Entri Populer

Kamis, 06 November 2014

Anak Jalanan


ANAK JALANAN

A.    Pengertian Anak Jalanan
Menurut Departemen Sosial No. 26 1997 dalam situs resmi ITB, pengertian anak jalanan adalah anak yang menghabiskan sebagian waktunya untuk mencari nafkah.
Anak jalanan adalah sebuah istilah umum yang mengacu pada anak – anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun masih memiliki hubunga dengan keluarganya. Tapi hingga kini belum ada pengertian anak jalanan yang dapat dijadikan acuan bagi semua pihak.
Ditengah ketiadaan pengertian untuk anak jalanan, dapat ditemui adanya pengelompokan anak jalanan berdasar hubungan mereka dengan keluarga. Pada mulanya ada dua kategori anak jalanan, yaitu children of the street dan children of the street. Namun pada perkembangannya ada penambahan kategori, yaitu children in the street atau yang sering disebut juga children from families of the street. Pengertian untuk children on the street adalah anak – anak yang mempunyai kegiatan ekonomi dijalana yang masih memiliki hubungan  dengan keluarga. Ada dua kelompok anak jalanan dalam kategori ini, yaitu anak – anak yang melakukan kegiatan ekonomi dan tinggal dijalanan namun masih mempertahan hubungan dengan keluarga dengan cara pulang baik berkala ataupun dengan jadwal yang tidak rutin.
Children of the street  adalah anak yang menghabiskan seluruh atau sebagian besar waktunya di jalanan dan tidak memiliki hubungan atau ia memutuskan hubungan dengan orang tua atau keluarganya. Sedangkan children in the street atau children from the families of the street adalah anak – anak yang menghabiskan seluruh waktunya di jalanan yang berasal dari keluarga hidup atau tinggalnya juga di jalanan.
Penggunaan istilah anak jalanan berimplikasi pada dua pengertian yang harus dipahami. Pertama, pengertian sosiologis, yaitu menunjuk pada aktifitas sekelompok anak yang keluyuran di jalan – jalan. Masyarakat mengataka sebagai kenekalan anak, dan perilaku mereka dianggap mengganggu ketertiban sosial. Kedua, pengertian ekonomi, yaitu menunjukkan aktifitas sekolompok yang terpaksa mencari nafkah di jalanan karena kondisi ekonomi orang tua yang miskin (Nugroho, 2000: 78).
Sebagaimana pembedaan Nugroho tersebut, secara defenitif, istilah anak jalanan terbagi dalam dua batasan istilah:
1.      Pengertian sosiologis: anak jalanan adalah sekelompok anak yag keluyuran di jalan – jalan. Masyarakat yang menganggap sebagai anak nakal dan perilaku mereka mengganggu ketertiban sosial.
2.      Pengertian ekonomi : anak jalanan adalah sekelompok anak yang terpaksa mencari nafkah di jalanan karena kondisi ekonomi orang tua miskin.

B.     Karakteristik Anak Jalanan
Adapun ciri – ciri anak jalanan secara umum (dalam Riyana, 2014), antara lain:
1.      Berada di tempat umum (jalanan, pasar, pertokoan, tempat hiburan) selama 3- 24 jam sehari
2.      Berpendidikan rendah ( kebanyakan putus sekolah, dan sedikit sekali yang tamat SD)
3.      Berasal dari keluarga – keluarga yang tidak mampu ( kebanyakan kaum urban, dan beberapan di antaranya tidak jelas keluarganya)
4.      Melakukan aktivitas ekonomi (melakukan pekerjaan pada sector informal)
Adanya cirri umum tersebut di atas, tidak berarti bahwa fenomena anak jalanan merupakan fenomena yang tunggal. Penulusuran yang lebih empatik dan intensif ke dalam kehidupan mereka  menunjukkan adanya keberagaman. Keberagaman tersebut antara lain: latar belakang keluarga, lamanya berada di jalanan, lingkungan tempat tinggal, pilihan pekerjaan, pergaulan, dan pola pengasuhan. Sehingga tidak mengherankan jika terdapat keberagaman pola tingkah laku, kebiasaan, dan tampilan dari anak – anak jalanan.
Keterlibatan anak jalanan dalam kegiatan ekonomi akan berdampak kurang baik bagi perkembangan dan masa depan anak, kondisi ini jelas tidak menguntungkan bahkan cenderung membutakan terhadap masa depan mereka, mengingat anak adalah aset masa depan bangsa.
Menurut M. Ishaq (dalam Pendidika Layanan Khusus, 2008), ada 3 kategori kegiatan anak jalanan, yakni : (1) mencari kepuasan, (2) mengais nafkah, (3) tindakan asusila. Kegiatan anak jalanan itu erat kaitannya dengan tempat mereka mangkal sehari – hari, yakni di alun – alun, bioskop, jalan raya, simpang jalan, stasiun kereta api, terminal, pasar, pertokoan, dan mall.
C.    Faktor Penyebab Anak Terjurumus dalam Kehidupan Jalanan
Faktor – faktor yang mempengaruhi anak – anak terjurumus dalam kehidupan anak jalanan menurut Izaa (2012), yaitu:
1.      Kesulitan keuangan keluarga atau tekanan kemiskinan
2.      Ketidakharmonisan rumah tangga orang tua
3.      Masalah khusus menyangkur hubungan anak dengan orang tua
4.      Ingin bebas
5.      Pengaruh teman
Persoalan yang kemudian muncul adalah anak – anak jalanan pada umumnya berada pada usia sekolah, usia produktif, mereka mempunyai kesempatan yang sama seperti anak – aak yang lain, mereka adalah warga Negara yang berhak mendapatkan pelayanan pendidikan, tetapi disisi lain mereka tidak bisa meninggalkan kebiasaan mencari penghidupan dijalanan.
Keadaan kota yang mengundang maraknya anak jalanan. Kota yang padat penduduknya dan banyak keluarga bermasalah membuat anak yang kurang gizi, kurang perhatian, kurang pendidikan, kurang kasih sayang, dan kehangatan jiwa, serta kehilangan hak untuk bermain, bergembira, bermasyarakat, dan hidup merdeka, atau bahkan mengakibatkan anak – anak dianiaya batin, fisik, dan seksual oleh keluarga, teman, orang lain lebih dewasa.
Diantara anak – anak jalana, sebagian ada yang sering berpindah antar kota. Mereka tumbuh dan berkembang dengan latar kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan, pengniayaan, dan hilangnya kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya berperilaku negative.
Seorang anak yang terhempas dari keluarganya, lantas menjadi anak jalanan disebabkan oleh banyak hal. Penganiayaan kepada anak merupakan penyebab utama anak menjadi anak jalanan. Penganiayaan itu meliputi mental dan fisik mereka. Lain daripada itu, pada umumnya anak jalanan berasal dari keluarga yang pekerjaannya berat dan ekonominya lemah.






D.    Upaya Penanggulangan Anak Jalanan
1.      Upaya LSM Mengatasi Anak Jalanan
Program yang dikembangkan dalam LSM yaitu pemberdayaan anak jalanan dan keluarganya. Adapun tujuan yang akan dicapai adalah (1) anak jalanan dapat melanjutkan sekolahnya, (2) anak jalanan dapat memperoleh keterampilan kerja produktif dan bekerja secara layak, dan (3) terjadinya peningkatan kondisi sosial ekonomi keluarga anak jalanan, sehingga mampu menarik anaknya dari jalanan. Dalam pelaksanaannya mengembangkan kerja sama dengan instansi pemerintah seperti Dinas Kesehatan, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas Pendidikan dan Dinas Sosial.
Salah  seorang pengurus LSM  (Ibu ETTI) yang mengelola rumah singgah  di dapat sebagai berikut : bahwa anak jalanan tersebut harus tetap sekolah dengan cara  sekolah di waktu senggang  hal ini dilakukan agar anak tersebut tetap mendapat pendidikan yang layak dan memadai walaupun untuk menyadarkan anak-anak untuk sekolah masih sulit tetapi semakin hari semakin bertambah yang berminat untuk sekolah. Tidak kalah beratnya  juga untuk menyadarkan orangtua agar anak-anak mereka tetap sekolah  dengan berbagai penjelasan  sehingga orang tua anak tersebut mendukung anaknya untuk sekolah. Untuk menangani anak jalanan, lembaga tersebut belum ada kerjasama dengan lembaga pemerintahan atau lembaga lainnya,  dalam soal dana lembaga tersebut mencari donatur-donatur yang bersedia membantunya.
Sementara Pak Ihsan, pernah mendapatkan penyuluhan dan sempat bergabung dengan LSM Fakta (Forum Warga Kota) yang bekerjasama dengan LBHI dan IISJ (Istitut Ilmu Sosial Jakarta), tetapi pihak LSM sifatnya hanya menjembatani saja, dan hingga kini tidak ada realisasi dan tindak lanjutnya.
2.      Upaya Pemerintah Mengatasi Anak Jalanan
Menurut dr. Sri Astuti, kesehatan merupakan modal dasar bagi seseorang dalam meraih kehidupan yang lebih baik. Pemerintah telah memberikan perhatian terhadap kebutuhan kelangsungan hidup dan tumbuhkembang anak-anak Indonesia tanpa membedakan golongan-golongan. Hal ini telah diatur dalam UU nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak sehingga pemerintah melakukan berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan anak tersebut, antara lain melalui penyediaan sarana kesehatan di puskesmas dan di rumah sakit, didukung dengan biaya pengobatan secara gratis bagi pendudukng miskin yang dikenal denganAskeskin.
Selain itu, dengan mengembangkan pelayanan kesehatan peduli remaja di puskesmas yang sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di sekolah, di jalanan atau tempat lain. Walaupun saat ini sebagian besar remaja khususnya yang berada dijalanan masih belum merasakan pelayanan tersebut, bukan berarti pemerintah kurang memperhatikan kelompok anak jalanan, tetapi semata-mata karena beban pemerintah terlalu berat terhadap berbagai masalah kesehatan dan masalah lainnya yang sementara dihadapi oleh bangsa kita, misalnya bencana alam yang silih berganti. Sedangkan untuk penanganan anak jalanan memerlukan proses kerjasama dengan semua pihak terkait yaitu depertement social, depnaker, pemerintah kota setempat dan unsure terkait lainya.
Penanggulangan anak jalanan ini juga bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1.    Melalui proram aksi langsung
Program ini biasanya ditujukan kepada kelompok sasarannya yaitu para anak jalanan, misalnya saja memberikan pendidikan non-formal, peningkatan pendapatan keluarga, pelayanan kesehatan. Tipe pekerjaan ini biasanya yang dilakukan oleh LSM-LSM.
2.    Program peningkatan kesadaran masyarakat
Aktivitas program ini untuk menggugah masyarakat untuk mulai tergerak dan peduli terhadap masalah anak jalanan. Kegiatan ini dapat berupa penerbitan bulletin, poster, buku-buku, iklan layanan masyarakat di TV, program pekerja anak di radio dan sebagainya.
Kalau diperinci satu per satu barang kali ada puluhan atau bahkan ratusan masalah yang dihadapi anak-anak jalanan. Namun, ada delapan masalah prioritas anak jalanan yang mendesak untuk segera ditangani oleh beberapa pihak. Kedelapan masalah pokok tersebut adalah:
a.    Gaya hidup dan perilaku anak jalanan yang acap kali membahayakan dan mengancam keselamatan diri sendiri, seperti ngelem, seks bebas, kebiasaan berkelahi, dan sebagainya.
b.    Ancaman gangguan kesehatan
c.    Minat dan kelangsungan pendidikan anak jalanan yang relatif rendah dan terbatas
d.   Kondisi ekonomi dan latar belakang kehidupan sosial-psikologis orang tua yang relatif miskin dan kurang harmonis
e.    Adanya bentuk intervensi dan sikap sewenang-wenang dari pihak luar terhadap anak jalanan, baik atas nama hukum karen aulah preman yang mencoba mengambil manfaat dari keberadaan anak jalanan
f.     Adanya kekeliruan persepsi dan sikap prejudice sebagian masyarakat terhadap keberadaan anak jalanan
g.    Adanya sebagian anak jalanan yang tengah menghadapi masalah khusus, baik kaibat ulahnya yang terencana, maupun karena ketidaktahuan terhadap bahaya dari sebuah tindakan tertentu, seperti hamil dalam usia yang terlalu dini akibat seks bebas
h.    Mekanisme koordinasi dan sistem kelembagaan penanganan anak jalanan yang belum berkembang secara mantap, baik antara pemerintahan dengan LSM maupun persoalan intern diantara lembaga itu sendiri.
Bahwa bimbingan untuk anak jalanan itu  mengunakan  Pendekatan yang dipilih dan lebih tepat dengan masalah yang di hadapi oleh anak jalanan. Sebaiknya kalau menangani anak jalanan itu langsung terjun langsung di tempat tinggal anak-anak jalanan tinggal, kerena dengan terjun langsung kita bisa mengetahui masalah yang dihadapi anak jalanan tersebut, karena masalah anak jalanan itu tidak sama. Jadi itu lebih penting untuk menagani anak jalanan.











KEPUSTAKAAN

Heru Nugroho. 2000. Menumbuhkan Ide – Ide Kritis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
ITB. Digilib ITB. (online). (http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jiptumm-gdl-res-2000-dwi-1287-anakjalana&q=Anak, diakses 24 Februari 2014, pukul 7.29)
Izza. 2012. “Bimbingan dan Konseling”. (online). (http://izzamuanies.blogspot.com/2012/05/bimbingan-dan-konseling-anak-jalanan.html, diakses pada 24 Februari 2014, pukul 7.45)
Pendidikan Layanan Khusus. 2008. “Pengertian Anak Jalanan”. (online). (http://pendidikanlayanankhusus.wordpress.com/2008/10/13/pengertian-anak-jalanan/, diakses 24 Februari 2014, pukul 7.34)
Riyana. “Anak Jalanan”. (online). (http://karya-riyana.blogspot.com, diakses 24 Februari 2014 pukul 7.34)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar