BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Pada masa
perkembangan anak di usia dini, anak membutuhkan banyak kasih sayang dari orang
tua dan lingkungan sekitarnya. Dimana, anak harus diberikan perhatian yang
penuh dan kasih sayang yang tulus.
Anak pada usia
dini, harus dipersiapkan dan ditata pola hidupnya sesuai dengan perkembangan
zaman. Anak mengalami perkembangan berdasarkan perubahan psikologis dan
berdasarkan perubahan biologisnya. Untuk itu, anak tersebut perlu diberikan
arahan, perhatian, dan kasih sayang agar anak tersebut dapat berkembang dengan
keyakinan dasar yang benar.
Pada masa
perubahan biologis, anak akan mengalami perubahan tubuh dan psikoseksual. Dalam
hal ini, anak harus diberikan arahan dan perhatian agar pada masa perubahan
baik itu perubahan tubuh dan psikoseksualnya, anak tidak mengalami perasaan
tidak senang dan merasa kurang perhatian. Begitu juga dengan masa perubahan
psikologisnya, anak harus benar-benar diberikan kasih sayang dan perhatian,
untuk anak dapat lebih mengerti dan terarah pola hidupnya.
Oleh karena itu,
kami melakukan observasi ke Taman Kanak-kanak (TK), untuk melihat sejauh mana
anak mampu melalui masa perubahan dirinya, dengan arahan dan bimbingan dari
guru TK-nya. Dan sejauh mana, guru menghadapi perkembangan anak baik itu perubahan
psikologis dan cara berpikir anak.
1.2 Tujuan Observasi
Dalam melakukan observasi ini, kami
bertujuan untuk melihat bagaimana guru TK mengatasi dan menghadapi perkembangan
anak baik itu berupa tingkah laku anak dan cara berpikir anak yang mengalami
dusta hayal atau tidak sama sekali.
Selain
itu kami juga bertujuan untuk lebih memahami langsung bagaimana tingkah laku
anak pada masa perkembangannya dan kami bertujuan untuk bisa lebih mengerti
bagaimana cara melayani anak pada masa perkembangannya.
1.3 Sasaran
Observasi
Yang menjadi sasaran kami dalam
melakukan observasi ke TK ini adalah anak-anak yang dibagi kelasnya menjadi 3
kelas, yaitu kelas B.1 yang berumur rata-rata 4 tahun, kelas B.2 yang berumur
rata-rata 4-5 tahun, dan kelas B.3 yang berumur rata-rata tahun.
BAB II
Landasan
Teori
Berdasarkan teori Piaget, anak akan
melalui beberapa periode perkembangan berpikir, diantara periode itu adalah
periode berpikir praoperasional dan periode intuitif. Anak yang berumur 3-5
tahun, menurut teori Piaget ini, memiliki kemampuan berpikir konseptual.
Dimana, ini dapat ditandai oleh kemampuan berpikir dengan mempergunakan
konsep-konsep yang sederhana. Anak
disibukkan dengan penggunaan simbol-simbol dalam menyatakan apa yang dipikirkan
atau dipahaminya. Anak sibuk mempergunakan bahasa untuk menolongnya
mengembangkan berbagai konsep.
Selain itu, pada periode
intuitifnya, anak mampu mengambil kesimpulan sendiri yang dasarnya tidak jelas
dan pertimbangan pikiran yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Namun,
tidak menutup kemungkinan anak pada periode ini akan bersifat egosentris.
Dimana, anak akan lebih kuat aku-nya sebab ia di kuasai oleh ego-nya yang
tinggi.
Dalam masa perkembangannya ini, anak
diberikan kesempatan untuk bermain dengan teman sebaya, agar hubungan sosialnya
meluas dan ia dapat melalui periode perkembangannya dengan terarah. Sebab, pada
masa ini anak memiliki kepribadian yang cenderung mempercayai dirinya sendiri,
memiliki sifat aku yang yang kuat, dan kepribadian yang ingin mengekplorasikan
diri dan lingkungannya.
Oleh karena itu, pelayanan pada anak
yang usianya masih pada perkembangan usia dini , haruslah tepat, agar keyakinan
dasar anak itu dapat terbentuk dengan baik.
BAB III
PEMBAHASAN
Setelah melakukan observasi ke TK,
kami dapat mengamati langsung bagaimana tingkah laku anak-anak tersebut di
dalam sekolah itu. Mulai dari sebelum masuk ke kelas dan sampai pulang dari
sekolah.
Pagi hari, anak-anak diantar oleh
orang tuanya ke TK. Tiba di TK, anak meletakkan tas ranselnya ke dalam kelas
yang dimana didalam kelas itu sudah tersedia tempat penyimpanan tas anak-anak.
Setelah anak menyimpan tasnya ke rak penyimpanan tas, anak bermain bersama
teman-teman yang lain. Mereka menggunakan fasilitas yang disediakan di sekolah
mereka. Seperti ayunan, seluncuran, bola putar, dan banyak permainan lain yang
disediakan di sekolah.
Setelah lonceng di bunyikan guru,
anak-anak dikumpulkan dan dibariskan di lorong depan sekolah. Pada saat baris,
anak-anak melakukan pembacaan ikrar, beberapa doa, dan menyanyikan lagu
bersama-sama yang dipimpin oleh guru TK itu.
Setelah itu, anak-anak masuk kedalam
kelas, namun disini anak-anak tidak dibiarkan langsung masuk kedalam kelas.
Anak-anak diperintahkan oleh guru mereka untuk membuka sepatu dan meletakkannya
di rak sepatu yang di sediakan di dekat pintu masuk kelas mereka. Anak-anak
juga di suruh untuk menyapa temannya terlebih dahulu dan membaca doa lalu
diperbolehkan masuk kedalam kelas.
Saat observasi, kami memasuki kelas
yang pertama adalah kelas B.1, dimana kelas ini adalah kelas yang paling kecil
dan jumlah anaknya juga sedikit yaitu 9 orang. Namun, pada saat kami masuki,
jumlah anak yang hadir hanya 8 orang, salah satu dari mereka tidak masuk
dikarenakan sedang sakit. Disini, ibu guru memberitahukan kepada anak-anak
bahwa ada teman mereka yang tidak masuk. Guru tersebut memberitahukan dengan
cara menghitung jumlah mereka yang ada di kelas tersebut. Dari situ, anak
berpikir dan menyadari bahwa jumlah dari mereka itu berkurang satu. Dalam hal
ini, guru tersebut telah berhasil merangsang anak untuk bisa menyikapi
lingkungan sekitarnya.
Sebelum memulai proses belajar
mengajar, guru menyuruh untuk memperkenalkan diri mereka masing-masing kepada
kami. Disini, kami menarik kesimpulan, guru tersebut melatih kepercayaan diri
anak agar berani berbicara depan orang.
Dalam situasi belajar mengajar, guru
menggunakan metode bercerita. Guru memperkenalkan kepada anak-anak macam-macam
hewan. Guru merangsang anak-anak berpikir macam-macam hewan berdasarkan jumlah
kakinya. Dan anak-anak mampu mengimajinasikan hewan yang dimaksud oleh guru
kepada mereka. Saat sedang belajar, kami menemukan salah satu dari anak
tersebut yang sedang mengalami dusta hayal. Ia menghayalkan bahwa ada beruang
di pintu. Namun disini, guru tidak terlalu melayani anak tersebut. Dimana yang
seharusnya guru memberikan rangsangan-rangsangan berupa pertanyaan kepada anak
tersebut untuk lebih mengembangkan dusta hayalnya agar terarah.
Dalam sistem belajar di 2 kelas yang
lainnya, guru menggunakan metode yang sama. Kelas B.2 dan B.3 yang merupakan
kelas yang tertua dibandingkan dengan kelas B.1,guru menggunakan metode belajar
yang sama, seperti contoh yang kami amati langsung, guru mengajarkan tentang
mengenal abjad. Guru mengucapkan terlebih dahulu dan anak-anak mengikuti
selanjutnya. Untuk lebih menguatkan ingatan mereka, guru memberikan sebuah
nyanyian tentang abjad yang syairnya berupa permisalan terhadap setiap
huruf-huruf tersebut. Disini, kami dapat melihat bahwa guru dapat merangsang
pikiran anak untuk lebih mengingat abjad yang mereka pelajari.
Metode selanjutnya yang kami temui
adalah guru membiarkan anak untuk menulis. Anak-anak menulis sesuai yang
diperintahkan oleh gurunya. Sebagian dari anak-anak tersebut ada yang kerjanya
cepat sehingga dapat melanjutkan ke tugas yang berikutnya. Namun ada juga yang
kerjanya lambat, sehingga masih tertinggal dari teman-temannya. Akan tetapi
dalam metode ajar yang diberikan guru kali ini, menurut kami sudah bagus, namun
disini anak yang masih terlambat dalam mengerjakan tugas tersebut kurang
diperhatikan dan diarahkan sehingga anak tersebut masih tetap tertinggal dari
temannya.
Cara pengajaran yang diberikan
kepada anak-anak tersebut dalam masa perkembangan usia dini sudah bagus, namun
masih ada beberapa titik kelemahan yang dimana guru kurang memberikan pelayanan
yang menyeluruh kepada anak. Sehingga masih terdapat anak-anak yang diam dan tidak
berani untuk berekspresi atau lebih tepatnya kurang percaya diri.
Berikut kami sediakan tabel yang berisikan tingkah laku,
serta peran yang seharusnya diberikan kepada
anak dengan sumber yang telah kami temui.
Tabel 1. Tingkah
Laku Anak dan Bentuk Pelayanan Yang Di Berikan
No
|
Tingkah Laku Anak
|
Cara Melayani Anak
|
Respon Guru
Terhadap Anak
|
||||||
Ya
|
Tidak
|
||||||||
1
|
Egosentris
|
-
Tidak mengkritik aktivitas anak
-
Menasehati anak dengan penuh kasih
|
ü
|
|
|||||
2
|
Dusta Khayal
|
-
Diberi kebebasan untuk terus berimajinasi dan
merangsangna dengan pertanyaan
|
|
ü
|
|||||
3
|
Imajinatif
|
-
Memberikan pujian dan memberikan kebesasan untuk
berekspresi
|
ü
|
|
|||||
4
|
Kreatif
|
-
Menyediakan alat yang dibutuhkan anak
-
Menghargai hasil kerja anak
|
ü
|
|
|||||
5
|
Aktif
|
-
Memberikan kesempatan anak untuk melakukan
kegiatan fisik
|
ü
|
|
|||||
6
|
bertengkar
|
-
Menengahi atau menghentikan pertengkaran anak
-
Menasehati anak dengan lembut
|
|
ü
|
|||||
7
|
Anak-anak
berkata kotor
|
-
Mengajarkan anak bahasa yang baik
|
|
ü
|
|||||
8
|
Anak-anak
ribut dalam kelas
|
-
Menghentikan dan selalu mendampingi anak
|
ü
|
|
|||||
9
|
Jahil
|
-
Menasehati anak
-
Mengarahkan ke yang lebih baik
|
ü
|
|
|||||
10
|
Cerdas
|
-
Mengembangkan kreativitasnya
|
ü
|
|
|||||
11
|
Mudah Bergaul/mudah
akrab
|
-
Memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih
temannya sendiri namun tetap diawasi dalam pergaulannya
|
ü
|
|
|||||
12
|
Berani
|
-
Memuji anak
|
ü
|
|
|||||
13
|
Masturbasi
|
-
Dialihkan ke kegiatan lain
|
ü
|
|
14
|
Tidak
memperhatikan pelajaran
|
-
Materi yang disampaikan guru harus menarik
|
ü
|
|
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Setelah kami melakukan observasi ke
TK, kami dapat menarik kesimpulan :
1. Pelayanan
kepada anak usia dini haruslah benar-benar dengan kasih sayang dan kesabaran
yang tinggi untuk menghadapi tingkah laku mereka
2. Anak-anak
harus di berikan kebebasan untuk beraktifitas agar emosional mereka terlatih,
namun harus tetap dalam pengawasan
3. Anak
pada masa perkembangannya memiliki sifat yang cenderung sifat akunya sangat
tinggi, sehingga harus benar-benar dilayani dengan baik
4. Pemberian
layanan kepada anak yang memiliki kebutuhan untuk perhatian khusus harus
benar-benar diperhatikan untuk mengubah pola kebiasaannya yang salah agar
menjadi baik.
5. Anak-anak
diberikan kesempatan bermain untuk bisa bersosialisasi dengan baik dan
melatihnya untuk lebih mengenal teman sebayanya
6. Memberikan
rangsangan-rangsangan berupa pelukan, sentuhan, mengajak bebicara dengan lembut
dan penuh kasih sayang, merangsang untuk mengekpresikan diri, memberikan
kesempatan anak terampil.
7. Anak
umur 3-5 tahun harus dilayani dengan
baik,salah satu cara melayaninya adalah dengan memenuhi kebutuhan bermain anak
8. Memberikan
kasih sayang sepenuhnya pada anak dengan cara memberi perhatian dan memberi
sentuhan fisik seperti membelai-belai anak dengan menciumnya dan memeluknya
9. Anak
umur 3-5 tahun itu memiliki emosi yang negatif dan guru harus mengarahkan anak
pada emosi yang positif
10. Perkembangan
anak 3-5 tahun berkembang melalui bermain dan hubungan sosial dengan teman
karena anak anak harus di berikan kesempatan bermain
4.2
SARAN
1. Pelayanan
kepada setiap anak itu haruslah sama dan tidak ada dibeda-bedakan
2. Anak
harus difasilitasi sebab mereka belum bisa menfasilitasi diri mereka
3. Cara
pengajaran guru terhadap anak harus lebih diperbaiki
4. Metode
ajar yang diberikan sebaiknya lebih dikuasai agar tidak ditemukan lepasnya
perhatian guru dari beberapa anak.
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno,
Elida. 2005. Buku Ajar Perkebambangan
Anak Usia Dini dan SD.Padang : Angkasa Raya.
LAPORAN HASIL
OBSERVASI
PERKEMBANGAN
ANAK USIA DINI
OLEH
:
1. ARDIANSYAH
DAULAY / 1105613
2. MUKHTAR
ZARKASIH HARAHAP /1105606
3. FEBRYADI
HUTA URUK /1105527
4. NOPINA
SM HARAHAP/ 1105575
5. MUTIYA
ARDILLA/ 1105555
6. NIA
KURNIATI /1105581
7. NINDI
HAYATI/ 1105533
8. AYU
ANJELA / 1105529
9. RHAHIMA
ZAKIA /1105519
JURUSAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGRI PADANG
2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar