Entri Populer

Kamis, 23 Mei 2013

evaluasi


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Salah satu tugas penting seorang guru dalam proses belajar dan pembelajaran adalah melakukan evaluasi. Oleh karena itu, sudah seharusnya seorang calon guru dan guru memahami seluk beluk evaluasi tersebut.
Aktivitas belajar perlu diadakan evaluasi. Hal ini penting karena dengan evaluasi dapat mengetahui apakah tujuan belajar yang telah ditetapkan dapat tercapai atau tidak. Melalui evaluasi, dapat diketahui kemajuan – kemajuan belajar yang dialami oleh anak, dapat ditetapkan keputusan penting mengenai apa yang telah diperoleh dan diketahui anak, serta dapat merencanakan apa yang seharusnya dilakukan pada tahap berikutnya.
Untuk itu, dalam proses belajar pembelajaran memang sangat diperlukan dilakukan evaluasi kepada siswa, agar dapat memudahkan guru untuk memahami sejauh mana keberhasilan prose belajar pembelajaran serta memahami sejauh mana siswa mampu menyerap materi pembelajaran yang telah diajarkan. Untuk itu, penulis akan membahas tentang evaluasi ini dalam makalah ini, dengan judul “Evaluasi”.

B.  Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.    Untuk melengkapi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran
2.    Untuk memahami mengenai konsep dasar evaluasi
3.    Untuk memahami bagaimana evaluasi pembelajaran

C.  Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.    Bagaimana yang dimaksud dengan konsep dasar evaluasi?
2.    Apa yang menjadi fungsi, tujuan, sasaran dan prosedur dalam evaluasi pembelajaran?





BAB II
EVALUASI

A.  Konsep Dasar Evaluasi
1.    Pengertian
Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran. Menurut Stufflebeam, dkk (dalam admin, 2012) mendefinisikan evaluasi sebagai “The process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives”. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan.
Evaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai. Mengukur lebih besifat kuantitatif, sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif.
Viviane dan Gilbert de Lansheere (dalam admin, 2012) menyatakan bahwa evaluasi adalah proses penentuan apakah materi dan metode pembelajaran telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Penentuannya bisa dilakukan salah satunya dengan cara pemberian tes kepada pembelajar.
Menurut Abu Ahmadi (2008: 198) bahwa aktivitas belajar perlu diadakan evaluasi. Hal ini penting karena dengan evaluasi dapat diketahui apakah tujuan belajar yang telah ditetapkan dapat tercapai atau tidak. Melalui evaluasi, dapat diketahui kemajuan – kemajuan belajar yang dialami oleh siswa, dapat ditetapkan keputusan penting mengenai apa yang telah diperoleh dan diketahui siswa, serta dapat merencanakan apa yang seharusnya dilakukan pada tahap berikutnya.
Istilah evaluasi sering dikacaukan dengan pengukuran. Keduanya memang ada kaitan yang erat, tetapi sebenarnya mengandung titik beda. Menurut Suharsimi Arikunto (dalam tim penyusun MK BP, 2004: 188) mengatakan bahwa evaluasi meliputi dua bagian yaitu mengukur dan menilai. Mengukur adalah membanding suatu dengan satu ukuran, pengukuran bersifat kuantitatif, dan penilaian yaitu mengambil keputusan terhadap suatu ukuran baik buruk, atau kualitatif. Sedangkan,  menurut Sumadi Suryabrata (dalam Abu Ahmadi, 2008: 198) mengatakan pengertian pengukuran mencakup segala cara untuk memperoleh informasi yang dapat dikuantifikasikan, baik dengan tes maupun denga cara – cara lain. Sedangkan pengertian evaluasi menurutnya lebih menekankan penggunaan informasi yang diperoleh dengan pengukuran maupun dengan cara lain untuk menentukan pendapat dan membuat keputusan – keputusan pendidikan.
Kaitan antara evaluasi dan pengukuran, dijelaskan oleh Nasrun Harahap, dkk (dalam Abu Ahmadi, 2008: 198) yaitu pengukuran dan evaluasi mempunyai hubungan yang erat. Evaluasi memberikan petunjuk pada bidang – bidang mana diperlukan meng-assessment (pengukuran), sebaliknya evaluasi tidak mungkin dilakukan tanpa pengukuran. Pengukuran dilakukan atas keterampilan, kesanggupan, dan achievement tiap individu atau kelompok.
Evaluasi dilaksanakan berkenaan dengan situasi sesuatu aspek dibandingkan dengan situasi aspek lain, yang akhirnya terjadilah suatu gambaran yang menyeluruh yang dapat dipandang dari berbagai segi. Evaluasi juga dilakukan dengan cara membanding – bandingkan situasi sekarang dengan situasi yang lampau atau situasi yang sudah lewat.
2. Kedudukan Evaluasi dalam Pendidikan
Kedudukan evaluasi dalam belajar dari pembelajaran sungguh sangat penting, dan bahkan dapat dipandang sebagai bagian yang tak terpisalikan dengan keseluruhan proses belajar dan pembelajaran. Penting karena dengan evaluasi atom diketahui apakah belajar dan pembelajaran tersebut telah mencapai tujuan ataukah belum. Dengan evaluasi juga akan diketahui faktor-faktor apa saja yang menjadikan penyebab belajar dan pembelajaran tersebut berhasil dart faktor-faktor apa saja yang menjadikan penyebab belajar dan pembelajaran tidak atau belum berhasil. Tidak hanya itu, dengan evaluasi juga diketahui dimanakah letak kegagalan dan kesuksesan belajar dan pembelajaran. Padahal dikehuinya hal tersebut, akan dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam mengadakan perbaikan belajar duo pembelajaran.
Evaluasi juga punya kedudukan yang tak terpisahkan dari belajar dan pembelajaran secara keseluruhan, karena strategi belajar dan pembelajaran, proses belajar dan pembelajaran menempatkan evaluasi sebagai salah satu langkahnya. Hampir semua ahli prosedur sistem instruksional menempatkan evaluasi ini sebagai langkah-langkahnya. Perhatikan pula langkah-langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli berikut, pasti kita akan tahu betapa tidak dapat terpisahkan evaluasi tersebut dengan keseluruhan proses belajar dan pembelajaran.
3.Syarat-Syarat Evaluasi dalam Pendidikan
a)    Validitas
Validitas berarti tepat. Tujuan validitas yaitu mengukur apa yang hendak di ukur secara tepat. Suatu evaluasi dikatakan valid apabila evaluasi tersebut benar-benar mengukur apa yang ingin diukur, mampu untuk mengungkapkan apa yang harus diukur yang mengarah pada kualitas dari hasil tersebut.
Ada 4 jenis validitas suatu tes yaitu:
1)   Validitas isi, dikatakan validitas isi, apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan
2)   Validitas konstruksi, dikatakan validitas konstruksi apabila butir – butir soal yang dibangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam tujuan instruksional khusus.
3)   Validitas ada sekarang, validitas ini lebih dikenal dengan validitas empiris. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. Dalam hal ini tes dipasangkan dengan hasil pengalaman. Pengalaman selalu mengenai hal yang telah lampau, sehingga data pengalaman tersebut sekarang sudah ada.
4)   Validitas prediksi, memprediksi artinya meramal mengeani hal yang akan datang. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi apabila tes mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
b)   Reliabilitas
Reliabel artinya dapat dipercaya. Suatu tes yang mempunyai reliabilitas berarti bahwa tes tersebut mempunyai sifat dapat dipercaya. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap. Dalam reliabel ini, metode yang digunakan adalah:
1)   Metode bentuk paralel
Metode ini sering disebut realibilitas pengukuran setara. Jika dua bentuk tes setara (mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesukaran dan susunan, tetapi butir – butir soalnya berbeda), dimiliki kedua tes ini, diberikan kepada siswa, tes pertama yang diberikan disebut tes ke I dan tes yang diberikan kedua disebut tes ke II.
Kelemahan dari metose ini adalah bahwa pengetes pekerjaannya berat, karena harus menyusun dua seri tes dan membutuhkan waktu lama untuk melaksanakan dua kali tes.
2)   Metode tes ulang
Metode ini dilakukan orang untuk menghindari penyusunan dua seri tes. Pengetesan hanya memiliki satu seri tetapi dicobakan (di teskan) dua kali. Kemudian hasil dari kedua kali tes tersebut dihitung korelasinya.
3)   Metode belah dua
Prosedur yang paling sering digunakan untuk menetapkan reliabilitas dari suatu tes adalah metode belah dua. Pengetesan hanya menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu kali. Caranya ialah dengan membagi dua tes itu dan hasil pada masing – masing bagian dikorelasikan satu sama lain. Cara membagi dua tes tersebut ialah meletakkan soal – soal bernomor ganjil ke dalam tengahan pertama dan soal – soal bernmor genap kedalam tengahan kedua.
c)    Praktibilitas
Sebuah tes dikatakan mempunyai praktibilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis. Tes yang praktis adalah tes yang memiliki syarat sebagai berikut:
1)   Mudah dilaksanakan
Tidak menuntut peralatan yang banyak dan memberi kebebasan kepada siswa untuk mengerjakan terlebih dahulu bagian yang dianggap mudah oleh siswa
2)   Mudah pemeriksaannya
Artinya tes itu dilengkapi dengan kunci jawaban pedman skoringnya. Untuk soal bentuk objektif pemeriksaan akan lebih mudah dilakukan jika dikerjakan oleh siswa dalam lembaran jawaban
3)   Dilengkapi dengan petunjuk – petunjuk yang jelas sehingga dapat diberikan/ diawasi oleh orang lain
d)   Objektif
1)   Bentuk tes
Tes yang berbentuk uraian akan memberikan banyak kemungkinan kepada sipenilai untuk memberikan penilaian menurut caranya sendiri. Dengan demikian maka hasil dari seorang siswa yang mengerjakan soal – soal dari sebuah tes, akan berbeda apabila dinilai oleh dua orang penilai.
2)   Penilai
Subjektifitas dari penilai aka dapat masuk secara agak leluasa terutama dalam tes bentuk uraian. Faktor yang mempengaruhi subjektifitas itu antara lain kesan penilai terhadap siswa, tulisan, bahasa, waktu mengadakan penilaian, kelelahan, dan sebagainya.


B.  Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran merupakan suatu proses untuk menentukan jasa, nilai atau manfaat kegiatan pembelajaran melalui kegiatan penilaian dan/atau pengukuran. Evaluasi pembelajaran mencakup perbuatan pertimbangan tentang jasa, nilai atau manfaat program, hasil dan proses pembelajaran.
1.    Fungsi dan Tujuan
Dari pengertian evaluasi pembelajaran kita dapat mengetahui bahwa tujuan utama dari evaluasi pembelajaran adalah sejumlah informasi atau data tentang jasa, nilai atau manfaat kegiatan pembelajaran. Adapun evaluasi pembelajaran difungsikan dan ditujukan untuk:
a)    Untuk pengembangan
Dalam hal evaluasi pemberlajaran berfungsi dan bertujuan untuk pengembangan pembelajaran, maka evaluasi pembelajaran sedang menjalankan fungsi formatif. Dengan kata lain, fungsi dan tujuan evaluasi pembelajaran untuk pengembangan pembelajaran dilaksanakan apabila hasil kegiata evaluasi pembelajaran digunakan sebagai dasar pengembangan pembelajaran.
b)   Untuk akreditasi
Akreditasi dapat diartikan sebagai suatu proses yang mana suatu program atau institusi (lembaga) diakui sebagai badan yang sesuai dengan beberapa standar yang telah disetujui (Scravia, dalam tim penyusun MK BP, 2004: 199). Berdasarkan pengertian akreditasi tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa akreditasi ditetapkan atau diputuskan setelah dilaksanakan evaluasi terlebih dahulu terhadap lembaga pendidikan, baik TK, SD, SLTP, dan SLTA, maupun PT.
Menurut Abu Ahmadi (2008: 200) fungsi evaluasi adalah:
a)    Untuk memberikan umpan balik (feed back) kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar – mengajar, serta mengadakan perbaikan program bagi murid
b)   Untuk memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau hasil belajar dari setiap murid. Antara lain digunakan dalam rangka pemberian laporan kemajuan belajar murid kepada orang tua, penentuan kenaikan kelas serta penentuan lulus tidaknya seorang siswa.
c)    Untuk menentukan siswa di dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat kemampuan (dan karakteristik lainnya) yang dimiliki oleh siswa
d)   Untuk mengenal latar belakang (psikologis, fisik, dan lingkungan) murid yang mengalami kesulitan belajar, nantinya dapat dipergunakan sebagai dasar dalam pemecahan kesulitan – kesulitan belajar yang timbul.
L. Pasaribu dan Simajuntak (dalam Abu Ahmadi,2008:199) menegaskan tujuan evaluasi dapat dilihat dari 2 segi, tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu:
a)    Tujuan umum dari evaluasi adalah sebagai berikut:
·         Mengumpulkan data – data yang membuktikan taraf kemajuan siswa dalam mencapai tujuan yang diharapkan
·         Memungkinkan pendidik/ guru menilai aktivitas/ pengalaman yang didapat
·         Menilai metode mengajar yang dipergunakan
b)        Tujuan khusus dari evaluasi adalah sebagai berikut:
·         Merangsang kegiatan siswa
·         Menemukan sebab – seba kemajuan atau kegagalan
·         Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan dan bakat siswa yang bersangkutan
·         Memperoleh bahwa laporan tentang perkembangan siswa yang diperlukan orang tua dan lembaga pendidikan
·         Memperbaiki mutu pelajaran/ cara belajar dan metode belajar
2.    Sasaran
Sasaran evaluasi pembelajaran adalah aspek – aspek yang terkandung dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian sasaran evaluasi pembelajaran meliputi:
a.    Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan sasaran evaluasi pembelajaran yang perlu diperhatikan, karena semua unsur/ aspek pembelajaran yang lain selalu bermula dan bermuara pada tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran yang tertinggi adalah tujuan pendidikan nasional, tujuan kelembagaan, tujuan kurikuler, tujuan umum pengajaran dan terakhir tujuan khusus pengajaran, semakin kebawah semakin rinci unsur – unsur yang ada pada rumusan tujuan umum pengajaran
b.    Unsur dinamis pembelajaran
Unsur dinamis pembelajaran merupakan sasaran evaluasi pembelajaran yang kedua. Yang dimaksud dengan unsur dinamis pembelajaran adalah sumber belajar atau komponen sistem instruksional yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
Sumber belajar disebut unsur dinamis pembelajaran karena setiap perubahan yang terjadi pada salah satu sumber belajar akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada kegiatan pembelajaran. Selain itu, perubahan pada satu sumber belajar akan mengakibatkan sumber belajar lain menyesuaikan denga perubahan yang terjadi.
c.    Pelaksanaan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran diartikan sebagianinteraksi antara sumber belajar dengan siswa. Dengan demikian dalam mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran, kita sebenarnya menentukan seberapa derajat interaksi sumber belajar dengan tujuan pengajaran. Sasaran evaluasi pembelajaran dalam pelaksanaan lebih terperinci diantaranya adalah:
·         Kesesuaian pesan dengan tujuan pengajaran
·         Kesesuaian sekuensi penyajian pesan kepada siswa
·         Kesesuaian bahan dan alat dengan pesan dan tujuan pengajaran
·         Kemampuan guru menggunakan bahan dan alat dalam pembelajaran
·         Kemampuan guru menggunakan teknik pembelajaran
·         Kesesuaian teknik pembelajaran dengan pesan dan tujuan pengajaran
·         Interaksi siswa dengan siswa lain
·         Interaksi guru dengan siswa
d.   Kurikulum
Kurikulum dipandang sebagai rencana tertulis yakni seperangkat komponen pembelajaran yang diuraikan secara tertulis pada bahan tercetak atau bahan baku. Kurikulum sebagai sasara evaluasi pembelajaran meliputi:
·         Tersediaya dan sekaligus kelengkapan komponen kurikulum
·         Pemahaman terhadap prinsip – prinsip pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
·         Pemahaman terhadap tujuan kelembagaan atau tujuan institusional sekolah
·         Pemahaman terhadap teknik pembelajaran
·         Pemahaman terhadap sistem evaluasi
·         Pemahaman terhadap pembinaan guru
·         Pemahaman terhadap bimbingan siswa
3.    Prosedur
Dalam buku tim penyusun (2004:204) prosedur evaluasi pembelajaran terdiri dari lima tahapan, yakni penyusunan rancangan (desain), penyusunan instrument, pengumpulan data, analisis data dan penyususnan laporan evaluasi pembelajaran.
a)    Penyusunan Rancangan
Untuk memperjelas tentang penyusunan rancangan evaluasi pembelajaran akan diuraikan secara singkat tiap – tiap langkah kegiatannya.
1)   Menyusun latar belakang yang berisikan dasar pemikiran dan/atau rasional penyelenggaraan evaluasi
2)   Problematika berisikan rumusan permasalahan/ problematika yang akan dicari jawabannya baik secara umum maupun terinci
3)   Tujuan evaluasi merupakan rumusan yang sesuai dengan problematika evaluasi pembelajaran, yakni dirumuskan tujuan umum dan tujuan khusus
4)   Populasi sampel, yakni sejumlah komponen pembelajaran yang dikenal evaluasi pembelajaran dan/atau yang dimintai informasi dalam kegiatan evaluasi pembelajaran
5)   Instrumen adalah semua jeni alat pengumpulan informasi yang diperlukan sesuai dengan teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam evaluasi pembelajaran
6)   Teknis analisis data, yakni cara/teknik yang digunakan untuk menganalisis data yang disesuaikan dengan bentuk problematik dan jenis data.
b)   Penyusunan instrumen
Menurut Arikunto (dalam tim penyusunan MK BP, 2004:205) langkah – langkah penyusunan instrumen adalah:
1)   Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan instrumen yang akan disusun
2)   Membuat kisi – kisi yang merancangkan tentang perincian variabel dan jenis instrument yang akan digunakan untuk mengukur bagian variabel yang bersangkutan
3)   Membuat butir – butir instrumen evaluasi pembelajaran yang dibuat berdasarkan kisi – kisi
4)   Menyunting instrumen evaluasi pembelajaran yang meliputi : mengurutkan butir menurut sistematika yang dikehendaki evaluator untuk mempermudah pengolahan data, menuliskan petunjuk pengisian dan identitas serta yang lain dan membuat pengantar pengisian instrumen.
c)    Pengumpulan data
Dalam pengumpulan data dapat diterapkan berbagai teknik pengumpulan data diantaranya adalah:
1)   Kuisioner, yaitu seperangkat pertanyaan tertulis yang diberikan kepada seseorang untuk mengungkapkan pendapat, keadaan, kesan yang ada pada diri orang tersebut maupun diluar dirinya.
2)   Wawancara, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang menurut adanya pertemua langsung atau komunikasi langsung antara evaluator dengan sumber data.
3)   Pengamatan, merupakan teknik pengumpulan data melalui kegiatan mengamati yang dilakukan oleh evaluator terhadap kegiatan pembelajaran. Data yang terkumpul melalui teknik pengumpulan data ini, berupa informasi/data yang objektif dan realistik dari kegiatan pembelajaran.
4)   Studi kasus, yaitu teknik pengumpulan data berdasarkan data berdasarkan kasus – kasus yang ada dan dikomunikasikan. Teknik pengumpulan data ini dimaksudkan untuk memperoleh data tentang keadaan yang menyimpang dalam suatu kegiatan pembelajaran.
d)   Analisis data
Data atau informasi yang berhasil dikumpulkan selanjutnya diperoleh dan dianalisis. Sebagaimana halnya dalam evaluasi hasil belajar, data dapat diperoleh secara individual ataupun secara kelompok. Dalam kegiatan evaluasi pembelajaran, analisis data yang paling banyak dilaksanakan adalah analisis deskriptif kualitatif yang ditunjang oleh data – data kuantitatif.
e)    Penyusunan laporan
Dalam laporan evaluasi pembelajaran harus berisikan pokok – pokok berikut:
1)   Tujuan evaluasi, yakni tujuan seperti yang disebutkan didalam rancangan evaluasi pembelajaran yang didahului dengan latar belakang dan alasan dilaksanakannya evaluasi
2)   Problematika, berupa pertanyaan – pertanyaan yang telah dicari jawabnya melalui kegiatan evaluasi pembelajara
3)   Lingkup dan metodologi evaluasi pembelajaran
4)   Pelaksanaan evaluasi pembelajaran, meliputi:
·         Siapa tim evaluator selengkapnya dan jika perlu dengan pembagian tanggung jawab
·         Penjadwalan pelaksanaan evaluasi
·         Kegiatan penyusunan laporan
5)   Hasil evaluasi pembelajaran, yakni berisi tujuan pengajaran, tolak ukur, data yang diperoleh, dan dilengkapi dengan sejumlah informasi yang mendukung penemuan evaluasi pembelajaran memahami tingkat keberhasilan pembelajaran


BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Aktivitas belajar perlu diadakan evaluasi. Hal ini penting karena dengan evaluasi dapat diketahui apakah tujuan belajar yang telah ditetapkan dapat tercapai atau tidak. Melalui evaluasi, dapat diketahui kemajuan – kemajuan belajar yang dialami oleh siswa, dapat ditetapkan keputusan penting mengenai apa yang telah diperoleh dan diketahui siswa, serta dapat merencanakan apa yang seharusnya dilakukan pada tahap berikutnya.
Evaluasi dilaksanakan berkenaan dengan situasi sesuatu aspek dibandingkan dengan situasi aspek lain, yang akhirnya terjadilah suatu gambaran yang menyeluruh yang dapat dipandang dari berbagai segi. Evaluasi juga dilakukan dengan cara membanding – bandingkan situasi sekarang dengan situasi yang lampau atau situasi yang sudah lewat.
Kedudukan evaluasi dalam belajar dari pembelajaran sungguh sangat penting, dan bahkan dapat dipandang sebagai bagian yang tak terpisalikan dengan keseluruhan proses belajar dan pembelajaran. Penting karena dengan evaluasi atom diketahui apakah belajar dan pembelajaran tersebut telah mencapai tujuan ataukah belum. Dengan evaluasi juga akan diketahui faktor-faktor apa saja yang menjadikan penyebab belajar dan pembelajaran tersebut berhasil dart faktor-faktor apa saja yang menjadikan penyebab belajar dan pembelajaran tidak atau belum berhasil.

B.  Saran
Seperti yang telah dibahas dalam makalah ini, bahwa evaluasi itu sangat penting dilakukan. Jadi, dalam hal ini penulis menyarankan agar setiap pendidik yang perduli terhadap peserta didik dan kelancaran proses belajar pembelajaran lebih mengefektifkan lagi pelaksanaa proses evaluasi ini, karena dilihat dari kedudukan evaluasi itu yang sangat penting dan perlu untuk dilaksanakan.





KEPUSTAKAAN

Abu Ahmadi dan Widodo. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Dokumens.multiply.com/journal/item/34-, diakses pada 22 Mei 2013  pukul 19.15 WIB.
Tim Penyusun Mata Kuliah Belajar Pembelajaran. 2004. Bahan Ajar Belajar dan Pembelajaran. Padang : FIP UNP