Entri Populer

Jumat, 07 November 2014

Analisis Konseling Behavioristik


ANALISIS MASALAH KLIEN BERDASARKAN
KONSELING BEHAVIORISTIK (KONBE)
       I.            Identitas kasus
Nama               : RM
Umur               : 16 tahun
Alamat                        : Di Padang
Pekerjaan         : Pelajar
Jenis kelamin   : Perempuan
    II.            Masalah
Menurunnya prestasi belajar dikarenakan hadiah dari ayahnya tidak sebanyak dia SMP.
 III.            Gambaran masalah
RM adalah siswa di salah satu SMK kota Padang. Dia sekarang duduk di kelas X. Sewaktu SMP dia termasuk siswa yang berprestasi di kelasnya, terbukti juara 1 sebanyak 3 kali diperolehnya selama 3 tahun d SMP. Perhatian orang tuanya pun tidak tanggung-tanggung, apabila anaknya juara dia akan memberikan hadiah berupa: Barang mewah, liburan, dsb. Namun selama RM duduk di bangku SMK dia tidak lagi merasakan penguatan/dukungan dari orang tuanya. Bahkan di semester 1 yang lalu prestasinya menurun karena RM tidak begitu semangat karena menurut RM dia sudah terbiasa dengan tantangan-tantangan berupa hadiah yang diberikan oleh orang tuanya.



 IV.            Sebab tingkah laku salah suai behavioristik
Seseorang mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri (adjustment), hal itu disebabkan karena orang itu telah belajar bertingkah laku yang salah. Di masa yang lampau orang belajar dalam interaksi dengan lingkungannya, lebih¬lebih orang lain (Lingkungan sosial). Dia telah berhadapan dengan sejumlah rangsangan (Stimulus, disingkat S) dan telah bereaksi pula dengan cara tertentu (Response, disingkat R). Cara bereaksi itu lama-kelamaan akan dapat membentuk suatu pola bertingkah laku. yang sesuai dengan situasi kehidupannya pada saat tertentu. Suatu pola bertingkah laku yang dahulu mungkin sesuai, di waktu kemudian dapat tidak sesuai lagi karena situasi kehidupannya telah berubah. Kalau pola berperilaku yang dipelajari dahulu tetap dipertahankan, meskipun situasi kehidupan telah berubah, akan ada kesulitan, alias orang mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri.

    V.            Tujuan konseling
Tujuan konseling menduduki tempat yang sangat penting dan ditentukan oleh konselor dan klien sejak permulaan proses konseling. Menurut Taufik (2009 : 156), tujuan umum adalah menciptakan kondisi-kondisi baru bagi belajar (semua perilaku dipelajari), membantu menolong diri sendiri (self-help), peningkatan keterampilan sosial, dan tujuan membantu klien dalam mengembangkan suatu sistem pengaturan diri (self-management), sehingga klien dapat mengontrol nasibnya (self-control) baik di dalam maupun diluar situasi konseling.


 VI.            Teknik konseling
1.      Memperkuat Tingkah laku:
·         Shaping
·         Behavior Contract
·         Assertive Training

2.      Melemahkan tingkah laku
·         Extinction
·         Reinforcing Incompatible Behavior
·         Relaxation Training
·         Systematic Desensitization
·         Satiation,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar