BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Bagi murid guru
merupakan sosok yang sangat mulia, kehadirannya selalu menjadi penerang bagi
semua anak didiknya. Dahulu, profesi guru tidak banyak diminati oleh
masyarakat, mereka lebih tertarik menjadi dokter, tentara maupun pengusaha.
Akan tetapi, dengan
adanya global krisis yang melanda semua negera di dunia, termasuk di Negara
Indonesia, profesi guru menjadi salah satu profesi yang cukup menjanjikan.
Namun dengan perkembangan yang pesat ini seharusnya kulitas guru pun jadi
meningkat kebersamaan dengan naiknya permintaan pasar.
Peran guru beberapa
tahun yang lalu bukan hanya sekedar mengajarkan pengetahuan yang telah dimiliki
sebagai sebuah keahlian tetapi turut mendidik murid menjadi seorang yang
cerdas, sopa santun dan berakhlak mulia.
Menjadi seorang guru,
tidak hanya dituntut mampu mengajar, namun seorang guru juga harus memiliki
pengetahuan dan pemahaman tentang landasan pendidikan. Yang mana, adaya
pemahaman tentang landasan pendidikan ini, dapat membantu guru yang
professional ini lebih mengerti apa sebenarnya tujuan pendidikan, dan untuk apa
pendidikan itu sendiri.
Untuk itu, penulis
disini akan membahas suatu topik yaitu tentang “ Landasan dan Asas – asas
Pendidikan dan Pembelajaran”.
B.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan
makalah ini, yaitu:
1.
Menyelesaikan tugas kuliah pada mata
kuliah Pedagogi
2.
Agar mahasiswa lebih memahami apa saja
yang menjadi landasan pendidikan dan pembelajaran
3.
Agar mahasiswa lebih memahami yang
menjadi asas pendidikan dan pembelajaran
C.
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah
yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
1.
Apa saja yang menjadi landasan dalam
pendidikan dan pembelajaran?
2.
Apa saja yang menjadi asas – asas dalam
pendidikan dan pembelajaran?
BAB II
LANDASAN DAN ASAS – ASAS PENDIDIKAN
DAN PEMBELAJARAN
A.
Landasan
Pendidikan Pembelajaran
Pendidikan sebagai
usaha sadar yang sistematis selalu bertolak dari sejumlah landasan serta
pengindahan sejumlah asas – asas tertentu. Landasan dan asas – asas tersebut
sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan
manusia dan masyarakat bangsa tertentu.
Agar pendidikan
berhasil mewujudkan visi, misi, dan tujuannya sebagai yang telah digariskan
secara efektif dan efisien sesuai jenis, sifat, dan jenjang pendidikan, maka
dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran baik di sekolah, pendidikan
di keluarga maupun pendidikan di masyarakat perlu memperhatikan landasan dasar
dalam melaksanakan aktivitas pendidikan.
Sudomo (dalam Aliasar,
dkk, 2008: 65) landasan pendidikan dan pembelajaran secara sederhana dapat
diartikan sebagai dasar bertumpu atau dasar dalam melakukan analisis kritis
terhadap kaidah – kaidah dan kenyataan (fakta) tentang kebijakan dan praktek
pendidikan.
Adapun landasan dalam
pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
1. Landasan Tauhid/ Spritual
Landasan
ini menurut Aliasar (2008: 66) merupakan landasan utama yang perlu diperhatikan
dalam melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran bagi peserta didik. Landasan tauhid dan spiritual
keagamaan ini menyangkut dengan hakikat manusia sebagai makhlukciptaan Tuhan.
Oleh karena itu, pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan harus mengacu pada
pembentukan kepribadian peserta didik yang sesuai dengan nilai – nilai akidah
dan spiritual keagamaan yaitu menurut ajaran Agama Islam.
2. Landasan Sosial Budaya
Pendidikan
merupakan peristiwa sosial yang berlangsung dalam latar interaksi sosial.
Pendidikan tidak dapat dilepas dari upaya dan proses saling pengaruh
mempengaruhi antara individu yang terlibat didalamnya. Aliansar (2008: 57)
mengatakan bahwa pendidikan tidak akan terjadi tanpa interaksi antar individu,
antara satu generasi dengan generasi yang lainnya, dan bahkan antara satu
kelompok dengan kelompok lainnya.
Oleh
karena itu, pendidikan membawa misi normative, maka keluasan interaksi dibatasi
oleh tata nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Ardhem (dalam
Aliansar, dkk, 2008: 68) mengemukakan secara sosiologis pendidikan perlu
dikembangkan dalam 4 bidang, yaitu:
1) Hubungan
sistem pendidikan dengan berbagai aspek kemasyarakatan, mencakup:
a. Fungsi
pendidikan dalam kebudayaan
b. Hubungan
sistem pendidikan dan proses control sosial dengan sistem kekuasaan yang
menentukan kebijakan pendidikan
c. Fungsi
sistem dalam memelihara dan mendorong proses sosial dan perubahan kebuadayaan
d. Hubungan
pendidikan dengan kelas sosial atau sistem status
e. Fungsionalisasi
sistem pendidikan dalam hubungannya dengan ras, kebudayaan, atau kelompok –
kelompok dalam masyarakat
2) Hubungan
kemanusiaan di sekolah
Sifat kebudayaan
sekolah yang berbeda dengan kebudayaan diluar sekolah. Hal tersebut dikarenakan
peserta didik yang data ke sekolah berasal dari berbagai latar belakang sosial
budaya yang masing – masingnya berbeda.
3) Pengaruh
sekolah terhadap perilaku anggotanya.
Kajian pengaruh
perilaku sekolah terhadap anggotanya ini mencakup:
a. Peranan
sosial guru
b. Sifat
kepribadian guru
c. Pengaruh
kepribadian guru terhadap perilaku peserta didik
4) Interaksi
antar kelompok sosial sekolah dengan kelompok lain dalam komunitasnya
a. Lukisan
tentang komunitas, seperti yang tampak pengaruhnya terhadap organisasi sekolah
b. Analisis
tentang proses pendidikan dalam hubungannya dengan sistem sosial setempat,
c. Faktor
demografi dan ekologi dalam hubungannya dengan organisasi sekolah
3. Landasan Hukum/ Legalitas
Pendidikan
merupakan peristiwa multidimensi, bersangkut paut denga berbagai aspek kehidupan
manusia dan masyarakat. Kebijakan, penyelenggaraan, dan pengembangan pendidikan
dalam masyarakat perlu disalurkan oleh titik tumpu legalistic yang jelas dan
sah.
Aliansar,
dkk (2008: 72) mengatakan dengan landasan legalistic, kebijakan, penyelenggaraan,
dan pengembangan pendidikan dapat terhindar dari berbagai benturan kebutuhan.
Setidaknya dengan landasan legalistic segal hak dan kewajiban pendidika dan
peserta didik dapat terpelihara.
4. Landasan Ilmiah/ Psikologis
Kebutuhan
pendidikan yang mendesak cenderung memaksa pendidik untuk mengadopsi teknologi
dari berbagai bidang teknologi ke dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan
yang berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahua haruslah mendapat
perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan
bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia
yang sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat
mewujudkan fungsinya daam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.
IPTEK
merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang
lebih baik, yang dimulai pada permulaan kehidupan manusia. Lembaga pendidikan,
utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu mengakomodasi dan mengantisipas
perkembangan iptek. Bahan ajar seyogyanya hasil perkembangan IPTEK mutahir.
Baik yang berkaitan dengan hasil perolehan informasi maupun cara memperoleh
informasi itu dan manfaatnya bagi masyarakat (Afid Burhanuddin, 2013)
Selain
itu, psikologi juga menjadi landasan dalam pendidikan. Yang mana pendidikan selalu melibatkan aspek
kejiwaan manusia. Oleh karena itu, landasan psikologis merupakan salah satu
landasan penting dalam pendidikan.
Landasan ini terutama tertuju kepada pemahaman manusia, khususnya
berkenaan dengan proses pembelajaran. Pemahaman terhadap peserta didik,
terutama yang berhubungan dengan aspek kejiwaan, merupakan salah satu kunci
keberhasilan dalam pendidikan.
Salah
satu informasi penting dalam hal pengembangan kepribadian ialah bahwa
kepribadian itu mencakup aspek behavioral dan aspek motivasional. Selain itu,
kepribadian harus dipandang sebagai sistem pskofisik, yakni merupakan kesatuan
antara berbagai keadaan kondisi fisik dengan kondisi rohani yang saling
mempengaruhi yang pada gilirannya menghasilkan pribadi yang utuh.
5. Landasan Fisiologis
Landasan
filosofis ini adalah landasan yang berkaitan dengan makna dan hakikat
pendidikan yang berusaha menelaah masalah – masalah pokok dalam pendidikan dan
pembelajaran, misalnya apakah pendidikan itu, apa hakikat pendidikan, mengapa
pendidikan itu perlu, serta apa sebenarnya tujuan pendidikan itu.
Landasan
filosofis bersumber dari pandangan – pandangan dalam filsafat pendidikan
menyangkut keyakinan terhadap hakikat manusia, keyakinan tentang sumber nilai,
hakikat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran
filsafat yang kita kenal sampai saat ini adalah :
a. Esensialisme
Esensialisme adalah
mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran teoritik atau bahan ajar.
b. Perenialisme
Perenialisme adalah
aliran pendidikan yang mengutamakan bahan ajara konstan (prenial) yakni
kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal
c. Pragmatisme
dan progresifme
Pragmatisme adalah
aliran filsafat yang memandang sega sesuatu dari nilai kegunaan praktis di
bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang menentang
pendidikan tradisional.
d. Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme
adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah/ lembaga pendidikan
sebagai pelopor perubahan masyarakat
Pada
hakikatnya, antara filsafat dan pendidikan terdapat kaitan yang sangat erat.
Aliansar, dkk (2008: 67) mengatakan bahwa filsafat mencoba merumuskan citra
tentang manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra
tersebut.
B. Asas – asas Pendidikan
Asas
pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan
berpikir, baik pada tahap perancang maupun pelaksanan pendidikan. Khusus di
Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberikan arah dalam
merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Diantara asa tersebut adalah Asas
TutWuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan Asas Kemandirian dalam
Belajar (Afid Burhanuddin, 2013).
1. Asas
Tut Wuri Handayani
Asas
Tut Wuri Handayani merupakan inti dari asas 1922 yang menegaskan bahwa setiap
orang mempunyai hak mengatur dirinya dengan mengingat tertibnya persatuan dalam
peri kehidupan umum. Keadaan yang dapat ditemukan dalam pendidikan berkaitan
dengan asas ini antara lain:
a. Peserta
didik mendapat kebebasan dalam memilih pendidikan dan keterampilan yang
diminati semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan yang disediakan sesuai
potensi, bakat, dan kemampuan yang dimiliki.
b. Peserta
didik mendapat kebebasan memilih pendidikan kejuruan yang diminati agar
mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja dan bidang yang diinginkan.
c. Peserta
didik yang memiliki kecerdasan luar biasa mendapat kesempatan untuk memasuki
program pendidikan dan keterampilan yang diminati sesuia dengan gaya dan irama
belajarnya.
d. Peserta
didik yang memiliki keistimewaan atau kekurangan dalam fisik dan mental
memperoleh kesempatan untuk memilih pendidikan dan keterampilan yang sesuai
keadaannya
e. Peserta
didik di daerah terpencil mencapat kesempatan memperoleh pendidikan
keterampilan yagn sesuai dengan kondisi daerahnya.
f. Pesertadidik
dari keluarga tidak mampu mendapatkan kesempatan memperoleh pendidikan dan
keterampilan sesuai dengan minat dan kemampuannya dengan bantuan dari
pemerintah.
