JAWABAN
UJIAN AKHIR SEMESTER
PEDAGOGI
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
![]() |
1.
Contoh implementasi nilai – nilai
karakter dalam pembelajaran adalah ada
dua model yang dapat diaplikasikan, pertama,
membentuk kebiasaan rutin yang bermuatan nilai – nilai moral. Situasi aktivitas
jasmani dan olahraga, sebagaimana dikemukakan di atas, banyak memberikan
peluang terjadina perilaku moral. Misalnya, berjabat tangan dengan lawan main
sebelum dan setelah bertanding, peduli kepada teman yang ingin mempelajari
keterampilan olahraga tertentu dengan cara memberikan mentoring, bekerjasama
untu mencapai tujuan (goal), bermain
dengan berpegangan pada aturan, menghormati keputusan wasit, dan sebagainya.
Kedua,
memberikan reward bagi peserta didik
yang menampilkan perilaku bernilai moral. Menanamkan dan membentuk nilai moral
memang tidak secapat mengajarkan keterampilan seperti menendang atau memukul
bola. Ia membutuhkan proses yang relative panjang, konsisten, dan tidak sekali
jadi. Bisa jadi, peserta didik belum sepenuhnya menampilkan perilaku bernilai
moral sebagaimana yang kita inginkan. Karena itu, penghargaan tidak harus
diberikan ketika peserta didik mengkhiri serangkaian kegiatan, melainkan juga
dalam proses menjadi. Penghargaan dapat diberikan dalam berbagai bentuk.
Misalnya dalam bentuk sertifikat, stiker, peran tertentu seperti kapten tim,
dan sebagainya.
2.
Kasih sayang dan kelembutan perlu
didalam pelaksanaan kewibawaan karena jika dilihat dari segi pengertian kasih
sayang merupakan pancaran cinta pendidik/ guru kepada peserta didik yang dengan
perasaan positif berusaha memenuhi kebutuhan peserta didi, menumbuhkan rasa
senang, memberikan kesempatan/ kebebasan diri dan sikap mengendalikan diri.
Kasih sayang dan kelembutan merupakan suasana yang menyejukkan dalam hubungan
antara pendidik dan peserta didik. Dengan kasih sayang dan kelembutan kedekatan
hubungan antara pendidik dan peserta didik aka terjaga dan produktif. Kasih
sayang dapat terwujud melalui ketulusan, penghargaan terhadap peserta didik
sebagai pribadi, dan pemahaman secara empatik terhadap peserta didik.
Perlakukan yang mencerminkan kasih sayang dan kelembutan dari pendidik akan
diterima oleh peserta didik sebagai air penyejuk yang dapat menggairahkan kehidupan
mereka, khususnya dalam kaitanya dengan kegiatan pendidikan. Perlakuan seperti
itu akan secara suka rela mendorong peserta didik memberikan pengakuan dan
penghormatan yang wajar dan tinggi kepada pendidik. Oleh sebab itu, untuk
pemberian kasih sayang dan kelembutan ini sangat perlu diberikan dalam
mewujudkan kewibawaan.
3.
Menurut saya, pelaksanaan kurikulum 2013
dilihat dari segi pendekatan dan penilaian adalah sudah cukup bagus, akan
tetapi untuk pelaksanaannya masih kurang terkontrol dan kurang diperhatikan.
Belum semua sekolah yang dapat
merealisasikan kurikulum ini di sekolahnya, namun terlihat masih
kurangnya penilaian yang dilakukan terhadap kurikulum ini. Beberapa sekolah
sudah mulai menggunakan kurikulum 2013, akan tetapi tidak ada pengawasan yang
khusus terhadap kurikulum tersebut,
sehingga masih banyak yang simpang siur pendapatnya terhadap kurikulum ini.
Selain
itu, guru – guru juga sudah mulai merenapkan pendekatan yang sesuai dengan
kurikulum 2013 ini. Seperti standar penilaian yang diharapkan dalam
pembelajaran ini adalah dari sikap. Guru yang menggunakan pendekatan sesuai
kurikulum ini, sudah mulai menyesuaikan dengan penilaian yang diharapkan dari
kurikulum ini, namun seperti yang saya lihat dibeberapa sekolah yang saya
observasi pada saat praktek lapangan, guru tersebut banyak yang tidak sepenuh
hati untuk menggunakan kurikulum tersebut. banyak guru yang mengeluh dengan
terus berubahnya kurikulum yang ada. Terlebih, saat guru – guru mendengar akan
isu kurikulum baru yang akan dikeluarkan setelah kurikulum 2013 ini.
4.
Seorang guru perlu mengetahui masalah –
masalah dan kesukaran – kesukaran dalam pendidikan pembelajaran dikarenakan
seorang guru tersebut tidak mungkin memberikan sebuah materi pelajaran dengan
metode atau pendekatan yang diberikan sesuka hatinya. Guru tersebut tidak
mungkin memberikan bantua ataupun pengajaran yang sembarangan saja, tanpa
mengetahui apa yang dibutuhkan siswanya.
Seorang
guru harus mengetahui kebutuhan siswa dalam pembelajaran. Pada umumnya, masalah
– masalah dan kesukaran – kesukaran dalam pembelajaran yang dialami oleh siswa
itu berbeda – beda. Potensi – potensi yang mereka miliki itu tentunya berbeda –
beda, sehingga setiap siswa sebenarnya membutuhkan perhatian yang khusus guna
untuk memenuhi kebutuhannya.
Seorang
guru haruslah jeli dan paham akan kondisi yang seperti ini. Contoh, tidak mungkin seorang guru tersebut menekankan
kepada siswanya untuk harus memahami suatu materi dalam waktu 5 menit, padahal
siswa tersebut mengalami masalah dalam kesulitan belajar.
Contoh
yang lain, misalnya seorang guru olahraga menyuruh untuk siswanya dapat
mengikuti mata pelajaran tentang berlari, sementara siswaya tersebut mengalami
penyakit jantung yag tidak boleh terlalu lelah ataupun terlalu capek. Tentunya
seorang guru tersebut harus memahami dan menyadari akan kesulitan – kesulitan
yang dialami oleh siswanya, dan seorang guru juga perlu menyadari hal – hal apa
yang perlu guru berikan guna melengkapi kebutuhan siswa tersebut.
Selain
itu, dari pemahaman seorang guru terhadap kesukaran – kesukaran yang dialami
dlam pembelajaran, guru tersebut dapat mengetahui pendekatan mana yang akan
digunakan dalam menghadapi siswa – siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Setiap
siswa memiliki karakteristik yang berbeda – beda, sehingga guru harus memahami
bagaimana dan pendekata apa yang akan guru gunakan untuk menghadapi siswa yang
memiliki watak yang berbeda – beda tadi.
Untuk itulah,
seorang guru harus mengetahui dan memahami tentang masalah – masalah dan
kesukaran – kesukran yang ada dalam pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar