BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Salah satu tugas
penting seorang guru dalam proses belajar dan pembelajaran adalah melakukan
evaluasi. Oleh karena itu, sudah seharusnya seorang calon guru dan guru
memahami seluk beluk evaluasi tersebut.
Aktivitas belajar perlu
diadakan evaluasi. Hal ini penting karena dengan evaluasi dapat mengetahui
apakah tujuan belajar yang telah ditetapkan dapat tercapai atau tidak. Melalui
evaluasi, dapat diketahui kemajuan – kemajuan belajar yang dialami oleh anak,
dapat ditetapkan keputusan penting mengenai apa yang telah diperoleh dan
diketahui anak, serta dapat merencanakan apa yang seharusnya dilakukan pada
tahap berikutnya.
Untuk itu, dalam proses
belajar pembelajaran memang sangat diperlukan dilakukan evaluasi kepada siswa,
agar dapat memudahkan guru untuk memahami sejauh mana keberhasilan prose
belajar pembelajaran serta memahami sejauh mana siswa mampu menyerap materi
pembelajaran yang telah diajarkan. Untuk itu, penulis akan membahas tentang
evaluasi ini dalam makalah ini, dengan judul “Evaluasi”.
B.
Tujuan
Adapun tujuan penulisan
makalah ini adalah:
1. Untuk
melengkapi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran
2. Untuk
memahami mengenai konsep dasar evaluasi
3. Untuk
memahami bagaimana evaluasi pembelajaran
C.
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dalam
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
yang dimaksud dengan konsep dasar evaluasi?
2. Apa
yang menjadi fungsi, tujuan, sasaran dan prosedur dalam evaluasi pembelajaran?
BAB II
EVALUASI
A.
Konsep
Dasar Evaluasi
1.
Pengertian
Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau
penaksiran. Menurut Stufflebeam, dkk (dalam admin, 2012) mendefinisikan
evaluasi sebagai “The process of delineating, obtaining, and providing useful
information for judging decision alternatives”.
Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan
informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan.
Evaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai. Mengukur lebih besifat
kuantitatif, sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif.
Viviane
dan Gilbert de Lansheere (dalam admin, 2012) menyatakan bahwa evaluasi adalah
proses penentuan apakah materi dan metode pembelajaran telah sesuai dengan
tujuan yang diharapkan. Penentuannya bisa dilakukan salah satunya dengan cara
pemberian tes kepada pembelajar.
Menurut
Abu Ahmadi (2008: 198) bahwa aktivitas belajar perlu diadakan evaluasi. Hal ini
penting karena dengan evaluasi dapat diketahui apakah tujuan belajar yang telah
ditetapkan dapat tercapai atau tidak. Melalui evaluasi, dapat diketahui
kemajuan – kemajuan belajar yang dialami oleh siswa, dapat ditetapkan keputusan
penting mengenai apa yang telah diperoleh dan diketahui siswa, serta dapat
merencanakan apa yang seharusnya dilakukan pada tahap berikutnya.
Istilah
evaluasi sering dikacaukan dengan pengukuran. Keduanya memang ada kaitan yang
erat, tetapi sebenarnya mengandung titik beda. Menurut Suharsimi Arikunto
(dalam tim penyusun MK BP, 2004: 188) mengatakan bahwa evaluasi meliputi dua
bagian yaitu mengukur dan menilai. Mengukur adalah membanding suatu dengan satu
ukuran, pengukuran bersifat kuantitatif, dan penilaian yaitu mengambil
keputusan terhadap suatu ukuran baik buruk, atau kualitatif. Sedangkan, menurut Sumadi Suryabrata (dalam Abu Ahmadi,
2008: 198) mengatakan pengertian pengukuran mencakup segala cara untuk
memperoleh informasi yang dapat dikuantifikasikan, baik dengan tes maupun denga
cara – cara lain. Sedangkan pengertian evaluasi menurutnya lebih menekankan
penggunaan informasi yang diperoleh dengan pengukuran maupun dengan cara lain
untuk menentukan pendapat dan membuat keputusan – keputusan pendidikan.
Kaitan
antara evaluasi dan pengukuran, dijelaskan oleh Nasrun Harahap, dkk (dalam Abu
Ahmadi, 2008: 198) yaitu pengukuran dan evaluasi mempunyai hubungan yang erat.
Evaluasi memberikan petunjuk pada bidang – bidang mana diperlukan meng-assessment (pengukuran), sebaliknya
evaluasi tidak mungkin dilakukan tanpa pengukuran. Pengukuran dilakukan atas keterampilan,
kesanggupan, dan achievement tiap
individu atau kelompok.
Evaluasi
dilaksanakan berkenaan dengan situasi sesuatu aspek dibandingkan dengan situasi
aspek lain, yang akhirnya terjadilah suatu gambaran yang menyeluruh yang dapat
dipandang dari berbagai segi. Evaluasi juga dilakukan dengan cara membanding –
bandingkan situasi sekarang dengan situasi yang lampau atau situasi yang sudah
lewat.
2. Kedudukan Evaluasi dalam Pendidikan
Kedudukan evaluasi dalam belajar dari pembelajaran sungguh sangat penting,
dan bahkan dapat dipandang sebagai bagian yang tak terpisalikan dengan
keseluruhan proses belajar dan pembelajaran. Penting karena dengan evaluasi
atom diketahui apakah belajar dan pembelajaran tersebut telah mencapai tujuan
ataukah belum. Dengan evaluasi juga akan diketahui faktor-faktor apa saja yang
menjadikan penyebab belajar dan pembelajaran tersebut berhasil dart
faktor-faktor apa saja yang menjadikan penyebab belajar dan pembelajaran tidak
atau belum berhasil. Tidak hanya itu, dengan evaluasi juga diketahui dimanakah
letak kegagalan dan kesuksesan belajar dan pembelajaran. Padahal dikehuinya hal
tersebut, akan dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam mengadakan perbaikan
belajar duo pembelajaran.
Evaluasi juga punya kedudukan yang tak terpisahkan dari belajar dan
pembelajaran secara keseluruhan, karena strategi belajar dan pembelajaran,
proses belajar dan pembelajaran menempatkan evaluasi sebagai salah satu
langkahnya. Hampir semua ahli prosedur sistem instruksional menempatkan evaluasi
ini sebagai langkah-langkahnya. Perhatikan pula langkah-langkah pembelajaran
yang dikemukakan oleh para ahli berikut, pasti kita akan tahu betapa tidak
dapat terpisahkan evaluasi tersebut dengan keseluruhan proses belajar dan
pembelajaran.
3.Syarat-Syarat Evaluasi
dalam Pendidikan
a)
Validitas
Validitas berarti tepat. Tujuan validitas yaitu mengukur apa yang hendak
di ukur secara tepat. Suatu evaluasi dikatakan valid apabila evaluasi tersebut
benar-benar mengukur apa yang ingin diukur, mampu untuk mengungkapkan apa yang
harus diukur yang mengarah pada kualitas dari hasil tersebut.
Ada 4 jenis validitas suatu tes yaitu:
1)
Validitas isi, dikatakan
validitas isi, apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan
materi atau isi pelajaran yang diberikan
2)
Validitas konstruksi,
dikatakan validitas konstruksi apabila butir – butir soal yang dibangun tes
tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam tujuan
instruksional khusus.
3)
Validitas ada sekarang,
validitas ini lebih dikenal dengan validitas empiris. Sebuah tes dikatakan
memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. Dalam hal
ini tes dipasangkan dengan hasil pengalaman. Pengalaman selalu mengenai hal
yang telah lampau, sehingga data pengalaman tersebut sekarang sudah ada.
4)
Validitas prediksi,
memprediksi artinya meramal mengeani hal yang akan datang. Sebuah tes dikatakan
memiliki validitas prediksi apabila tes mempunyai kemampuan untuk meramalkan
apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
b)
Reliabilitas
Reliabel artinya dapat dipercaya. Suatu tes yang
mempunyai reliabilitas berarti bahwa tes tersebut mempunyai sifat dapat
dipercaya. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi
jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap. Dalam reliabel ini, metode yang
digunakan adalah:
1)
Metode bentuk paralel
Metode ini sering
disebut realibilitas pengukuran setara. Jika dua bentuk tes setara (mempunyai
kesamaan tujuan, tingkat kesukaran dan susunan, tetapi butir – butir soalnya
berbeda), dimiliki kedua tes ini, diberikan kepada siswa, tes pertama yang
diberikan disebut tes ke I dan tes yang diberikan kedua disebut tes ke II.
Kelemahan dari metose
ini adalah bahwa pengetes pekerjaannya berat, karena harus menyusun dua seri
tes dan membutuhkan waktu lama untuk melaksanakan dua kali tes.
2)
Metode tes ulang
Metode ini dilakukan
orang untuk menghindari penyusunan dua seri tes. Pengetesan hanya memiliki satu
seri tetapi dicobakan (di teskan) dua kali. Kemudian hasil dari kedua kali tes
tersebut dihitung korelasinya.
3)
Metode belah dua
Prosedur yang paling
sering digunakan untuk menetapkan reliabilitas dari suatu tes adalah metode
belah dua. Pengetesan hanya menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu kali.
Caranya ialah dengan membagi dua tes itu dan hasil pada masing – masing bagian
dikorelasikan satu sama lain. Cara membagi dua tes tersebut ialah meletakkan
soal – soal bernomor ganjil ke dalam tengahan pertama dan soal – soal bernmor
genap kedalam tengahan kedua.
c)
Praktibilitas
Sebuah tes dikatakan
mempunyai praktibilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis. Tes
yang praktis adalah tes yang memiliki syarat sebagai berikut:
1)
Mudah dilaksanakan
Tidak menuntut peralatan
yang banyak dan memberi kebebasan kepada siswa untuk mengerjakan terlebih dahulu
bagian yang dianggap mudah oleh siswa
2)
Mudah pemeriksaannya
Artinya tes itu
dilengkapi dengan kunci jawaban pedman skoringnya. Untuk soal bentuk objektif
pemeriksaan akan lebih mudah dilakukan jika dikerjakan oleh siswa dalam
lembaran jawaban
3)
Dilengkapi dengan
petunjuk – petunjuk yang jelas sehingga dapat diberikan/ diawasi oleh orang
lain
d)
Objektif
1)
Bentuk tes
Tes yang berbentuk
uraian akan memberikan banyak kemungkinan kepada sipenilai untuk memberikan
penilaian menurut caranya sendiri. Dengan demikian maka hasil dari seorang
siswa yang mengerjakan soal – soal dari sebuah tes, akan berbeda apabila
dinilai oleh dua orang penilai.
2)
Penilai
Subjektifitas dari
penilai aka dapat masuk secara agak leluasa terutama dalam tes bentuk uraian.
Faktor yang mempengaruhi subjektifitas itu antara lain kesan penilai terhadap
siswa, tulisan, bahasa, waktu mengadakan penilaian, kelelahan, dan sebagainya.
B.
Evaluasi
Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran
merupakan suatu proses untuk menentukan jasa, nilai atau manfaat kegiatan
pembelajaran melalui kegiatan penilaian dan/atau pengukuran. Evaluasi
pembelajaran mencakup perbuatan pertimbangan tentang jasa, nilai atau manfaat
program, hasil dan proses pembelajaran.
1.
Fungsi
dan Tujuan
Dari pengertian
evaluasi pembelajaran kita dapat mengetahui bahwa tujuan utama dari evaluasi
pembelajaran adalah sejumlah informasi atau data tentang jasa, nilai atau
manfaat kegiatan pembelajaran. Adapun evaluasi pembelajaran difungsikan dan
ditujukan untuk:
a) Untuk
pengembangan
Dalam hal evaluasi
pemberlajaran berfungsi dan bertujuan untuk pengembangan pembelajaran, maka
evaluasi pembelajaran sedang menjalankan fungsi formatif. Dengan kata lain,
fungsi dan tujuan evaluasi pembelajaran untuk pengembangan pembelajaran
dilaksanakan apabila hasil kegiata evaluasi pembelajaran digunakan sebagai
dasar pengembangan pembelajaran.
b) Untuk
akreditasi
Akreditasi dapat
diartikan sebagai suatu proses yang mana suatu program atau institusi (lembaga)
diakui sebagai badan yang sesuai dengan beberapa standar yang telah disetujui
(Scravia, dalam tim penyusun MK BP, 2004: 199). Berdasarkan pengertian
akreditasi tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa akreditasi ditetapkan atau
diputuskan setelah dilaksanakan evaluasi terlebih dahulu terhadap lembaga
pendidikan, baik TK, SD, SLTP, dan SLTA, maupun PT.
Menurut Abu Ahmadi
(2008: 200) fungsi evaluasi adalah:
a) Untuk
memberikan umpan balik (feed back)
kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar – mengajar, serta
mengadakan perbaikan program bagi murid
b) Untuk
memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau hasil belajar dari setiap
murid. Antara lain digunakan dalam rangka pemberian laporan kemajuan belajar
murid kepada orang tua, penentuan kenaikan kelas serta penentuan lulus tidaknya
seorang siswa.
c) Untuk
menentukan siswa di dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan
tingkat kemampuan (dan karakteristik lainnya) yang dimiliki oleh siswa
d) Untuk
mengenal latar belakang (psikologis, fisik, dan lingkungan) murid yang
mengalami kesulitan belajar, nantinya dapat dipergunakan sebagai dasar dalam
pemecahan kesulitan – kesulitan belajar yang timbul.
L. Pasaribu dan
Simajuntak (dalam Abu Ahmadi,2008:199) menegaskan tujuan evaluasi dapat dilihat
dari 2 segi, tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu:
a) Tujuan
umum dari evaluasi adalah sebagai berikut:
·
Mengumpulkan data –
data yang membuktikan taraf kemajuan siswa dalam mencapai tujuan yang
diharapkan
·
Memungkinkan pendidik/
guru menilai aktivitas/ pengalaman yang didapat
·
Menilai metode mengajar
yang dipergunakan
b)
Tujuan khusus dari
evaluasi adalah sebagai berikut:
·
Merangsang kegiatan
siswa
·
Menemukan sebab – seba
kemajuan atau kegagalan
·
Memberikan bimbingan
yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan dan bakat siswa yang bersangkutan
·
Memperoleh bahwa
laporan tentang perkembangan siswa yang diperlukan orang tua dan lembaga
pendidikan
·
Memperbaiki mutu
pelajaran/ cara belajar dan metode belajar
2.
Sasaran
Sasaran evaluasi
pembelajaran adalah aspek – aspek yang terkandung dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan demikian sasaran evaluasi pembelajaran meliputi:
a. Tujuan
pembelajaran
Tujuan pembelajaran
merupakan sasaran evaluasi pembelajaran yang perlu diperhatikan, karena semua
unsur/ aspek pembelajaran yang lain selalu bermula dan bermuara pada tujuan
pengajaran. Tujuan pengajaran yang tertinggi adalah tujuan pendidikan nasional,
tujuan kelembagaan, tujuan kurikuler, tujuan umum pengajaran dan terakhir
tujuan khusus pengajaran, semakin kebawah semakin rinci unsur – unsur yang ada
pada rumusan tujuan umum pengajaran
b. Unsur
dinamis pembelajaran
Unsur dinamis
pembelajaran merupakan sasaran evaluasi pembelajaran yang kedua. Yang dimaksud
dengan unsur dinamis pembelajaran adalah sumber belajar atau komponen sistem
instruksional yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
Sumber belajar disebut
unsur dinamis pembelajaran karena setiap perubahan yang terjadi pada salah satu
sumber belajar akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada kegiatan
pembelajaran. Selain itu, perubahan pada satu sumber belajar akan mengakibatkan
sumber belajar lain menyesuaikan denga perubahan yang terjadi.
c. Pelaksanaan
pembelajaran
Pelaksanaan
pembelajaran diartikan sebagianinteraksi antara sumber belajar dengan siswa.
Dengan demikian dalam mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran, kita sebenarnya
menentukan seberapa derajat interaksi sumber belajar dengan tujuan pengajaran.
Sasaran evaluasi pembelajaran dalam pelaksanaan lebih terperinci diantaranya
adalah:
·
Kesesuaian pesan dengan
tujuan pengajaran
·
Kesesuaian sekuensi
penyajian pesan kepada siswa
·
Kesesuaian bahan dan
alat dengan pesan dan tujuan pengajaran
·
Kemampuan guru
menggunakan bahan dan alat dalam pembelajaran
·
Kemampuan guru
menggunakan teknik pembelajaran
·
Kesesuaian teknik
pembelajaran dengan pesan dan tujuan pengajaran
·
Interaksi siswa dengan
siswa lain
·
Interaksi guru dengan
siswa
d. Kurikulum
Kurikulum dipandang
sebagai rencana tertulis yakni seperangkat komponen pembelajaran yang diuraikan
secara tertulis pada bahan tercetak atau bahan baku. Kurikulum sebagai sasara
evaluasi pembelajaran meliputi:
·
Tersediaya dan
sekaligus kelengkapan komponen kurikulum
·
Pemahaman terhadap
prinsip – prinsip pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
·
Pemahaman terhadap
tujuan kelembagaan atau tujuan institusional sekolah
·
Pemahaman terhadap
teknik pembelajaran
·
Pemahaman terhadap
sistem evaluasi
·
Pemahaman terhadap
pembinaan guru
·
Pemahaman terhadap
bimbingan siswa
3.
Prosedur
Dalam buku tim penyusun
(2004:204) prosedur evaluasi pembelajaran terdiri dari lima tahapan, yakni
penyusunan rancangan (desain), penyusunan instrument, pengumpulan data,
analisis data dan penyususnan laporan evaluasi pembelajaran.
a) Penyusunan
Rancangan
Untuk memperjelas tentang
penyusunan rancangan evaluasi pembelajaran akan diuraikan secara singkat tiap –
tiap langkah kegiatannya.
1) Menyusun
latar belakang yang berisikan dasar pemikiran dan/atau rasional penyelenggaraan
evaluasi
2) Problematika
berisikan rumusan permasalahan/ problematika yang akan dicari jawabannya baik
secara umum maupun terinci
3) Tujuan
evaluasi merupakan rumusan yang sesuai dengan problematika evaluasi
pembelajaran, yakni dirumuskan tujuan umum dan tujuan khusus
4) Populasi
sampel, yakni sejumlah komponen pembelajaran yang dikenal evaluasi pembelajaran
dan/atau yang dimintai informasi dalam kegiatan evaluasi pembelajaran
5) Instrumen
adalah semua jeni alat pengumpulan informasi yang diperlukan sesuai dengan
teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam evaluasi pembelajaran
6) Teknis
analisis data, yakni cara/teknik yang digunakan untuk menganalisis data yang
disesuaikan dengan bentuk problematik dan jenis data.
b) Penyusunan
instrumen
Menurut Arikunto (dalam
tim penyusunan MK BP, 2004:205) langkah – langkah penyusunan instrumen adalah:
1) Merumuskan
tujuan yang akan dicapai dengan instrumen yang akan disusun
2) Membuat
kisi – kisi yang merancangkan tentang perincian variabel dan jenis instrument
yang akan digunakan untuk mengukur bagian variabel yang bersangkutan
3) Membuat
butir – butir instrumen evaluasi pembelajaran yang dibuat berdasarkan kisi –
kisi
4) Menyunting
instrumen evaluasi pembelajaran yang meliputi : mengurutkan butir menurut
sistematika yang dikehendaki evaluator untuk mempermudah pengolahan data,
menuliskan petunjuk pengisian dan identitas serta yang lain dan membuat
pengantar pengisian instrumen.
c) Pengumpulan
data
Dalam pengumpulan data
dapat diterapkan berbagai teknik pengumpulan data diantaranya adalah:
1) Kuisioner,
yaitu seperangkat pertanyaan tertulis yang diberikan kepada seseorang untuk
mengungkapkan pendapat, keadaan, kesan yang ada pada diri orang tersebut maupun
diluar dirinya.
2) Wawancara,
yaitu suatu teknik pengumpulan data yang menurut adanya pertemua langsung atau
komunikasi langsung antara evaluator dengan sumber data.
3) Pengamatan,
merupakan teknik pengumpulan data melalui kegiatan mengamati yang dilakukan
oleh evaluator terhadap kegiatan pembelajaran. Data yang terkumpul melalui
teknik pengumpulan data ini, berupa informasi/data yang objektif dan realistik
dari kegiatan pembelajaran.
4) Studi
kasus, yaitu teknik pengumpulan data berdasarkan data berdasarkan kasus – kasus
yang ada dan dikomunikasikan. Teknik pengumpulan data ini dimaksudkan untuk
memperoleh data tentang keadaan yang menyimpang dalam suatu kegiatan pembelajaran.
d) Analisis
data
Data atau informasi
yang berhasil dikumpulkan selanjutnya diperoleh dan dianalisis. Sebagaimana
halnya dalam evaluasi hasil belajar, data dapat diperoleh secara individual
ataupun secara kelompok. Dalam kegiatan evaluasi pembelajaran, analisis data
yang paling banyak dilaksanakan adalah analisis deskriptif kualitatif yang
ditunjang oleh data – data kuantitatif.
e) Penyusunan
laporan
Dalam laporan evaluasi
pembelajaran harus berisikan pokok – pokok berikut:
1) Tujuan
evaluasi, yakni tujuan seperti yang disebutkan didalam rancangan evaluasi
pembelajaran yang didahului dengan latar belakang dan alasan dilaksanakannya
evaluasi
2) Problematika,
berupa pertanyaan – pertanyaan yang telah dicari jawabnya melalui kegiatan
evaluasi pembelajara
3) Lingkup
dan metodologi evaluasi pembelajaran
4) Pelaksanaan
evaluasi pembelajaran, meliputi:
·
Siapa tim evaluator
selengkapnya dan jika perlu dengan pembagian tanggung jawab
·
Penjadwalan pelaksanaan
evaluasi
·
Kegiatan penyusunan
laporan
5) Hasil
evaluasi pembelajaran, yakni berisi tujuan pengajaran, tolak ukur, data yang
diperoleh, dan dilengkapi dengan sejumlah informasi yang mendukung penemuan
evaluasi pembelajaran memahami tingkat keberhasilan pembelajaran
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Aktivitas belajar perlu
diadakan evaluasi. Hal ini penting karena dengan evaluasi dapat diketahui
apakah tujuan belajar yang telah ditetapkan dapat tercapai atau tidak. Melalui
evaluasi, dapat diketahui kemajuan – kemajuan belajar yang dialami oleh siswa,
dapat ditetapkan keputusan penting mengenai apa yang telah diperoleh dan
diketahui siswa, serta dapat merencanakan apa yang seharusnya dilakukan pada
tahap berikutnya.
Evaluasi
dilaksanakan berkenaan dengan situasi sesuatu aspek dibandingkan dengan situasi
aspek lain, yang akhirnya terjadilah suatu gambaran yang menyeluruh yang dapat
dipandang dari berbagai segi. Evaluasi juga dilakukan dengan cara membanding –
bandingkan situasi sekarang dengan situasi yang lampau atau situasi yang sudah
lewat.
Kedudukan evaluasi dalam
belajar dari pembelajaran sungguh sangat penting, dan bahkan dapat dipandang
sebagai bagian yang tak terpisalikan dengan keseluruhan proses belajar dan
pembelajaran. Penting karena dengan evaluasi atom diketahui apakah belajar dan
pembelajaran tersebut telah mencapai tujuan ataukah belum. Dengan evaluasi juga
akan diketahui faktor-faktor apa saja yang menjadikan penyebab belajar dan
pembelajaran tersebut berhasil dart faktor-faktor apa saja yang menjadikan
penyebab belajar dan pembelajaran tidak atau belum berhasil.
B.
Saran
Seperti yang telah
dibahas dalam makalah ini, bahwa evaluasi itu sangat penting dilakukan. Jadi,
dalam hal ini penulis menyarankan agar setiap pendidik yang perduli terhadap
peserta didik dan kelancaran proses belajar pembelajaran lebih mengefektifkan
lagi pelaksanaa proses evaluasi ini, karena dilihat dari kedudukan evaluasi itu
yang sangat penting dan perlu untuk dilaksanakan.
KEPUSTAKAAN
Abu Ahmadi
dan Widodo. 2008. Psikologi Belajar.
Jakarta : Rineka Cipta
Dokumens.multiply.com/journal/item/34-,
diakses pada 22 Mei 2013 pukul 19.15 WIB.
Tim Penyusun Mata Kuliah Belajar
Pembelajaran. 2004. Bahan Ajar Belajar
dan Pembelajaran. Padang : FIP UNP