ANALISIS
MASALAH KLIEN BERDASARKAN
KONSELING
BEHAVIORISTIK (KONBE)
I.
Identitas kasus
Nama
: RM
Umur
: 16 tahun
Alamat : Di Padang
Pekerjaan : Pelajar
Jenis
kelamin : Perempuan
II.
Masalah
Menurunnya prestasi belajar dikarenakan hadiah dari
ayahnya tidak sebanyak dia SMP.
III.
Gambaran masalah
RM adalah siswa di salah satu SMK kota Padang. Dia
sekarang duduk di kelas X. Sewaktu SMP dia termasuk siswa yang berprestasi di
kelasnya, terbukti juara 1 sebanyak 3 kali diperolehnya selama 3 tahun d SMP.
Perhatian orang tuanya pun tidak tanggung-tanggung, apabila anaknya juara dia
akan memberikan hadiah berupa: Barang mewah, liburan, dsb. Namun selama RM
duduk di bangku SMK dia tidak lagi merasakan penguatan/dukungan dari orang
tuanya. Bahkan di semester 1 yang lalu prestasinya menurun karena RM tidak
begitu semangat karena menurut RM dia sudah terbiasa dengan tantangan-tantangan
berupa hadiah yang diberikan oleh orang tuanya.
IV.
Sebab tingkah laku salah suai behavioristik
Seseorang
mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri (adjustment), hal itu disebabkan
karena orang itu telah belajar bertingkah laku yang salah. Di masa yang lampau
orang belajar dalam interaksi dengan lingkungannya, lebih¬lebih orang lain
(Lingkungan sosial). Dia telah berhadapan dengan sejumlah rangsangan (Stimulus,
disingkat S) dan telah bereaksi pula dengan cara tertentu (Response, disingkat
R). Cara bereaksi itu lama-kelamaan akan dapat membentuk suatu pola bertingkah
laku. yang sesuai dengan situasi kehidupannya pada saat tertentu. Suatu pola
bertingkah laku yang dahulu mungkin sesuai, di waktu kemudian dapat tidak
sesuai lagi karena situasi kehidupannya telah berubah. Kalau pola berperilaku
yang dipelajari dahulu tetap dipertahankan, meskipun situasi kehidupan telah
berubah, akan ada kesulitan, alias orang mengalami kesulitan dalam penyesuaian
diri.
V.
Tujuan konseling
Tujuan konseling
menduduki tempat yang sangat penting dan ditentukan oleh konselor dan klien
sejak permulaan proses konseling. Menurut Taufik (2009 : 156), tujuan umum
adalah menciptakan kondisi-kondisi baru bagi belajar (semua perilaku
dipelajari), membantu menolong diri sendiri (self-help), peningkatan keterampilan sosial, dan tujuan membantu
klien dalam mengembangkan suatu sistem pengaturan diri (self-management), sehingga klien dapat mengontrol nasibnya (self-control) baik di dalam maupun
diluar situasi konseling.
VI.
Teknik konseling
1.
Memperkuat
Tingkah laku:
·
Shaping
·
Behavior
Contract
·
Assertive
Training
2.
Melemahkan
tingkah laku
·
Extinction
·
Reinforcing Incompatible Behavior
·
Relaxation Training
·
Systematic Desensitization
·
Satiation,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar