Entri Populer

Jumat, 07 November 2014

Analisis Koreal


ANALISIS KASUS

Dalam bimbingan dan konseling, kasus menunjukkan bahwa ada sesuatu permasalahan tertentu pada diri seseorang yang perlu mendapatkan perhatian pemecahan demi kebaikan untuk diri orang yang bersangkutan.

1.    IDENTITAS KLIEN
Nama                 :    SH
Jenis kelamin     :    Perempuan
Pekerjaan           :    Siswa SMK
Kelas                 :    X
Alamat              :    Padang


2.    GAMBARAN MASALAH
Menurut pendekatan konseling rasional emotif tingkah laku bermasalah adalah merupakan tingkah laku yang didasarkan pada cara berpikir yang irasional. Hal inilah yang sering terjadi pada SH. Ketika terjadi suatu masalah, SH biasanya tidak bisa berpikir rasional. Pikiran-pikiran irrasional mengendalikan setiap tindakan yang ia lakukan. Pernah terjadi kejadian di kelasnya, saat semua teman-temannya meribut dia mencoba untuk menenangkan suasana kelas. Namun teman-temannya hanya acuh tak acuh merespon perkataan SH ini. Kemudian SH melanjutkan niat baiknya, akan tetapi caranya berbeda yaitu dengan berteriak sekencang-kencangnya seraya mencaci maki perbuatan ayahnya di depan teman-temannya. Hal itu tentunya sontak membuat suasana kelas hening dan beberapa teman SH, menganggap SH tidak waras lagi.
Di waktu lain,  SH juga  mengalami masalah dengan temannya. Ketika SH ingin meminjam buku latihan matematika temannya dan temannya ini tidak mau meminjamkan supaya SH mengerjakan sendiri latihannya, SH pun menganggap temannya itu pelit dan tidak mau berteman dengan dirinya..

3.    SEBAB TLSS MENURUT KOREM
Menurut  perspektif pendekatan konseling rasional emotif tingkah laku bermasalah adalah merupakan tingkah laku yang didasarkan pada cara berpikir yang irasional. Menurut Prayitno (1998 : 80), ciri-ciri berpikir irasional :
1.    Tidak dapat dibuktikan;
2.    Menimbulkan perasaan tidak enak (kecemasan, kekhawatiran, prasangka) yang sebenarnya tidak perlu; dan
3.    Menghalangi individu untuk berkembang dalam kehidupan sehari-hari yang efektif.


4.    TUJUAN KONSELING
Tujuan konseling yang diberikan pada SH adalah untuk memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan, serta pandangan-pandangan SH yang irasional dan tidak logis terhadap dirinya menjadi pandangan yang rasional dan logis agar SH dapat mengembangkan diri, meningkatkan self-actualizationnya seoptimal mungkin melalui tingkah laku kognitif dan afektif yang positif. Selain itu, konseling dilaksanakan untuk menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri seperti rasa takut, rasa bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa was-was, dan rasa marah yang dialami oleh YR saat mengalami masalah.

5.    TEKNIK KONSELING YANG DIGUNAKAN
Untuk membantu pengentasan permasalahan SH perlu diadakan konseling perorangan dengan mendorongnya untuk mengembangkan pola pikir rasional. Teknik konseling yang dapat dilaksanakan untuk membantu pengentasan permasalahan SH adalah :
a.    Assertive Training, teknik untuk melatih keberanian SH dalam mengekspresikan tingkah laku-tingkah laku tertentu yang diharapkan melalui bermain peran, latihan, atau meniru model-model sosial yang banyak memiliki teman sebaya. Maksud utama teknik latihan asertif adalah mendorong kemampuan SH mengekspresikan berbagai hal yang berhubungan dengan emosinya dan mendorong SH untuk meningkatkan kepercayaan dan kemampuan diri dalam membina hubungan sosial.
b.    Reinforcement, teknik untuk mendorong SH ke arah tingkah laku yang lebih rasional dan logis dengan jalan memberikan pujian verbal (reward) pada saat motivasi belajarnya mulai meningkat ataupun hukuman (punishment) pada saat ia mulai mengurung diri. Teknik ini dimaksudkan untuk membongkar sistem nilai dan keyakinan yang irasional pada SH dan menggantinya dengan sistem nilai yang positif. Dengan memberikan reward ataupun punishment, maka SH akan menginternalisasikan sistem nilai yang diharapkan kepadanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar