Entri Populer

Kamis, 06 November 2014

Wawancara Anak Jalanan


TUGAS IV
KONSELING POPULASI KHUSUS
“WAWANCARA ANAK JALANAN”

logo 2.jpg

Dosen Pembina Mata Kuliah
Drs. Afrizal Sano. M.Pd., Kons


Disusun Oleh :
Rycee Diana Putri              1100523
Nopina S.M Harahap        1105575
Gusti Rahayu                     1100506


JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSTAS NEGERI PADANG
2014
HASIL WAWANCARA ANAK JALANAN

A.    IDENTITAS ANJAL:
1.      Nama                                       : Rizki Arif
2.      Panggilan                                : Udin
3.      Tempat/ tanggal lahir              : Padang, 17 Juli 2002
4.      Alamat                                                : Dadok tunggul hitam
5.      Hubungan dengan orang tua   : Orang tua angkat
6.      Aktivitas sehari – hari             : Pengemis

B.     HASIL WAWANCARA

U adalah seorang anak yang berasal dari keluarga yang biasa saja. U adalah seorang anak yatim piatu, yang mana kedua orang tua U meninggal saat U duduk di kelas 2 SD. Setelah kedua orang tuanya meninggal, U diangkat oleh sebuah keluarga kecil yang tidak lain juga masih memiliki hubungan keluarga dengan U.
Keluarga yang mengangkat U adalah keluarga yang mengurus U hingga sekarang. Semenjak ikut dengan orang tua angkatnya, U tidak pernah melanjutkan kembali sekolahnya. IR yaitu orang tua angkat U bekerja sebagai pemulung. Perekonomian yang begitu sulit bagi keluarga U, akhirnya melibatkan U untuk ikut mencari nafkah. U pun mencari nafkah dengan meminta – minta uang kepada orang – orang atau yang disebut dengan pengemis.
Dalam menjalani pekerjaan sehari – hari sebagai pengemis, U biasanya berkeliling dalam mencari uang, mulai dari UNP tepatnya FBS, FE, FT, dan Masjid Al – Azhar, Jati, Pasar Raya, dan tempat – tempat ramai lainnya. Dalam sehari U dapat menghasilkan uang Rp. 50.000- hingga Rp. 150.000,- perharinya. Jika ramai bisa hingga Rp.150.000,- keatas.
Dalam mencari nafkah dengan bekerja sebagai pengemis, hasil yang diperolehnya  selalu disetorkannya sebagian kepada orang tua angkatnya yaitu IR.
U yang seharusnya masih duduk dibangku sekolah, saat diwawancarai U mengaku bahwa ia lebih suka menjadi seorang pengemis dari pada bersekolah, bahkan ia pun sama sekali tidak ingin kembali duduk di bangku sekolah. Menurutnya, lebih asyik menjadi pengemis karena bisa menghasilkan banyak uang, minimal seharinya bisa menghasil Rp. 50.000,-.
Dalam kesehariannya, U cerita bahwa ia senang bergaul dengan teman – temannya tempat ia bekerja. Ia bisa bergaul dengan baik dan dapat diterima dengan baik oleh sekelilingnya, karena U tidak suka memilih – milih teman dalam bergaul. Selain itu dalam kesehariannya, sepulang bekerja sebagai pengemis, U bermain dengan anak – anak lainnya seperti bermain game di warnet.
Sebagai pengemis, U mengalami berbagai suka duka. Namun, ia tetap menyenangi pekerjaannya sebagai pengemis. Selama ia bekerja, suka yang ia dapat adalah ia mudah mendapatkan uang dari orang karena dari segi penampilan ia sangat meyakinkan seperti orang yang tidak mampu dan kekurangan dan suka lainnya yaitu bisa mendapatkan uang lebih jika berada ditempat yang ramai.
Sementara untuk duka yang ia dapat juga ada, meskipun ia tidak terlalu memikirkan hal ini, tapi duka ini menjadi pengalamn bagi U salami menjadi pengemis. Dalam bekerja sebagai pengemis, ternyata terdapat persaingan antar sesama pengemis. Seperti waktu ia sedang mengemis di masjid Al – Azhar UNP, pada jam jamaah pulang shalat, ia berdiri dekat pintu masuk masjid, mengharapkan agar orang lain dapat memberikannya uang. Namun, ternyata pengemis lain yang usianya lebih tua dari U mengusir U agar pindah tempat, karena menurutnya masjid Al – Azhar itu adalah wilayah tempat ia mengemis.  
Selain itu, ketika ia sedang bekerja di wilayah pasar raya, ia juga sering mendapatkan duka, yaitu dimana para preman liar dipasar raya sering memalak (palak) uang milik U yang merupakan hasil kerja U. Akan tetapi, karena U hanya sebagai seorang pengemis kecil hanya bisa menurut kepada preman – preman yag memalak dirinya.
Sehingga, dari hasil dengan anak jalanan yang berprofesi sebagai pengemis tersebut dapat dikategorikan sebagai children on the street.

     

2 komentar: