat dari praktik kerja.
ü Pelajar akan senang mempelajari informasi baru
ü Pelajar akan mendapatkan tanggung jawab lebih
ü Pelajar akan mendapat pengalaman kerja
ü Pelajar bisa mempelajari cara menggunakan sarana dan peralatan baru
ü Pelajar memiliki lebih banyak hal untuk ditulis dalam daftar riwayat
hidupnya
ü Pelajar bisa membuat lebih banyak pilihan-pilihan cerdas
2.3
Keunggulan dan Kelemahan
Dalam melakukan pembelajaran alternatif ada beberapa
keunggulan dan kelemahan. Keunggulan yang di dapatkan dari melakukan
pembelajaran alternatif adalah dimana pelajar dalam memperoleh suatu hal yang
baru tidak perlu untuk di beritahukan oleh orang lain seperti guru, namun dalam
melakukan pembelajaran alternatif, pelajar sendiri yang mengambil kesimpulan
yang telah ia alami dan pelajar sendirilah yang memperoleh suatu yang baru itu
dengan sendirinya.
Namun dibalik
keunggulan dari pembelajaran alternatif, masih ada kelemahannya. Yaitu jika
dipandang dari pelajar yang mampu bersekolah. Pelajar tersebut akan kesulitan
untuk melakukan pembelajaran alternatif tersebut karena waktu untuk melakukan
pembelajaran alternatif tersebut terbentur dengan waktu belajar akademisnya.
Selain itu, mungkin juga sebagian pelajar tidak mendapatkan izin dari orang
tuanya untuk beraktivitas di luar sekolah. Para
orang tua menilai jika pelajar tersebut terlalu banyak melakukan kegiatan
diluar bisa mendapatkan pengaruh yang buruk bagi anaknya meski sekalipun hal
yang baiklah yang dilakukan pelajar tersebut.
Kemudian, jika
dipandang dari pelajar yang tidak mampu bersekolah akan menemukan kesulitan
yaitu dimana anak tersebut mungkin saja tidak tahu cara mengembangkan
pemikirannya dikarenakan pengetahuan yang ia miliki itu masih kurang. Hanya
sebagian saja yang dapat mengembangkan pengetahuannya dengan caranya sendiri.
Seperti yang saya baca di sebuah Koran. Anak-anak jalanan atau lebih tepatnya
disebut dengan pengamen sedang mencoret-coret beton jembatan. Mereka tidak
sembarangan mencoret-coret beton tersebut, namun mereka menggunakan beton
tersebut sebagai pengganti dari buku tempat mereka belajar. Mereka tidak mampu
untuk membeli sebuah buku untuk mereka pakai belajar. Itulah salah satu
kelemahan yang harus dihadapi anak-anak yang tidak mampu bersekolah.
2.4 Dampak – Dampak
Belajar di Luar Sekolah
1. Dampak
Positif
Dampak positif yang ditimbulkan dari pembelajaran
alternatif adalah:
1.
Pelajar lebih mengetahui banyak
hal
2.
Cara pemikiran belajar seorang
pelajar pun dapat menjadi lebih baik
3.
Bisa menjadi aspirasi yang
tinggi untuk pelajar dalam menentukan masa depan yang lebih baik
4.
Semangat belajar dari pelajar
pun lebih meningkat dengan adanya inovasi baru tersebut
2. Dampak
Negatif
Dampak negatif yang ditimbulkan dari pembelajaran alternatif
adalah:
1.
Pelajar yang menjalankan
pembelajaran alternatif dengan tidak serius mungkin saja bisa terpengaruh
dengan lingkungan luar akibat terlalu seringnya beraktivitas diluar.
2.
Pelajar yang masih belum labil
dirinya akan mudah goyah sehingga mungkin saja akan menimbulkan stress akibat
terlalu memaksakan dirinya untuk memperoleh suatu yang lebih tersebut.
B A
B III
P E N
U T U P
3.1
Kesimpulan
Setelah di pelajari lebih dalam dapat disimpulkan bahwa,
untuk melakukan pembelajaran alternatif itu ada mudah dan sulitnya. Namun,
manfaat dari pembelajaran alternatif itu sangat banyak sehingga tidak sia-sia
jika seorang pelajar mencoba untuk melakukan pembelajaran alternatif. Selain
itu, dengan melakukan pembelajaran alternatif berarti seorang pelajar menemukan
suatu inovasi baru untuk merubah cara belajarnya agar tidak terlalu jenuh.
3.2
Saran
Pembelajaran alternatif perlu dipertimbangkan oleh pihak
pendidikan untuk menjadikannya sebagai
suatu program pendidikan yang baik dan
patut untuk diikuti oleh seorang pelajar tersebut. Dan seorang pelajar
sebaiknya diberikan arahan untuk bisa melakukan pembelajaran alternative serta
memilih aktivitas sendiri untuk meraih pembelajaran di luar sekolah yang dapat
memberikan manfaat yang baik bagi pelajar itu sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
Greene, Rebecca. 2006. Belajar Tak Hanya di Sekolah. Jakarta : Esensi Erlangga
Group.
Fathurrohman, Prof, Pupuh & M.
Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar
Mengajar. Bandung
: PT. Refika Aditama.