ANALISIS KASUS
Dalam
bimbingan dan konseling, kasus menunjukkan bahwa ada sesuatu permasalahan
tertentu pada diri seseorang yang perlu mendapatkan perhatian pemecahan demi
kebaikan untuk diri orang yang bersangkutan.
1. IDENTITAS KLIEN
Nama : SH
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Siswa
SMK
Kelas : X
Alamat : Padang
2. GAMBARAN MASALAH
Menurut pendekatan konseling rasional emotif tingkah laku
bermasalah adalah merupakan tingkah laku yang didasarkan pada cara berpikir
yang irasional. Hal inilah yang sering terjadi pada SH. Ketika terjadi suatu masalah, SH biasanya tidak bisa berpikir rasional.
Pikiran-pikiran irrasional mengendalikan setiap tindakan yang ia lakukan. Pernah
terjadi kejadian di kelasnya, saat semua teman-temannya meribut dia mencoba
untuk menenangkan suasana kelas. Namun teman-temannya hanya acuh tak acuh
merespon perkataan SH ini. Kemudian SH melanjutkan niat baiknya, akan tetapi
caranya berbeda yaitu dengan berteriak sekencang-kencangnya seraya mencaci maki
perbuatan ayahnya di depan teman-temannya. Hal itu tentunya sontak membuat
suasana kelas hening dan beberapa teman SH, menganggap SH tidak waras lagi.
Di
waktu lain, SH juga mengalami masalah dengan temannya. Ketika SH ingin meminjam buku latihan matematika temannya
dan temannya ini tidak mau meminjamkan supaya SH mengerjakan sendiri
latihannya, SH pun menganggap temannya itu pelit dan tidak mau berteman dengan
dirinya..
3.
SEBAB
TLSS MENURUT KOREM
Menurut
perspektif pendekatan konseling rasional emotif tingkah laku bermasalah
adalah merupakan tingkah laku yang didasarkan pada cara berpikir yang
irasional. Menurut Prayitno (1998 : 80), ciri-ciri berpikir irasional :
1. Tidak
dapat dibuktikan;
2. Menimbulkan
perasaan tidak enak (kecemasan, kekhawatiran, prasangka) yang sebenarnya tidak
perlu; dan
3. Menghalangi
individu untuk berkembang dalam kehidupan sehari-hari yang efektif.
4.
TUJUAN
KONSELING
Tujuan konseling yang diberikan pada SH adalah untuk memperbaiki dan merubah
sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan, serta pandangan-pandangan SH yang irasional dan tidak logis terhadap
dirinya menjadi pandangan yang rasional dan logis agar SH dapat mengembangkan diri, meningkatkan self-actualizationnya seoptimal mungkin
melalui tingkah laku kognitif dan afektif yang positif. Selain itu, konseling
dilaksanakan untuk menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri
sendiri seperti rasa takut, rasa bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa
was-was, dan rasa marah yang dialami oleh YR saat mengalami masalah.
5.
TEKNIK
KONSELING YANG DIGUNAKAN
Untuk membantu pengentasan permasalahan SH perlu diadakan konseling perorangan
dengan mendorongnya untuk mengembangkan pola pikir rasional. Teknik konseling yang dapat dilaksanakan untuk
membantu pengentasan permasalahan SH adalah :
a.
Assertive
Training, teknik untuk melatih keberanian SH dalam mengekspresikan tingkah
laku-tingkah laku tertentu yang diharapkan melalui bermain peran, latihan, atau
meniru model-model sosial yang banyak memiliki teman sebaya. Maksud utama
teknik latihan asertif adalah mendorong kemampuan SH mengekspresikan berbagai hal yang
berhubungan dengan emosinya dan mendorong SH untuk meningkatkan kepercayaan dan
kemampuan diri dalam membina hubungan sosial.
b.
Reinforcement,
teknik untuk mendorong SH
ke arah tingkah laku yang lebih rasional dan logis dengan jalan memberikan
pujian verbal (reward) pada saat
motivasi belajarnya mulai meningkat ataupun hukuman (punishment) pada saat ia mulai mengurung diri. Teknik ini
dimaksudkan untuk membongkar sistem nilai dan keyakinan yang irasional pada SH dan menggantinya dengan sistem nilai
yang positif. Dengan memberikan reward
ataupun punishment, maka SH akan menginternalisasikan sistem nilai
yang diharapkan kepadanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar