Entri Populer

Jumat, 07 November 2014

Landasan Pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bagi murid guru merupakan sosok yang sangat mulia, kehadirannya selalu menjadi penerang bagi semua anak didiknya. Dahulu, profesi guru tidak banyak diminati oleh masyarakat, mereka lebih tertarik menjadi dokter, tentara maupun pengusaha.
Akan tetapi, dengan adanya global krisis yang melanda semua negera di dunia, termasuk di Negara Indonesia, profesi guru menjadi salah satu profesi yang cukup menjanjikan. Namun dengan perkembangan yang pesat ini seharusnya kulitas guru pun jadi meningkat kebersamaan dengan naiknya permintaan pasar.
Peran guru beberapa tahun yang lalu bukan hanya sekedar mengajarkan pengetahuan yang telah dimiliki sebagai sebuah keahlian tetapi turut mendidik murid menjadi seorang yang cerdas, sopa santun dan berakhlak mulia.
Menjadi seorang guru, tidak hanya dituntut mampu mengajar, namun seorang guru juga harus memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang landasan pendidikan. Yang mana, adaya pemahaman tentang landasan pendidikan ini, dapat membantu guru yang professional ini lebih mengerti apa sebenarnya tujuan pendidikan, dan untuk apa pendidikan itu sendiri.
Untuk itu, penulis disini akan membahas suatu topik yaitu tentang “ Landasan dan Asas – asas Pendidikan dan Pembelajaran”.

B.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
1.      Menyelesaikan tugas kuliah pada mata kuliah Pedagogi
2.      Agar mahasiswa lebih memahami apa saja yang menjadi landasan pendidikan dan pembelajaran
3.      Agar mahasiswa lebih memahami yang menjadi asas pendidikan dan pembelajaran

C.    Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
1.      Apa saja yang menjadi landasan dalam pendidikan dan pembelajaran?
2.      Apa saja yang menjadi asas – asas dalam pendidikan dan pembelajaran?















BAB II
LANDASAN DAN ASAS – ASAS PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN

A.    Landasan Pendidikan Pembelajaran
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis selalu bertolak dari sejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas – asas tertentu. Landasan dan asas – asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu.
Agar pendidikan berhasil mewujudkan visi, misi, dan tujuannya sebagai yang telah digariskan secara efektif dan efisien sesuai jenis, sifat, dan jenjang pendidikan, maka dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran baik di sekolah, pendidikan di keluarga maupun pendidikan di masyarakat perlu memperhatikan landasan dasar dalam melaksanakan aktivitas pendidikan.
Sudomo (dalam Aliasar, dkk, 2008: 65) landasan pendidikan dan pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai dasar bertumpu atau dasar dalam melakukan analisis kritis terhadap kaidah – kaidah dan kenyataan (fakta) tentang kebijakan dan praktek pendidikan.
Adapun landasan dalam pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
1.      Landasan Tauhid/ Spritual
Landasan ini menurut Aliasar (2008: 66) merupakan landasan utama yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran bagi  peserta didik. Landasan tauhid dan spiritual keagamaan ini menyangkut dengan hakikat manusia sebagai makhlukciptaan Tuhan. Oleh karena itu, pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan harus mengacu pada pembentukan kepribadian peserta didik yang sesuai dengan nilai – nilai akidah dan spiritual keagamaan yaitu menurut ajaran Agama Islam.
2.      Landasan Sosial Budaya
Pendidikan merupakan peristiwa sosial yang berlangsung dalam latar interaksi sosial. Pendidikan tidak dapat dilepas dari upaya dan proses saling pengaruh mempengaruhi antara individu yang terlibat didalamnya. Aliansar (2008: 57) mengatakan bahwa pendidikan tidak akan terjadi tanpa interaksi antar individu, antara satu generasi dengan generasi yang lainnya, dan bahkan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.
Oleh karena itu, pendidikan membawa misi normative, maka keluasan interaksi dibatasi oleh tata nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Ardhem (dalam Aliansar, dkk, 2008: 68) mengemukakan secara sosiologis pendidikan perlu dikembangkan dalam 4 bidang, yaitu:
1)      Hubungan sistem pendidikan dengan berbagai aspek kemasyarakatan, mencakup:
a.       Fungsi pendidikan dalam kebudayaan
b.      Hubungan sistem pendidikan dan proses control sosial dengan sistem kekuasaan yang menentukan kebijakan pendidikan
c.       Fungsi sistem dalam memelihara dan mendorong proses sosial dan perubahan kebuadayaan
d.      Hubungan pendidikan dengan kelas sosial atau sistem status
e.       Fungsionalisasi sistem pendidikan dalam hubungannya dengan ras, kebudayaan, atau kelompok – kelompok dalam masyarakat
2)      Hubungan kemanusiaan di sekolah
Sifat kebudayaan sekolah yang berbeda dengan kebudayaan diluar sekolah. Hal tersebut dikarenakan peserta didik yang data ke sekolah berasal dari berbagai latar belakang sosial budaya yang masing – masingnya berbeda.
3)      Pengaruh sekolah terhadap perilaku anggotanya.
Kajian pengaruh perilaku sekolah terhadap anggotanya ini mencakup:
a.       Peranan sosial guru
b.      Sifat kepribadian guru
c.       Pengaruh kepribadian guru terhadap perilaku peserta didik
4)      Interaksi antar kelompok sosial sekolah dengan kelompok lain dalam komunitasnya
a.       Lukisan tentang komunitas, seperti yang tampak pengaruhnya terhadap organisasi sekolah
b.      Analisis tentang proses pendidikan dalam hubungannya dengan sistem sosial setempat,
c.       Faktor demografi dan ekologi dalam hubungannya dengan organisasi sekolah
3.      Landasan Hukum/ Legalitas
Pendidikan merupakan peristiwa multidimensi, bersangkut paut denga berbagai aspek kehidupan manusia dan masyarakat. Kebijakan, penyelenggaraan, dan pengembangan pendidikan dalam masyarakat perlu disalurkan oleh titik tumpu legalistic yang jelas dan sah.
Aliansar, dkk (2008: 72) mengatakan dengan landasan legalistic, kebijakan, penyelenggaraan, dan pengembangan pendidikan dapat terhindar dari berbagai benturan kebutuhan. Setidaknya dengan landasan legalistic segal hak dan kewajiban pendidika dan peserta didik dapat terpelihara.
4.      Landasan Ilmiah/ Psikologis
Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa pendidik untuk mengadopsi teknologi dari berbagai bidang teknologi ke dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahua haruslah mendapat perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya daam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.
IPTEK merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang dimulai pada permulaan kehidupan manusia. Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu mengakomodasi dan mengantisipas perkembangan iptek. Bahan ajar seyogyanya hasil perkembangan IPTEK mutahir. Baik yang berkaitan dengan hasil perolehan informasi maupun cara memperoleh informasi itu dan manfaatnya bagi masyarakat (Afid Burhanuddin, 2013)
Selain itu, psikologi juga menjadi landasan dalam pendidikan.  Yang mana pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia. Oleh karena itu, landasan psikologis merupakan salah satu landasan penting dalam pendidikan.  Landasan ini terutama tertuju kepada pemahaman manusia, khususnya berkenaan dengan proses pembelajaran. Pemahaman terhadap peserta didik, terutama yang berhubungan dengan aspek kejiwaan, merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam pendidikan.
Salah satu informasi penting dalam hal pengembangan kepribadian ialah bahwa kepribadian itu mencakup aspek behavioral dan aspek motivasional. Selain itu, kepribadian harus dipandang sebagai sistem pskofisik, yakni merupakan kesatuan antara berbagai keadaan kondisi fisik dengan kondisi rohani yang saling mempengaruhi yang pada gilirannya menghasilkan pribadi yang utuh.
5.      Landasan Fisiologis
Landasan filosofis ini adalah landasan yang berkaitan dengan makna dan hakikat pendidikan yang berusaha menelaah masalah – masalah pokok dalam pendidikan dan pembelajaran, misalnya apakah pendidikan itu, apa hakikat pendidikan, mengapa pendidikan itu perlu, serta apa sebenarnya tujuan pendidikan itu.
Landasan filosofis bersumber dari pandangan – pandangan dalam filsafat pendidikan menyangkut keyakinan terhadap hakikat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakikat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal sampai saat ini adalah :
a.       Esensialisme
Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran teoritik atau bahan ajar.
b.      Perenialisme
Perenialisme adalah aliran pendidikan yang mengutamakan bahan ajara konstan (prenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal
c.       Pragmatisme dan progresifme
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang memandang sega sesuatu dari nilai kegunaan praktis di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan tradisional.
d.      Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah/ lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat
Pada hakikatnya, antara filsafat dan pendidikan terdapat kaitan yang sangat erat. Aliansar, dkk (2008: 67) mengatakan bahwa filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra tersebut.

B.     Asas – asas Pendidikan
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancang maupun pelaksanan pendidikan. Khusus di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberikan arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Diantara asa tersebut adalah Asas TutWuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan Asas Kemandirian dalam Belajar (Afid Burhanuddin, 2013).
1.      Asas Tut Wuri Handayani
Asas Tut Wuri Handayani merupakan inti dari asas 1922 yang menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya dengan mengingat tertibnya persatuan dalam peri kehidupan umum. Keadaan yang dapat ditemukan dalam pendidikan berkaitan dengan asas ini antara lain:
a.       Peserta didik mendapat kebebasan dalam memilih pendidikan dan keterampilan yang diminati semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan yang disediakan sesuai potensi, bakat, dan kemampuan yang dimiliki.
b.      Peserta didik mendapat kebebasan memilih pendidikan kejuruan yang diminati agar mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja dan bidang yang diinginkan.
c.       Peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa mendapat kesempatan untuk memasuki program pendidikan dan keterampilan yang diminati sesuia dengan gaya dan irama belajarnya.
d.      Peserta didik yang memiliki keistimewaan atau kekurangan dalam fisik dan mental memperoleh kesempatan untuk memilih pendidikan dan keterampilan yang sesuai keadaannya
e.       Peserta didik di daerah terpencil mencapat kesempatan memperoleh pendidikan keterampilan yagn sesuai dengan kondisi daerahnya.
f.       Pesertadidik dari keluarga tidak mampu mendapatkan kesempatan memperoleh pendidikan dan keterampilan sesuai dengan minat dan kemampuannya dengan bantuan dari pemerintah.
2.      Asas Belajar Sepanjang Hayat
Istilah belajar sepanjang hayat erat kaitannya dengan istilah “Pendidikan Seumur Hidup”. UNESCO menetapkan suatu definisi kerja yakni pendidikan seumur hidup adalah pendidikan yang harus:
a.       Meliputi seluruh hidup setiap individu
b.      Mengarah kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan dan penyempurnaan secara sistematis pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya.
c.       Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri setiap individu
d.      Meningkatkan kemampuan dan motivasi untuk belajar mandiri
e.       Mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi termasuk yang formal, non formal dan informal.
Ada 2 misi yang diemban dalam proses belajar mengajar berdasarkan latar pendidikan  seumur hidup yaitu: membelajarkan peserta didik dengan efisien dan efektif dan berserentak dengan itu, meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mandiri sebagai basis belajar sepanjang hayat.
3.      Asas Kemandirian dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar sedini mungkin dikembangkan kemandirian dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru siap untuk ulur tangan bila diperlukan.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam peran utama sebagai fasilitator dan mtifator. Salah satu pendekatan yang memberikan peluang dalam melatih kemandirian belajar peserta didik adalah sistem CBSA.
Pendidikan nasional dilaksanakan dengan memperhatikan asas-asas:
1.      Asas semesta, menyeluruh dan terpadu
2.      Asas pendidikan seumur hidup
3.      Asas tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah
4.      Asas pendidikan berlangsung dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat
5.      Asas keselarasan dan keterpaduan dengan Ketahanan Nasional dan Wawasan Nusantara
6.      Asas Bhineka Tunggal Ika
7.      Asas keselarasan, keserasian dan keseimbangan
8.      Asas manfaat, adil, dan merata
9.      Asas ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karso, tut wuri handayani
10.  Asas mobilitas, efisiensi, dan efektivitas
11.  Asas kepastian hukum
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Landasan pendidikan dan pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai dasar bertumpu atau dasar dalam melakukan analisis kritis terhadap kaidah – kaidah dan kenyataan (fakta) tentang kebijakan dan praktek pendidikan.
Agar pendidikan berhasil mewujudkan visi, misi, dan tujuannya sebagai yang telah digariskan secara efektif dan efisien sesuai jenis, sifat, dan jenjang pendidikan, maka dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran baik di sekolah, pendidikan di keluarga maupun pendidikan di masyarakat perlu memperhatikan landasan dasar dalam melaksanakan aktivitas pendidikan.
Adapun landasan dalam pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
1.      Landasan Tauhid/ Spritual
2.      Landasan Sosial Budaya
3.      Landasan Hukum/ Legalitas
4.      Landasan Ilmiah/ Psikologis
5.      Landasan Fisiologis
Sementara asas – asas dalam pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
1.      Asas Tut Wuri Handayani
2.      Asas Belajar Sepanjang Hayat
3.      Asas Kemandirian dalam Belajar







KEPUSTAKAAN


Afid Burhanuddin. 2013. Landasan Pendidikan dan Penerapannya. (online). (http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/08/landasan-pendidikan-dan-penerapannya , diakses pada 11 Maret 2014 pukul 21:11 WIB) 
Aliansar, dkk. 2008. Bahan Ajar Pedagogik. Padang: UNP




Tidak ada komentar:

Posting Komentar