ANALISIS KASUS BERDASARKAN
KONSELING PSIKOANALISIS KLASIK
A.
Identitas
Klien
Nama : PR
Umur : 16 tahun
Status : Peserta didik SMA
Alamat : Gunung Pangilun
B.
Kasus
PR mempunyai ibu tiri yang sangat kejam. Dia dididik
secara kasar dan keras oleh ibu tirinya. Ibu tirinya sering menganiayanya
seperti memukul dengan sapu, mencubit, melempar dengan sandal ketika PR
melakukan kesalahan. Kadang-kadang walaupun PR tidak melakukan kesalahan dia
dipukul juga oleh ibu tirinya, padahal ibu tirinya kesal pada orang lain dan PR
yang menjadi sasaran untuk melampiaskan rasa kesalnya. Ayah PR tidak mengetahui
perlakuan ibu tirinya, karena ketika Ayah dirumah ibu tirinya berlaku baik dan
pura-pura menyayangi PR. Ibu tiri PR sangat sering menelantarkan masalah
belajar dan keuangan PR padahal PR sangat membutuhkan kasih sayang dan
pendidikan.
Akibat dari penganiayaan dari ibu tirinya, PR menjadi
penakut, susah membuka diri, dan kaku dalam pergaulan dengan teman-temannya.
Banyak teman-teman PR takut bergaul dengan PR karena dia pendiam dan mudah
merajuk. Sering terjadi hubungan yang tidak menyenangkan antara PR dengan
teman-temannya.
C.
Hakekat
tentang Manusia
1.
PR kehilangan rasa tanggung jawab karena tidak tahu apa
yang menjadi tanggung jawab, dan jarang mempunyai kesempatan untuk mencapai
sesuatu sehingga PR menganggap dunia jahat kepadanya.
2.
Tingkah laku individu ditentukan oleh individu itu
sendiri karena telah mempersepsi diri tidak berguna tanpa mencari jalan keluar
dan kehilangan semangat.
3.
PR mempersepsi bahwa tingkah lakunya seperti itu karena
ulah ibu tirinya dan tidak menyalahkan dirinya.
4.
PR menganggap semua orang jahat kepadanya dan dia merasa
tidak memerlukan bantuan orang lain.
D.
Kepribadian
1. Perkembangan Kepribadian
a.
Karena PR diasuh keras oleh ibu tirinya dari usia empat
tahun, maka terbentuk pribadi yang inPRovert pada diri PR.
b.
Akibat perlakuan ibu tirinya maka dia menjadi anak yang
penakut.
c.
PR tidak mempunyai kemampuan untuk menginterprestasikan
lingkungannya.
d.
Sosial interest PR tidak berkembang dengan baik.
e.
Life style PR sangat berbeda dengan anak-anak lainnya
seperti pendian dan suka mengerjakan sesuatu secara sendiri-sendiri karena
perlakuan ibu tirinya.
f.
PR kesulitan
dalam mengubah life style yang salah.
2.
PR sukar menyadari sepenuhnya life style-nya karena
sudah menjadi kebiasaan.
E.
Tujuan
1.
Membantu PR untuk mengubah konsep dirinya.
2.
Mengoreksi persepsi PR tentang lingkungannya dan
mengembangkan tujuan-tujuan baru yang hendak dicapai melalui tingkah laku PR.
3.
Membangun kembali minat PR terhadap sesuatu sejak
dulunya.
F.
Teknik
1.
Membina hubungan baik dengan PR misalnya berkomunikasi
dengan baik, objektif dalam memberikan penilaian, mampu mendengarkan keluh
kesah PR dan memdengarkan dengan baik.
2.
Mengembangkan pemahaman tentang life good dan life
style kepada PR, menginterprestasikan tingkah laku PR dan mengembangkan klien
apabila kesadarannya mulai muncul.
3.
Tekniknya memahami penganiayaan yang dilakukan kepada PR,
memahami tingkah laku klien dengan segala gerak-geriknya dan keilmuannya,
memahami pola asuh orang tua PR yaitu keras dan sering memberi hukuman.
Berdiskusi dengan PR untuk membahas ingatan tentang masa lalu sampai
mendapatkan bagaimana pandangan PR terhadap dirinya yaitu memiliki sifat inPRovert.
Membangkitkan semangat hidup PR walaupun mempunyai pengalaman buruk ketika
masih kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar