Entri Populer

Jumat, 07 November 2014

Konseling Psikologi Individual


KONSELING PSIKOLOGI INDIVIDUAL (KOPSIN)

A.    Pengantar Koseling Psikologi Individual
Model konseling psikologi individual dipelopori oleh Alfred Addler. Model konseling psikologi individual didasarkan atas pandangan holistic mengenai pribadi manusia. Kata individual berarti bahwa manusia dipandang sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Karena itu manusia juga tidak terpisah menjadi bagian – bagian, maka kepribadian itu, dipandang sebagai suatu kesatuan atau keseluruhan yang tidak dapat dipisahkan .
Salah satu implikasi dari pandangan tersebut adalah bahwa klien seyogyanya dipandang sebagai suatu bagian terpadu dalam sistem sosial. Psikologi individual tertumpu pada keyakinan pokok bahwa kebahagiaan dan keberhasilan seseorang pada umumya berkaitan dengan keterkaitan sosial. Adler (dalam Fauziz, 2013) berpendapat bahwa manusia mempunyai kebutuhan yang kuat untuk merasa bersatu dengan orang lain.
Manusia memiliki kebutuhan yang kuat untuk menempati dan menemukan tempat yang berarti dalam masyarakat. Tiadanya perasaan untuk mendapatkan tempat dan diterima oleh orang lain merupakan salah satu musibah yang paling hebat terhadap perasaan manusia. Manusia itu tidak hanya membutuhkan orang lain, manusia juga mempunyai perasaan untuk diterima oleh orang lain.
Menurut Adler (dalam Taufik, 2012:78) masalah dalam kehidupan adalah yang menyangkut dengan sosial. Bagi Freud, komponen yang paling esensi dari kehidupan manusia adalah kemampuan untuk “bercinta” dan “bekerja”. Bagi Adler fungsi sehat tidak hanya cinta da bekerja, tetapi perhatiannya lebih diarahkan bagi kesejahteraan bersama (sosial).
Adler nampaknya tidak memikirkan tentang struktur dan tahap – tahap perkembangan kepribadian. Seperti konsep – ko sep tentang perasaannya, kecenderungan untuk reify atau berkonsentrasi, tentang sesuatu yang abstrak. Dalam pandangannya, perasaan, pikiran dan karya seseorang beroperasi pada phenomenological. Pemikiran Adler adalah cikal bakal dari teori humanistic seperti yang dikemukakan oleh Abraham Maslow, Carl Ransom Rogers, teori lapangan oleh Kurt Lewin dan Kognitif Theory oleh George Kelly.

B.     Perkembangan Kepribadian
Pada periode umur 4 – 5 tahun merupakan saat yang menjadi dasar yang sangat menentukan perkembanga kepribadian seseorang. Adler meyakini bahwa setiap orang dilahirkan dengan dilengkapi “feeling of inferiority” (rasa rendah diri), namun dibalik itu ada dorongan untuk menjadi superiority (rasa diri lebih) (Taufik, 2012: 89)
Menurut Rochman Natawidjaja (dalam Taufik, 2012: 90) perasaan rendah diri itu dapat merupakan sumber kreativitas, tujuan hidup adalah kesempurnaan dan bukan kesenangan. Selanjutnya Adler (dalam Taufik, 2012: 90) mengemukakan bahwa rasa rendah diri yang secara khas dikaitkan dengan pengakuan masa kanak – kanak dengan ketergantungan pada orang dewasa dan kepada alam semesta.
Taufik (2012: 90) mengatakan tujuan hidup adalah kesempurnaan bukan kesenangan. Adler menekankan bahwa setiap manusia memiliki perasaan rendah hati. Individu berusaha mengatasi ketidakberdayaannya dengan berkompensasi yakni mengembangkan gaya hidup yang memungkinkan tercapainya keberhasilan yang diinginkannya.

C.    Perkembangan Kepribadian Salah Suai
Pada dasarnya keabnormalan atau salah suai kepribadian seseorang disebabkan oleh inferiority feeling. Inferiority feeling yang tidak ditanggulangi dengan baik atau sekedar dibesar – besarkan serta berlangsung secara tidak wajar akan dapat menimbulkan bibit – bibit ketidak normalan, apalagi dibarengi dengan (1) kecacatan fisik maupun mental, (2) perlakuan orang tua yang tidak wajar, dan (3) apabila anak diterlantarkan.
Faktor utama penyebab ketidakmampuan menyesuaikan diri adalah minat sosial yang tidak berkembang. Selain faktor rendahnya minat sosial faktor lain yang menimbulka neurotic adalah karena individu (1) cenderung menetapkan tujuan yang terlalu tinggi, (2) hidup dalam dunianya sendiri, dan (3)  mempunyai gaya hidup yang kaku dan dogmatic.
Adler (dalam Taufik, 2012: 92) menyataka bahwa gaya hidup yang salah suai adalah hasil dari tiga kondisi di masa kanak – kanak, kelemahan organic (cacat) pemanjaan dan pengabaian. Anak – anak dengan cacat fisik akan kesulitan dalam tugas – tugas kehidupannya. Melalui pemahaman orang tua dapat dikembangkan kekuatan untuk berkompensasi dari kelemahannya tersebut di bidang lain.

D.    Tujuan Konseling
1.      Mengubah konsep tentang diri klien sendiri. Individu yang mengalami masalah sebetulnya disebabkan oleh karena konsep diri yang dimilikinya bersifat negative, dalam arti dia sering melihat dirinya tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
2.      Melalui perubahan konsep diri sendiri, diharapkan akan dapat berubah pula fisiknya
3.      Dari perubahan fisiknya diharapkan akan berubah pula gaya hidupa dan akhir dapat diubah tingkah lakunya.

E.     Proses Konseling
Pada saat konseling yang harus dilakukan oleh konselor yaitu mengumpulkan data -  data dan informasi tentang kehidupan klien pada masa balita. Menurut W.S. Winkel (dalam Taufik, 2012: 95) hal ini untuk menemukan feeling of inferiority yang mungkin masih tertahan sampai sekarang dan untuk menemukan usaha – usaha guna untuk menutupi rasa rendah dirinya melalui berbagai bentuk kompensasi sehingga melalui tampak gaya hidup perseorangannya.
Hansen (dalam Taufik, 2012: 96) merekomendasikan hal – hal yang harus diperhatikan konselor untuk menganalisis tingkah laku kliennya:
1.      Tingkah laku holistic (tingkah laku yag ada sangkut pautnya dan tidak berdiri sendiri)
2.      Dalam proses konseling tidak semuanya harus diperhatikan tetapi konselor hanya mengungkapkan bagian yang penting saja dari tingkah laku khususnya penyebab tingkah laku salah suai
3.      Sebagai makhluk sosial tingkah laku individu itu hanya bisa dimengerti dalam kaitannya dengan hal – hal yang bersifat sosial
4.      Motivasi individu hanya dapat dimengerti dengan baik apabila dipandang dari bagaimana individu mencari pengakuan dari orang lain akan tingkah laku yang ditampilkannya
5.      Rasa memiliki dan dimiliki adalah sesuatu yang mendasar bagi keberadaan manusia
Melaksanakan proses konsleing menurut psikologi konsleing individual, maka dari itu yang harus diperhatikan konselor dalam proses konseling ialah:
1.      Harus ada perwujudan hubungan yang akrab antara konselor dan klien
2.      Konselor mendengarkan dan memahami apa – apa  yang disampaikan oleh klien
3.      Tahapan dalam proses konseling:
a.       Konselor mencoba berusaha untuk mengerti tujuan hidup dan gaya hidup yag dianut klien sampai proses konseling
b.      Konselor mencoba menganalisis dan menafsirkan tingkah laku klien. Kemudian konselor berusaha menyampaikan kepada klien hasil analisis dan penafsirannya tersebut.
c.       Menganalisis permasalahan itu dalam kaitanya dengan minat sosial klien

F.     Teknik konseling
Teknik konseling yang digunakan oleh konselor adalah:
1.      Teknik komparatif. Dalam teknik ini konselor melakukan perbandingan dirinya dengan konselor. Dengan empati, konselor mencoba membayangkan gaya hidup dan masalah klien dalam dirinya. Atas dasar itu konselor kemudian membantu klien untuk memperbaiki gaya hidup dan memecahkan masalah klien.
2.       Teknik analisis mimpi. Menurut Adler, mimpi merupakan refleksi gambaran tujuan hidup klien. Dengan menganalisis mimpi yang dialami klien maka konselor dapat memperkirakan tujuan hidup klien. Atas dasar itu kemudian konselor membantu klien.
Selain itu ada beberapa fase yang dilakukan konselor dalam memberikan layanan konseling berdasarkan model ini, yaitu menciptakan hubungan (fase I), menggali dinamika individual (fase II), memberi semangat untuk pemahaman (fase III), menolong agar bisa berorientasi ulang (fase IV) .
Fase membina hubungan akan sangat menentukan proses konseling selanjutnya hingga menentukan fase selanjutnya yaitu menggali dinamika individu. Dinamika individu harus digali untuk mengetahui gaya hidup dan pemecahan masalah yang tepat bagi individu. Hal-hal yang digali diantaranya adalah konstelasi keluarga berupa urut-urutan kelahiran, karena hal itu mempunya pengaru yang besar dalam membentuk gaya hidup individu. Selanjutnya pengalaman sewaktu usia antara empat hingga enam tahun atau berbagai kenangan masa kecil. Mimpi yang sering dialami karena bagi Adlerian hal itu menggambarkan prioritas dan keinginan. Mengenai prioritas itu sendiri klien diarahkan untuk menilai mana prioritas yang lebih utama dalam hidupnya.
Proses selanjutnya klien diberi semangat, dorongan dan pemahaman untuk memupuk semangat dan kepercayaan dirinya kembali, karena diri atau self membutuhkan hal itu. Terakhir adalah menolong agar bisa berorientasi ulang yang difokuskan untuk mendorong klien agar bisa melihat alternatif yang baru dan lebih fungsional. Klien didorong semangatnya dan sekaligus ditantang untuk mengembangkan keberaniannya mengambil resiko dan membuat perubahan yang baik dalam hidupnya.
1.      Menganalisis gaya hidup klien. Kegiatan yang termasuk dalam hal ini adalah:
a)      Konselor harus sampai pada kenyataan tentang factor-faktor yang meyakinkan akan mempengaruhi kepribadian klien sampai dia mengalami masalah hingga saat konseling berlangsung.
b)      Pemahaman yang sebenarnya tentang pola-pola tingkah lakunya selama ini secara nyata, untuk menemukan kesenjangan.
c)      Konselor harus sampai dapat membandingkan konstelasi (keadaan) keluarga dimana klien hidup dengan yang seharusnya, sebab semua itu akan mempengaruhitingkah laku klien.
d)     Konselor harus bisa menyampaikan penafsirannya kepada klien, tentang hubungan apa yang diperolehnya dari butir a, b, dan c tersebut.
2.      Menginterpretasikan ingatan-ingatan masa lampau yang lebih ada kaitannya dengan kondisi sekarang, yaitu keadaan pada waktu berumur dibawah 10 tahun. Keadaan masa lampau itu diperkirakan akan berpengaruh pada masa sekarang, khususnya pembentukan kepribadian yang abnormal.
3.      Dengan penafsiran tersebut diharapkan persepsi klien berubah, dan pada akhirnya dia dapat mengubah tingkah lakunya, sehingga sesuai dengan keadaan sekarang.

G.    Kekuatan dan Kelemahan Konseling Psikologi Individual
1.      Kekuatan
a)      Keyakinan yang optimistik bahwa setiap orang dapat berubah, dapat mencapai sesuatu, arah evaluasi manusia bersifat positif
b)      Penekanan hubungan konseling sebagai suatu media untuk mengubah klien
c)      Menekankan bahwa masyarakat tidak sakit atau salah, akan tetapi manusianya yang sakit atau salah
d)     Menekankan bahwa kekuatan sebagai pusat pendorong perilaku
2.      Kelemahan
a)      Terlalu banyak menekankan pada tilikan intelektual dalam upaya perubahan
b)      Penekanan yang berlebihan pada pengalaman, nilai, dan minat subyektif sebagai penentu perilaku
c)      Minimalkan faktor biologis dan riwayat masa lalu
d)     Terlalu banyak menekankan tanggung jawab pada keterampilan diagnostik konselor.


























KEPUSTAKAAN

Fauziz Deslav. 2013. Konseling Psikologi Individual KOPSIN. (online). (http://fauzizdeslav.blogspot.com/2013/09/konseling-psikologi-individual-kopsin.html, diakses 1 maret 2014 pukul 9.42)
Taufik. 2002. Model-model Konseling. Padang: BK FIP UNP


Tidak ada komentar:

Posting Komentar