Entri Populer

Kamis, 06 November 2014

Wawancara dengan klien yang mengalami trauma


TUGAS III

WAWANCARA DENGAN KLIEN YANG MENGALAMI TRAUMA




DOSEN PEMBIMBING:
Drs. Afrizal Sano, M.Pd., Kons






UNP
 










Oleh:
NOPINA S.M HARAHAP
1105575/ 2011













JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014


WAWANCARA DENGAN KLIEN YANG MENGALAMI TRAUMA

Klien               : RJN
Permasalahan  : Trauma setiap berada didalam mobil dalam keadaan miring

RJN adalah seorang mahasiswa Jurusan Seni, Drama, Tari, dan Musik di UNP. Yang mana, RJN mengalami suatu kejadian yang membuat dirinya takut hingga menjadi trauma.
Pada peristiwa itu, RJN pergi bersama keluarga ke Bukittinggi menaniki kendaraan yaitu mobil. Mulanya mobil ini berjalan baik, namun ketika mobil melewati tikungan jalan, mobil ini tidak bisa berjalan mulus melewati tikungan tersebut. Sebelah dari ban mobil masuk ke dalam paret atau banda pinggir jalan, sehingga kondisi mobil hampir miring 30 derajat. RJN yang berada didalam mobil merasa ketakutan dengan peristiwa tersebut, sehingga apabila kondisi yang hampir sama dengan kejadian itu ia akan merasa sangat takut berlebihan karena takut kejadian yang sama akan berulang. Bahkan, apabila jika berada di dalam mobil, dan dalam kondisi sedikit miring baik itu kanan maupun kiri, ia pun akan merasa sangat takut sekali dan merasa kejadian yang sama terjadi kembali. Terlebih kondisinya saat melewati tikungan yang cenderung membuat mobil sedikit miring mengikuti arah tikungan tersebut.
Dari kasus trauma yang dialami oleh RJN ini, bila dianalisis, termasuk pada jenis trauma situasional. Yang mana, traumanya terjadi karena suatu peristiwa atau pun kejadian yang dialami oleh klien sendiri secara langsung.

TRAUMA YANG DIALAMI OLEH DIRI SENDIRI
Klien               : NSM
Permasalahan  : Trauma setiap berada dalam mobil yang sedang melaju
   berpapasan dengan mobil truk/ fuso/ atau mobil besar lainnya

Saya mengalami trauma ini, sewaktu usia saya 13 tahun. Saat itu, saya masih duduk di bangku SMP tepatnya kelas 2. Pada waktu itu, saya bersama – sama dengan keluarga, pergi berlibur ke tempat saudara di sebuah kota yaitu Kota Sosa. Yang mana, jalan menuju kesana jalannya cukup jelek, banyak lobang disana sini alias tidak mulus.
Saat dalam perjalanan, kami yang datang dari arah barat, akan melewati sebuah tikungan yang cukup panjang dan untuk melihat kedepan itu sangat susah untuk melihat apakah ada kendaraan yang datang dari arah yang berlawanan. Saat itu, om saya yang sedang menyetir memberikan tanda berupa membunyikan klakson mobil, untuk memberitahukan kalau ada mobil yaitu kami yang datang dari arah berlawanan. Ternyata, tanda yang diberikan oleh om saya tidak ada sahutan dari arah berlawanan, bahkan jalan tetap hening, diam, tidak ada tanda – tanda mobil yang datang dari arah berlawanan. Om saya pun dengan tenang melaju dengan kecepatan standar untuk melewati tikungan tersebut.
Saat melewati tikungan itu, kami kaget tiba – tiba muncul sebuah truk besar dan panjang berwarna kuning, muncul dari arah berlawanan arah dengan kecepatan yang tidak wajar untuk sebuah tikungan yang cukup panjang itu. Karena kaget dengan kedatangan truk tersebut dari arah yang berlawanan, om saya pun membawa mobil kearah pinggir, yang mana disisi kiri kami itu berupa jurang. Meskipun mobil kami melaju karah pinggir, truk tersebut tidak bisa mengontrol mobilnya sehingga saat kepala  mobil truk itu berhasil melewati tikungan, badan truk atau bagian belakang truk tersebut menyenggol sehingga terjadi gesekan antara mobil kami dengan mobil truk tersebut. Bunyi cukup kuat dan hampir membuat kami terjatuh ke jurang yang berada di sisi kiri kami. Sementara itu, saya yang duduk persis di sisi kanan, dimana sisi yang terjadi gesekan dengan truk tersebut membuat saya sontak teriak dan nyaris pingsan karena saya langsung melihat kejadian tersebut. Awalnya saya memang sudah perkirakan akan terjadi benturan dengan truk tersebut dan ternyata memang terjadi.
Semenjak itu, setiap berada dalam mobil yang sedang melaju kemudian ada mobil truk atau mobil besar lainnya berada di sebelah mobil yag saya naiki, saya cukup merasa gemetar dan takut. Sempat saya melakukan tindakan yang menyakiti orang saat posisi yang sama terjadi kepada saya. Saat itu, saya naik mobil travel yang biasa saya naiki untuk pulang kampung. Mobil itu melaju cukup kencang, setiap lobang, tikungan, atau hambatan jalan lainnya dilaluinya dengan kecepatan yang tinggi. Pada saat itu, kami akan melewati sebuah tikungan juga yang cukup panjang, dan supir itu tetap membawa mobil dengan kecepatan tinggi tadi, karena takut da teringat kejadian yang sama, saya pun menokok kepala supir tersebut dari belakang dan marah – marah kepada supir tersebut. Dan seketika wajah saya menjadi pucat dan gemetaran.
Jika dilihat dari kasus trauma yang saya alami sendiri ini, ini termasuk pada jenis trauma situasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar