Entri Populer

Jumat, 07 November 2014

Analisis Konseling Ego


ANALISIS MASALAH KLIEN BERDASARKAN
KONSELING EGO

A.    Identitas Klien
1.      Nama                           : S
2.      Jenis kelamin               : Perempuan
3.      Agama                         : Islam
4.      Alamat Kos                 : Padang
5.      Asal Kota                    : Bukittinggi
6.      Status dalam keluarga : Anak kandung
7.      Pekerjaan                     : Mahasiswa

B.     Gambaran Masalah
Dari konseling yang telah saya lakukan dengan klien S, saya mendapat gambaran tentang masalah S yang tidak bisa menempatkan tingkahlaku yang seharusnya sesuai dengan lingkungannya.
S adalah anak terakhir dari 4 bersaudara. Anak pertama dan anak kedua adalah saudara laki – laki (abang S) yang sudah berkeluarga, dan yang ketiga kakak perempuan S yang masih bekerja. Ibu S sudah meninggal sejak S masih kecil. S dibesarkan oleh ayahnya sendiri. Sejak kecil komunikasi S dengan saudara – saudara laki – laki S kurang intensif. Hubungan mereka baik – baik saja, tetapi untuk komunikasi sangat kurang, hanya hal – hal yang penting saja mereka akan berkomunikasi. S sangat dekat dengan ayah dan kakak perempuannya. Apapun yang terjadi dengan dirinya, S hanya berbagai dengan ayahnya atau kepada kakak perempuannya.
Sampai suatu ketika, kakaknya yang lulusan salah satu universitas di Paris, mengajak ayahnya untuk tinggal bersama kakaknya di Paris. Sementara itu, ia sendiri akan tinggal di Bukittinggi, namun statusnya saat ini masih harus kuliah di Universitas Negeri Padang, dan tinggal di kos – kosan. Menerima keputusan ayahnya yang setuju ikut kakak perempuanya ke Paris, S merasa sangat sedih, karena jarak dari Paris dengan kota Padang sangatlah jauh. S merasa dirinya sangat sendiri sekarang. Kalaupun ingin pulang kampung ke Bukittinggi, dia tidak dapat bertemu dengan ayahnya karena ayahnya ada di Paris, sementara itu saudara laki – lakinya yang ada di Sumatera Barat juga bersama dengannya, tidak bisa ditemui karena sibuk dengan urusan keluarganya masing – masing. Karena itu, S merasa hidupnya sangat hancur, ia merasa hidup seperti sebatangkara. Ingin mengadu kepada orang tua, namun orangtuanya sangat jauh, untuk menelpon, tunggu dari pihak ayah atau kakaknya yang diparis menelpon, barulah ia bisa menghubungi mereka.
S ingin ikut ke Paris tinggal bersama dengan kakak dan ayahnya. Hanya saja, kakaknya tidak mengizinkan begitu saja S meninggalkan kuliahnya disini. S diberi tantangan untuk dapat lulus les Bahasa Inggris. Kakaknya menantang S untuk dapat memperlancar Bahasa Inggrisnya dalam setahun. Jika ia berhasil, ia diperbolehkan untuk ikut tinggal di Paris.
Karena mendapat tawaran seperti itu, S pun mengikuti 2 tempat les Bahasa Inggris sekaligus pada semester tersebut. Kegiatan  S  pada 1 tahun itu adalah kuliah dan mengikuti 2 les Bahasa Inggris. Namun, disatu sisi S menyadari, dirinya cukup tertekan dengan kondisi demikian dan disatu sisi S sangat ingin untuk ikut tinggal bersama kakak dan ayahnya tinggal di Paris.
Berdasarkan masalah yang diungkapkan S, dapat dianalisis dengan menggunakan konseling ego, yang mana masalah S dianalisis dengan melihat dari segi fungsi egonya dalam mengatasi masalahnya sendiri.

C.    Sebab – sebab Tingkah Laku Salah Suai
Berdasarkan masalah yang diutarakan oleh klien S, dapat dilihat dari bagaimana kerja dari fungsi ego yang dimiliki oleh S. Dari teori konseling ego, setiap manusia memiliki 3 fungsi ego, yaitu fungsi impuls economic, fungsi kognitif, dan fungsi control. Jika dianalisis dari masalah S dengan melihat fungsi egonya, yaitu sebagai berikut:
1.      Fungsi Impuls Economic
Berdasarkan masalah S, jika S dapat mempergunakan fungsi ego ini dengan baik, S akan dapat memikirkan bagaimana untung dan ruginya jika ia memilih untuk pindah dan ikut tinggal di Paris. Pada kenyataannya, S tidak memikirkan untung ruginya, fungsi ini terlalu kuat, ia hanya memikirkan keuntungan bagi dirinya saja, jika ikut pindah dan tinggal bersama kakak dan ayahnya ia akan bahagia. Meskipun caranya ia harus memporsir cara belajarnya dengan mengikuti 2 les Bahasa Inggris sekaligus dan dibebani dengan tugas kuliah yang cukup banyak sehingga membuat kesehatan menjadi kurang baik dan perasaannya selalu tertekan.
Seandainya, S dapat memfungsikan fungsi ego ini dengan baik, dia akan memikirkan bagaimana jadinya kalau ia tetap bersikeras untuk menerima tantangan kakaknya demi meraih keinginannya untuk tinggal bersama dengan mereka di Paris. Apa yang akan terjadi jika ia harus pindah, rugi apa yang akan ia dapatkan. Jika S memikirkan hingga ketahap seperti itu, tentu S sekarang tidak akan merasa tertekan dengan kondisinya dan tidak akan merasa hidup sendiri.
2.      Fungsi Kognitif
Fungsi ini mempengaruhi bagaimaa cara berpikir logis dengan perasaan. S disini tidak memikirkan dengan logika dalam mengambil keputusan. Ia lebih mengikuti perasaanya yang terlalu besar untuk bisa ikut tinggal bersama dengan ayah dan kakaknya. Padahal, jika dipikir dengan logika, apabila ia menyelesaikan kuliahnya dengan tepat waktu, pada akhirnya ia juga bisa ikut dengan ayah dan kakaknya tinggal di Paris. Masalah komunikasi, S juga bisa dapat menggunakan teknologi zaman sekarang, misalnya video call, telepon, atau skype-an. Itu juga bisa menghubungkan S dengan ayah dan kakaknya, tidak perlu menunggu mereka yang menghubungi agar tidak terkena biaya untuk menghubungi mereka. Namun, dalam kasusnya, ia terlalu ambisius mengikuti apa yang dirasakannya dari pada mencoba untuk berpikir dengan logika menyelesaikan masalahnya.
3.      Fungsi Pengawasan
Fungsi ini juga tidak bisa mengontrol perasaan S yang terlalu besar untuk mengikuti tantangan dari kakaknya agar bisa tinggal di Paris bersama mereka. Fungsi pengawasan ini terlalu lemah, sehingga ia hanya memikirkan apa kata hatinya dan perasaannya saja.

D.    Tujuan Konseling
Adapun tujuan konseling untuk masalah S ini adalah untuk memperbaiki fungsi egonya agar dapat berfungsi dengan baik dan dapat membentuk coping behavior S dengan baik.

E.     Teknik Konseling
Dalam membantu klien mengatasi permasalahannya, saya menggunakan teknik pengawalan dan pengontrolan proses. Dengan membina hubungan dengan klien, konselor dapat memahami dan menjalin hubungan yang akrab dengan klien. setelah menjalin hubungan yang baik dan akrab dengan klien, konselor dapat membantu klien untuk ego strength klien. Dan juga, memperbaiki fungsi – fungsi ego klien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar