Entri Populer

Sabtu, 03 Maret 2012

Belajar Tidak Hanya Di Sekolah


B A B  I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
Belajar merupakan suatu hal yang bisa bagi seseorang. Mendengar kata belajar, yang terlintas difikiran pada umumnya adalah sekolah. Mengapa? Hal ini terjadi karena pada umumnya aktivitas belajar itu kebanyakan di lakukan di sekolah. Mulai pagi hari hingga sore hari.
   Pelajar remaja zaman sekarang, semangat belajarnya sudah mulai berkurang. Banyak pelajar yang merasa terikat, begitulah pada kenyataannya. Tergesa-gesa berangkat sekolah, masuk kelas, makan siang, masuk kelas lagi, bercanda dikoridor sekolah, masuk kelas lagi, ngobrol dengan teman dan masuk ke kelas lagi untuk mengikuti mata  pelajaran. Sepulang sekolah, mungkin masih banyak lagi aktivitas yang lain, misalnya mengikuti beberapa les-les private, latihan, olaharaga, drama, kesenian, klub, dan berbagai aktivitas lainnya.
   Namun, pernahkah terlintas difikiran, mengenai melakukan pembelajaran alternatif? Pembelajaran alternatif atau belajar di luar sekolah, tidak selalu berarti pendidikan yang unik, baru, atau aneh. Akan tetapi, makna dari pembelajaran alternatif hanyalah mencari sesuatu yang lain, yang belum diajarkan di kelas dan di dalam kegiatan ekstrakurikuler. Dengan kata lain, pelajar tersebutlah yang menentukan apa yang ingin dipelajari.
   Pembelajaran alternatif ditujukan bagi remaja yang menginkan sesuatu yang lebih. Belajar di luar sekolah adalah cara untuk menemukan hal yang ingin diketahui, dengan tidak hanya mengharapkan pelajaran yang diwajibkan oleh sekolah saja.
Dengan melakukan sesuatu yang berbeda, diharapkan para pelajar dapat merasakan sesuatu yang berbeda dimana bisa memperbaharui energi dan membantu pelajar menjadi lebih bertanggung jawab.

1.2        Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di muka, pembatasan masalahnya sebagai berikut.
1.            Apakah dengan melakukan belajar di luar sekolah / pembelajaran alternatif memberikan pengaruh yang besar bagi seseorang?
2.            Apakah pembelajaran alternatif dapat menjadi suatu hal yang wajib dan perlu dilakukan oleh seorang pelajar?

1.3        Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1.            Mengetahui bagaimana sebenarnya belajar diluar sekolah
2.            Mengetahui seberapa besar pengaruh dari belajar diluar sekolah
3.            Mengetahui tingkatan semangat belajar dari anak-anak yang mampu bersekolah dengan anak-anak yang tidak mampu bersekolah



B A B   II
PEMBAHASAN

2.1           Belajar di Sekolah dan di Luar Sekolah
Dalam belajar di sekolah, para pelajar mengalami proses belajar mengajar. Dimana, para pelajar belajar mengenai suatu hal dari seseorang yang disebut dengan guru. Guru mengajarkan suatu materi kepada para pelajar. Sehingga dalam hal ini, telah terjadi proses belajar mengajar antara guru dengan para pelajar.
Dalam pemberian materi yang dilakukan oleh guru, ada aturan waktunya. Dimana, seorang guru itu tidak sembarang masuk ke dalam kelas untuk memberikan suatu materi. Akan tetapi, seorang guru akan masuk ke satu kelas sesuai dengan waktu atau jadwal yang telah ditentukan, yang dimana, sering disebutkan dengan roster mata pelajaran.
Di dalam roster mata pelajaran, telah diatur kapan seorang guru untuk menyampaikan materi pelajarannya kepada pelajar. Yang tertera di dalam roster itu adalah waktu, hari, nama guru serta bidang studi yang akan di bawakan, dan kelas yang akan dimasuki.  Misalnya, pada hari jumat, les mata pelajaran pertama, Ibu Hj. Zuriani Tanjung dengan bidang studi Bahasa Indonesia masuk ke kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Padangsidimpuan. Begitu juga dengan hari-hari lainnya.
Di dalam sekolah, untuk mendapatkan suatu materi itu, pelajar di atur dengan adanya roster. Dimana, dengan adanya roster tersebut aktivitas seorang pelajar didalam sekolah itu telah diatur. Pada saat kapan si pelajar tersebut akan menerima suatu materi, mengakhiri suatu mata pelajaran, istirahat, dan mengakhiri sekolahnya. Sehingga, ada sebagian pelajar yang mungkin merasa agak jenuh dengan aktivitas yang harus ia lakukan setiap hari dengan berulang-ulang kali.
Seorang pelajar itu, sebenarnya membutuhkan suatu inovasi baru untuk lebih memantapkan pengetahuannya. Pelajar membutuhkan suatu cara mendapatkan pelajaran dengan cara lain sebagai pendorong semangat belajarnya. Sesuai dengan judul dari makalah ini, yaitu “Belajar tidak hanya di sekolah”.
Seorang pelajar dapat melakukan aktivitas belajar di luar sekolah. Belajar di luar sekolah itu sangat berbeda dengan belajar di sekolah. Di sekolah, para pelajar telah di atur untuk menerima suatu materi pada waktu yang telah di tentukan. Berbeda halnya dengan belajar di luar sekolah.
Belajar di luar sekolah, tidak diatur sama sekali kapan waktu pelajar untuk mendapatkan suatu materi tersebut. Dengan kata lain, pelajarlah yang menentukan kapan ia akan menerima suatu materi dari cara belajarnya tersebut. Dan pelajar itu sendiri yang menentukan dimana ia akan menerima materi tersebut. Pelajar itu juga yang akan mengambil kesimpulan dari materi yang telah ia dapatkan.
Pelajar yang belajar di luar sekolah, tidak haruslah pelajar yang berasal dari pelajar yang belajar di sekolah. Semua orang, baik anak-anak, remaja, orang dewasa, bahkan orang yang tidak mampu sekalipun bisa menjadi pelajar yang belajar di luar sekolah. Mereka semua dapat menjadi pelajar tidak hanya di sekolah, melainkan di luar sekolah dengan berbagai cara.
2.2    Bentuk-Bentuk Belajar di Luar Sekolah
Berikut ini akan di bahas bentuk – bentuk belajar di luar sekolah.
a.       Menjadi Sukarelawan
Sukarelawan adalah roda penggerak organisasi nirlaba hingga bisa berjalan mulus. Masjid, gereja, dan organisasi keagaamaan juga menjadi motor penggerak proyek pelayanan, mulai dari program pengumpulan dana, konseling, hingga distribusi bahan makanan untuk mereka yang membutuhkan.
Imbalan seperti apakah yang diperoleh para sukarelawan setelah melakukan pelayanan? Uang? Bukan. Ketenaran dan kejayaan? Bukan. Perasaan puas dan bahagia? Pasti. Para sukarelawan tidak  hanya mendapatkan kebahagiaan karena dapat menyumbangkan sesuatu, tetapi mereka juga berkesempatan untuk lebih mengenal diri sendiri dan dunia ini melalui kerja keras dan dedikasi.
Dengan menjadi sukarelawan, tentunya banyak yang dapat pelajar ambil hikmah yang positif. Tidak begitu memaksakan otak dan tidak terlalu mengikat. Sehingga pelajar pun merasa lega dengan suatu hal yang baru mungkin ia dapatkan.
Menjadi sukarelawan adalah salah satu cara pembelajaran alternatif, sebab:
1.      Pelajar akan bertemu dengan orang dari beragam usia dan latar belakang
2.      Pelajar bisa berkenalan dengan beragam sudut pandang dan posisi
3.      Pelajar akan melihat bagaimana orang-orang mengatasi masalah dan penderitaan
4.      Pelajar akan teruji dan menyadari bahwa kemampuan ternyata lebih dari yang pelajar pikirkan sebelumnya
5.      Pelajar akan menguasai berbagai keterampilan baru
6.      Pelajar akan memandang hidupnya secara berbeda
7.      Pelajar akan memiliki kegiatan baru untuk didiskusikan
b.      Pembelajaran Jarak jauh
Pembelajaran jarak jauh dan pelajaran melalui korespondensi sering kali diartikan sama, keduanya adalah hal yang berbeda. Pelajaran melalui korespondensi (dikenal juga sebagai pembelajaran mandiri) dilakukan sepenuhnya melalui surat atau via komputer. Para pelajar menggunakan email untuk mendaftar kelas, membeli buku teks, atau menyerahkan tugas, tergantung pada pelajarannya.
Pembelajaran jarak jauh sedikit berbeda dengan korespondensi berdasarkan teknologi yang digunakan. Para pelajar berpartisipasi dengan cara login ke sebuah ruang “chat” atau “rapat” dengan ahli melalui konferensi video. Halaman web milik kelas pelajar bisa berisi daftar tugas-tugas, teman-teman sekelas, bisa saling kirim email pada waktu mereka mengerjakan tugas. Semua teknologi ini memungkinkan belajar dilakukan dengan lebih interaktif dibandingkan belajar pada umumnya.
Namun, dalam melakukan pembelajaran jarak jauh ini, pelajar harus pandai untuk membedakan mana yang berdampak positif baginya dan mana yang berdampak negatif baginya. Hal itu, dikarenakan dalam pembelajaran ini mendominankan untuk menggunakan teknologi yang canggih seperti saat ini.
c.       Mencari Mentor dan Menjadi Mentor
Istilah mentor menimbulkan berbagai pandangan. Sebagian berpandangan yaitu teman kepercayaan, tokoh panutan yang diteladani, seseorang yang bisa membantu mengejar impian mereka dan meraih tujuan mereka. Beberapa remaja ingin mentor memperkenalkan mereka dengan karier dan membantu mereka untuk berhasil. Sebagian orang memerlukan teman dekat yang bisa dipercaya, sedangkan yang lain mencari seseorang yang bisa mengembangkan kepibadian mereka.
Dalam memilih mentor sebaiknya ikutilah langkah-langkah berikut ini.
1.      Bersikaplah bersahabat dan jujur
2.      Jelaskan jenis hubungan apa yang sedang di cari
3.      Tanyakan langsung kepadanya apakah dia mau menjadi mentor kita
4.      Tentukan seberapa sering akan bertemu untuk melakukan mentoring
Banyak remaja bekerjasama dengan para mentor untuk :
·         Menyelesaikan masalah sekolah
·         Mengisi waktu luang dengan berbagai kegiatan yang positif
·         Meninggalkan perilaku yang merugikan, seperti, merokok, minum-minuman, dll.
·         Merencanakan pendidikan di perguruan tinggi
·         Menatap masa depan dengan cara pandang yang lebih cerah
Dengan memiliki mentor, memang sedikit banyaknya manfaat yang di dapat. Pelajar dapat berbagi dengan mentornya, sehingga dengan melakukan mentor tersebut ada cara belajar lain yang ia dapatkan. Tidak harus secara akademis atau berada di sekolah terus menerus. Belajar dengan mentor juga sangat besar manfaatnya.
d.      Kerja Bayangan
Kerja bayangan pada seorang profesional di bidang yang di minati adalah jalan pintas dan mudah untuk merasakan seperti apa pekerjaan yang kelak pelajar inginkan. Terlebih lagi ini adalah kesempatan bagus untuk mengenal lingkungan kerja, bertemu orang baru, dan merasakan kehidupan nyata di luar sekolah.
Ketika pelajar membayangi seorang profesional, pelajar tersebut menghabiskan satu hari dengan pemandunya tersebut. Mengikutinya kemana-mana, mengamati, belajar, dan mengajukan pertanyaan. Pelajar tidak harus melakukan pekerjaan apa pun, kecuali pelajar memang menginginkannya. Sebaliknya, pelajar menyaksikan dan membentuk opini. Pelajar menentukan apakah pekerjaan itu menarik baginya dan apakah pelajar tersebut dapat menguasainya. Pelajar boleh melihat langsung tempat kerjanya, tanggung jawabnya dan berbagai kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan itu dengan baik.
Kerja bayangan mirip dengan pangamatan realitas. Pelajar berkesempatan melihat suatu pekerjaan dengan nyata, bukan seperti gambarannya di TV, buku, atau dalam film-film. Bukan seperti yang digambarkan oleh ibu atau ayah si pelajar. Dan bahkan bukan seperti yang pelajar bayangkan sendiri. Hal ini akan memberikan pelajar cara pandang baru tentang pekerjaan sehari.
e.       Praktik Kerja Lapangan (PKL)
PKL bisa menjadi kesempatan bagus untuk menguji diri sendiri dan mencoba melakukan sesuatu yang unik. Pelajar juga tidak harus duduk di kelas 11 atau 12 untuk mendapatkannya. Sekarang semakin banyak pelajar sekolah menengah yang lebih mudah mencari kesempatan praktik kerja untuk memperkaya pendidikannya, mengeksplorasi karier yang potensial, dan mendapatkan pengalaman yang dapat memperbaiki daftar riwayat hidup atau formulir pendaftaran perguruan tinggi.
Dari pada menghabiskan waktu libur panjang dengan bermalas-malasan atau menjaga anak seseorang di rumahnya, lebih baik pelajar tersebut menghabiskan waktu liburnya dengan bekerja dengan para profesional yang bersedia berbagi pengalaman dan keahliannya. Dan jika pelajar praktik kerja selama tahun ajaran sekolah, maka pelajar berkesempatan keluar kelas pada hari-hari tertentu dalam seminggu untuk bekerja dengan pengawas pelajar tersebut, langsung di tempat-tempat yang membuat pelajar penasaran dan tertarik. Hal ini menciptakan perubahan menyegarkan terhadap rutinitas sekolah sehari-hari.
Berikut ini beberapa contoh yang bisa pelajar lakukan sebagai seorang PKL:
·         Membantu mengalkulasi disebuah firma akuntan
·         Bekerja ditempat wisata seperti Dufan
·         Menjadi asisten produksi sebuah kelompok teater anak-anak
·         Membantu seorang kartunis, seorang penata letak, seorang ahli efek khusus, atau seniman lainnya
·         Memimpin perjalanan mengenai alam di sebuah pusat pembelajaran lingkungan
Dalam melakukan suatu pekerjaan pasti akan memberikan suatu manfaat, berikut ini adalah manfaat dari praktik kerja.
ü  Pelajar akan senang mempelajari informasi baru
ü  Pelajar akan mendapatkan tanggung jawab lebih
ü  Pelajar akan mendapat pengalaman kerja
ü  Pelajar bisa mempelajari cara menggunakan sarana dan peralatan baru
ü  Pelajar memiliki lebih banyak hal untuk ditulis dalam daftar riwayat hidupnya
ü  Pelajar bisa membuat lebih banyak pilihan-pilihan cerdas

2.3        Keunggulan dan Kelemahan
Dalam melakukan pembelajaran alternatif ada beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan yang di dapatkan dari melakukan pembelajaran alternatif adalah dimana pelajar dalam memperoleh suatu hal yang baru tidak perlu untuk di beritahukan oleh orang lain seperti guru, namun dalam melakukan pembelajaran alternatif, pelajar sendiri yang mengambil kesimpulan yang telah ia alami dan pelajar sendirilah yang memperoleh suatu yang baru itu dengan sendirinya.
   Namun dibalik keunggulan dari pembelajaran alternatif, masih ada kelemahannya. Yaitu jika dipandang dari pelajar yang mampu bersekolah. Pelajar tersebut akan kesulitan untuk melakukan pembelajaran alternatif tersebut karena waktu untuk melakukan pembelajaran alternatif tersebut terbentur dengan waktu belajar akademisnya. Selain itu, mungkin juga sebagian pelajar tidak mendapatkan izin dari orang tuanya untuk beraktivitas di luar sekolah. Para orang tua menilai jika pelajar tersebut terlalu banyak melakukan kegiatan diluar bisa mendapatkan pengaruh yang buruk bagi anaknya meski sekalipun hal yang baiklah yang dilakukan pelajar tersebut.
   Kemudian, jika dipandang dari pelajar yang tidak mampu bersekolah akan menemukan kesulitan yaitu dimana anak tersebut mungkin saja tidak tahu cara mengembangkan pemikirannya dikarenakan pengetahuan yang ia miliki itu masih kurang. Hanya sebagian saja yang dapat mengembangkan pengetahuannya dengan caranya sendiri. Seperti yang saya baca di sebuah Koran. Anak-anak jalanan atau lebih tepatnya disebut dengan pengamen sedang mencoret-coret beton jembatan. Mereka tidak sembarangan mencoret-coret beton tersebut, namun mereka menggunakan beton tersebut sebagai pengganti dari buku tempat mereka belajar. Mereka tidak mampu untuk membeli sebuah buku untuk mereka pakai belajar. Itulah salah satu kelemahan yang harus dihadapi anak-anak yang tidak mampu bersekolah.

2.4    Dampak – Dampak Belajar  di Luar Sekolah
1.     Dampak Positif
Dampak positif yang ditimbulkan dari pembelajaran alternatif adalah:
1.      Pelajar lebih mengetahui banyak hal
2.      Cara pemikiran belajar seorang pelajar pun dapat  menjadi lebih baik
3.      Bisa menjadi aspirasi yang tinggi untuk pelajar dalam menentukan masa depan yang lebih baik
4.      Semangat belajar dari pelajar pun lebih meningkat dengan adanya inovasi baru tersebut
2.      Dampak Negatif
Dampak negatif yang ditimbulkan dari pembelajaran alternatif adalah:
1.      Pelajar yang menjalankan pembelajaran alternatif dengan tidak serius mungkin saja bisa terpengaruh dengan lingkungan luar akibat terlalu seringnya beraktivitas diluar.
2.      Pelajar yang masih belum labil dirinya akan mudah goyah sehingga mungkin saja akan menimbulkan stress akibat terlalu memaksakan dirinya untuk memperoleh suatu yang lebih tersebut.


















B A B   III
P E N U T U P

3.1        Kesimpulan
Setelah di pelajari lebih dalam dapat disimpulkan bahwa, untuk melakukan pembelajaran alternatif itu ada mudah dan sulitnya. Namun, manfaat dari pembelajaran alternatif itu sangat banyak sehingga tidak sia-sia jika seorang pelajar mencoba untuk melakukan pembelajaran alternatif. Selain itu, dengan melakukan pembelajaran alternatif berarti seorang pelajar menemukan suatu inovasi baru untuk merubah cara belajarnya agar tidak terlalu jenuh.

3.2        Saran
Pembelajaran alternatif perlu dipertimbangkan oleh pihak pendidikan untuk  menjadikannya sebagai suatu program pendidikan yang baik dan  patut untuk diikuti oleh seorang pelajar tersebut. Dan seorang pelajar sebaiknya diberikan arahan untuk bisa melakukan pembelajaran alternative serta memilih aktivitas sendiri untuk meraih pembelajaran di luar sekolah yang dapat memberikan manfaat yang baik bagi pelajar itu sendiri.





DAFTAR PUSTAKA
Greene, Rebecca. 2006. Belajar Tak Hanya di Sekolah. Jakarta : Esensi Erlangga Group.
Fathurrohman, Prof, Pupuh & M. Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : PT. Refika Aditama.