2.
Asas Belajar Sepanjang Hayat
Istilah belajar
sepanjang hayat erat kaitannya dengan istilah “Pendidikan Seumur Hidup”. UNESCO
menetapkan suatu definisi kerja yakni pendidikan seumur hidup adalah pendidikan
yang harus:
a.
Meliputi seluruh hidup setiap individu
b.
Mengarah kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan
dan penyempurnaan secara sistematis pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
dapat meningkatkan kondisi hidupnya.
c.
Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri
setiap individu
d.
Meningkatkan kemampuan dan motivasi untuk belajar
mandiri
e.
Mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang
mungkin terjadi termasuk yang formal, non formal dan informal.
Ada 2 misi yang
diemban dalam proses belajar mengajar berdasarkan latar pendidikan seumur hidup yaitu: membelajarkan peserta
didik dengan efisien dan efektif dan berserentak dengan itu, meningkatkan
kemauan dan kemampuan belajar mandiri sebagai basis belajar sepanjang hayat.
3.
Asas Kemandirian dalam Belajar
Dalam kegiatan
belajar mengajar sedini mungkin dikembangkan kemandirian dalam belajar itu
dengan menghindari campur tangan guru, namun guru siap untuk ulur tangan bila
diperlukan.
Perwujudan asas
kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran utama sebagai
fasilitator dan mtifator. Salah satu pendekatan yang memberikan peluang dalam
melatih kemandirian belajar peserta didik adalah sistem CBSA.
Pendidikan
nasional dilaksanakan dengan memperhatikan asas-asas:
1. Asas semesta, menyeluruh dan terpadu
2. Asas pendidikan seumur hidup
3. Asas tanggung jawab bersama antara
keluarga, masyarakat dan pemerintah
4. Asas pendidikan berlangsung dalam
lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat
5. Asas keselarasan dan keterpaduan
dengan Ketahanan Nasional dan Wawasan Nusantara
6. Asas Bhineka Tunggal Ika
7. Asas keselarasan, keserasian dan
keseimbangan
8. Asas manfaat, adil, dan merata
9. Asas ing ngarso sung tuladha,
ing madya mangun karso, tut wuri handayani
10. Asas mobilitas, efisiensi, dan
efektivitas
11. Asas kepastian hukum
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Landasan pendidikan dan
pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai dasar bertumpu atau dasar
dalam melakukan analisis kritis terhadap kaidah – kaidah dan kenyataan (fakta)
tentang kebijakan dan praktek pendidikan.
Agar pendidikan
berhasil mewujudkan visi, misi, dan tujuannya sebagai yang telah digariskan
secara efektif dan efisien sesuai jenis, sifat, dan jenjang pendidikan, maka
dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran baik di sekolah, pendidikan
di keluarga maupun pendidikan di masyarakat perlu memperhatikan landasan dasar
dalam melaksanakan aktivitas pendidikan.
Adapun landasan dalam
pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
1.
Landasan Tauhid/ Spritual
2.
Landasan Sosial Budaya
3.
Landasan Hukum/ Legalitas
4.
Landasan Ilmiah/ Psikologis
5.
Landasan Fisiologis
Sementara asas – asas dalam
pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
1. Asas
Tut Wuri Handayani
2. Asas
Belajar Sepanjang Hayat
3. Asas
Kemandirian dalam Belajar
KEPUSTAKAAN
Afid
Burhanuddin. 2013. Landasan Pendidikan
dan Penerapannya. (online). (http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/08/landasan-pendidikan-dan-penerapannya
, diakses pada 11 Maret 2014 pukul 21:11 WIB)
Aliansar,
dkk. 2008. Bahan Ajar Pedagogik.
Padang: UNP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar