Entri Populer

Jumat, 07 November 2014

Jawaban UAS Pedagogi


JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER
PEDAGOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG


 

1.      Contoh implementasi nilai – nilai karakter dalam  pembelajaran adalah ada dua model yang dapat diaplikasikan, pertama, membentuk kebiasaan rutin yang bermuatan nilai – nilai moral. Situasi aktivitas jasmani dan olahraga, sebagaimana dikemukakan di atas, banyak memberikan peluang terjadina perilaku moral. Misalnya, berjabat tangan dengan lawan main sebelum dan setelah bertanding, peduli kepada teman yang ingin mempelajari keterampilan olahraga tertentu dengan cara memberikan mentoring, bekerjasama untu mencapai tujuan (goal), bermain dengan berpegangan pada aturan, menghormati keputusan wasit, dan sebagainya.
Kedua, memberikan reward bagi peserta didik yang menampilkan perilaku bernilai moral. Menanamkan dan membentuk nilai moral memang tidak secapat mengajarkan keterampilan seperti menendang atau memukul bola. Ia membutuhkan proses yang relative panjang, konsisten, dan tidak sekali jadi. Bisa jadi, peserta didik belum sepenuhnya menampilkan perilaku bernilai moral sebagaimana yang kita inginkan. Karena itu, penghargaan tidak harus diberikan ketika peserta didik mengkhiri serangkaian kegiatan, melainkan juga dalam proses menjadi. Penghargaan dapat diberikan dalam berbagai bentuk. Misalnya dalam bentuk sertifikat, stiker, peran tertentu seperti kapten tim, dan sebagainya.
2.      Kasih sayang dan kelembutan perlu didalam pelaksanaan kewibawaan karena jika dilihat dari segi pengertian kasih sayang merupakan pancaran cinta pendidik/ guru kepada peserta didik yang dengan perasaan positif berusaha memenuhi kebutuhan peserta didi, menumbuhkan rasa senang, memberikan kesempatan/ kebebasan diri dan sikap mengendalikan diri. Kasih sayang dan kelembutan merupakan suasana yang menyejukkan dalam hubungan antara pendidik dan peserta didik. Dengan kasih sayang dan kelembutan kedekatan hubungan antara pendidik dan peserta didik aka terjaga dan produktif. Kasih sayang dapat terwujud melalui ketulusan, penghargaan terhadap peserta didik sebagai pribadi, dan pemahaman secara empatik terhadap peserta didik. Perlakukan yang mencerminkan kasih sayang dan kelembutan dari pendidik akan diterima oleh peserta didik sebagai air penyejuk yang dapat menggairahkan kehidupan mereka, khususnya dalam kaitanya dengan kegiatan pendidikan. Perlakuan seperti itu akan secara suka rela mendorong peserta didik memberikan pengakuan dan penghormatan yang wajar dan tinggi kepada pendidik. Oleh sebab itu, untuk pemberian kasih sayang dan kelembutan ini sangat perlu diberikan dalam mewujudkan kewibawaan.
3.      Menurut saya, pelaksanaan kurikulum 2013 dilihat dari segi pendekatan dan penilaian adalah sudah cukup bagus, akan tetapi untuk pelaksanaannya masih kurang terkontrol dan kurang diperhatikan. Belum semua sekolah yang dapat  merealisasikan kurikulum ini di sekolahnya, namun terlihat masih kurangnya penilaian yang dilakukan terhadap kurikulum ini. Beberapa sekolah sudah mulai menggunakan kurikulum 2013, akan tetapi tidak ada pengawasan yang khusus terhadap kurikulum  tersebut, sehingga masih banyak yang simpang siur pendapatnya terhadap kurikulum ini.
Selain itu, guru – guru juga sudah mulai merenapkan pendekatan yang sesuai dengan kurikulum 2013 ini. Seperti standar penilaian yang diharapkan dalam pembelajaran ini adalah dari sikap. Guru yang menggunakan pendekatan sesuai kurikulum ini, sudah mulai menyesuaikan dengan penilaian yang diharapkan dari kurikulum ini, namun seperti yang saya lihat dibeberapa sekolah yang saya observasi pada saat praktek lapangan, guru tersebut banyak yang tidak sepenuh hati untuk menggunakan kurikulum tersebut. banyak guru yang mengeluh dengan terus berubahnya kurikulum yang ada. Terlebih, saat guru – guru mendengar akan isu kurikulum baru yang akan dikeluarkan setelah kurikulum 2013 ini.
4.      Seorang guru perlu mengetahui masalah – masalah dan kesukaran – kesukaran dalam pendidikan pembelajaran dikarenakan seorang guru tersebut tidak mungkin memberikan sebuah materi pelajaran dengan metode atau pendekatan yang diberikan sesuka hatinya. Guru tersebut tidak mungkin memberikan bantua ataupun pengajaran yang sembarangan saja, tanpa mengetahui apa yang dibutuhkan siswanya.
Seorang guru harus mengetahui kebutuhan siswa dalam pembelajaran. Pada umumnya, masalah – masalah dan kesukaran – kesukaran dalam pembelajaran yang dialami oleh siswa itu berbeda – beda. Potensi – potensi yang mereka miliki itu tentunya berbeda – beda, sehingga setiap siswa sebenarnya membutuhkan perhatian yang khusus guna untuk memenuhi kebutuhannya.
Seorang guru haruslah jeli dan paham akan kondisi yang seperti ini. Contoh,  tidak mungkin seorang guru tersebut menekankan kepada siswanya untuk harus memahami suatu materi dalam waktu 5 menit, padahal siswa tersebut mengalami masalah dalam kesulitan belajar.
Contoh yang lain, misalnya seorang guru olahraga menyuruh untuk siswanya dapat mengikuti mata pelajaran tentang berlari, sementara siswaya tersebut mengalami penyakit jantung yag tidak boleh terlalu lelah ataupun terlalu capek. Tentunya seorang guru tersebut harus memahami dan menyadari akan kesulitan – kesulitan yang dialami oleh siswanya, dan seorang guru juga perlu menyadari hal – hal apa yang perlu guru berikan guna melengkapi kebutuhan siswa tersebut.
Selain itu, dari pemahaman seorang guru terhadap kesukaran – kesukaran yang dialami dlam pembelajaran, guru tersebut dapat mengetahui pendekatan mana yang akan digunakan dalam menghadapi siswa – siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda – beda, sehingga guru harus memahami bagaimana dan pendekata apa yang akan guru gunakan untuk menghadapi siswa yang memiliki watak yang berbeda – beda tadi.
Untuk itulah, seorang guru harus mengetahui dan memahami tentang masalah – masalah dan kesukaran – kesukran yang ada dalam pembelajaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar